Bernard Davino

259 50 1
                                    

Arlene sedang memakai baju yang sudah diberikan oleh Juan untuk mengganti seragamnya yang basah. Arlene bersyukur, berkat hoodie hitam milik Juan yang ia pakai, air hujan hanya sampai membasahi seragamnya saja. Tetapi tetap saja baju dalamnya sedikit lepek.

Arlene selalu memakai kaos polos di dalam seragamnya. Tidak tahu, Arlene merasa tidak nyaman saja kalau hanya memakai seragam langsung.

Arlene memakai kaos dan jogger milik Juan. Arlene berasumsi ini pakaian terkecil milik Juan, karena jika ia bandingkan ukurannya tidak pas untuk badan Juan.

Tetapi tetap saja itu semua kebesaran di badan Arlene. Juan kan seperti buto ijo. Untuk jogger Arlene masih bisa mengakalinya dengan cara menggulungnya, tapi untuk kaos, benar-benar kebesaran!

Arlene keluar dari kamar dengan rambut basah dan mencari Juan. Pas sekali Juan habis keluar kamar. Ternyata kamar Juan tepat di sebelah kamar tamu yang Arlene pakai.

"Jelek!" Arlene memanggil Juan. Juan menoleh.

"Bajunya gede banget, lo gak ada yang laen?" Arlene menahan kerah kaos agar tidak melorot kemana-mana.

"Gak ada. Itu udah paling kecil" Juan meneliti penampilan Arlene. Yah, memang kaos yang Arlene pakai hampir sampai ke lutut.

"Lo gak ada hoodie? Gue mending pake hoodie! Kerahnya gak leber-leber" Arlene menunjukkan tangannya yang sedang menahan kerah kaos.

"Yaudah bentar" Juan kembali masuk ke dalam kamarnya.

Beberapa detik setelahnya, Juan kembali pada Arlene. Menyodorkan hoodie berwarna navy blue pada Arlene.

"Oke thanks ya jelek" Arlene meninggalkan Juan ke kamarnya.

"Nanti ke bawah aja, sekalian nunggu ujan reda" Ujar Juan.

***

Juan sedang duduk di sofa ruang tamunya. Menunggu Arlene yang sedang mengganti pakaiannya.

Tak lama kemudian, cewek itu muncul dari arah tangga rumah Juan.

"Jelek, hoodie lu gombrong banget tapi ya enak sih" Arlene menunjukkan hoodie navy blue milik Juan yang terlihat oversized di tubuh Arlene.

"Anjir cute" Juan tak berkedip. Aw.

"Oh iya ujannya masi deres Juan. Gue kabarin rumah dulu pulang telat"

"Yah batre gue abis, pinjem charger dong"

"Juan" Juan tak merespon, ia masih tak berkedip melihat Arlene dengan oversized hoodie seperti itu.

"Jelek!"

"Hah?" Juan baru menyadari Arlene berbicara dengan Juan.

"Charger jelek, budeg, bolot" Arlene menyentil telinga Juan.

"Oh bentaran" Juan buru-buru mengambil charger di kamarnya. Itu alibi, sebenarnya Juan udah blushing-blushing karena lihat Arlene yang kyuti-kyuti.

"Ah anjir dia kenapa kecil banget sih" gumam Juan.

"Kan jadi oversized gitu, kan, kan, kan jadinya..."

"..kyut" Juan tambah blushing dengan kata-katanya sendiri.

"Anjir apaan sih" Juan menampar pipinya sendiri.

Juan keluar dari kamarnya setelah mendapatkan charger yang Arlene minta.

"Nih" Juan menyodorkan charger pada Arlene, tanpa menatapnya. Walau Juan sangat ingin melihat ke-kyut-an seorang Arlene Yurika. Tapi Juan harus stay cool.

Jurlene | lucas x jisoo [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang