Juan dan Arlene tiba di lahan parkir sebuah Pet shop besar di Kota mereka. Arlene belum pernah datang ke Pet shop. Jadi dia cukup terpukau dan penasaran dengan isi dari sebuah petshop.
"Gede banget ya jelek" Ujar Arlene yang memandangi dinding tinggi bangunan Pet shop.
"Gue cari-cari info katanya disini yang bagus" Juan mengunci mobilnya.
Juan dan Arlene berjalan memasuki bangunan Petshop. Petshop ini memiliki dua lantai.
Lantai pertama berisi perlengkapan dan kebutuhan hewan peliharaan. Sementara lantai dua adalah tempat perawatan dan juga klinik untuk hewan.
Tempatnya bagus dan cukup nyaman untuk ukuran Petshop. Arlene jadi gemas sendiri melihat barang-barang di dalam petshop.
Juan mencari-cari sebuah makanan anjing yang ia sudah cari di internet. Makanan anjing yang paling bagus. Supaya Bernard sehat kata Juan.
Sementara Arlene sibuk di tempat mainan hewan, Juan mengambil troli dan memasukkan sekarung makanan anjing ke dalam trolinya.
Setelah itu Juan mencari barang kebutuhan Bernard yang lain. Juan menghampiri Arlene terlebih dahulu agar mereka tidak kebingungan mencari satu sama lain nanti.
"Woi jelek, gue mau cari barang lain. Ikut gak lo?" Tanya Juan.
"Ikut Ikut " Jawab Arlene.
Juan mendorong troli berisi sekarung makanan anjing. Sementara Arlene mengekor di belakangnya. Oh, Juan terlihat seperti sedang membawa anaknya ke supermarket.
"Heh"
"Jalan barengan sini. Emang gue bapak lo jalan di depan sendiri" Protes Juan.
Arlene cengar cengir. Ia sibuk melihat-lihat barang di dalam petshop. Ia tak menyangka sebuah Petshop akan semenyenangkan ini.
"Juan!" Panggil Arlene antusias.
"Kalo lo mau kesini lagi ajak ajak gue ya" Arlene tersenyum menampakkan giginya yang rapi dan bersih.
Juan mengangguk. Arlene jadi persis seperti anak kecil.
***
Juan memberikan sejumlah uang pada kasir sebuah kios minuman. Juan dan Arlene sudah selesai dengan urusan perpetshopan mereka.
Cuaca sangat cerah hari ini. Arlene jadi 2 kali lebih haus dari biasanya. Jadi ia meminta pada Juan untuk membeli minuman dulu. Dan mereka berhenti pada sebuah kios minuman di pinggir jalan.
"Eh jelek" Juan memandangi Arlene yang menyedot minumannya.
"Hah?" Arlene menoleh pada Juan yang memanggilnya.
"Dipanggil jelek kok nengok. Jelek kan lo?" Juan memulai peperangan.
"Juan"
"Lo tau asu gak?" Arlene memasang wajah datar.
Juan jadi ingin tertawa.
Mereka terdiam setelah itu, bingung ingin membicarakan apa. Akhirnya, Juan sibuk memikirkan tentang band sekolah dan juga Bernard. Sementara Arlene masih memusingkan bagaimana caranya jujur pada Juan.
Arlene pusing, mau jujur saja seperti ingin menyatakan cinta. Habisnya Arlene takut kalau Juan marah besar. Kan gawat kalau Arlene tidak ada rekan beradu bacot.
Sebenarnya Arlene sangat khawatir bukan karena apa. Karena Arlene sadar masalah kali ini adalah murni 100% kebodohannya. Mau bohong dan beralasan pun ia akan semakin terlihat bodoh dan pengecut nanti.
Semakin memikirkan cara jujur pada Juan. Pikiran Arlene jadi bercabang kemana-mana. Ia jadi mulai menerka-nerka segala hal tentang Juan.
Mulai dari Juan kalau tidur jam berapa. Apakah Juan jika makan bubur diaduk atau tidak. Warna yang Juan sukai. Sampai merk odol milik Juan pun Arlene pertanyakan di pikirannya sendiri. Arlene memang sangat random.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurlene | lucas x jisoo [REVISI]
Teen FictionJuan Davino, ganteng, siswa berprestasi, dengan attitude yang paling baik, dengan segala kesultanannya tiba-tiba ditempatkan sebangku dengan cewek slebor. Arlene Yurika, charming rebel yang kerjaannya tidur di kelas. Ditempatkan sebangku dengan manu...