"Len!" Giorgio memanggil Arlene yang baru saja keluar dari kantin. Ia menghampiri Arlene yang sedang menuruni tangga kantin.
"Len, hari ini bocah ada acara di rumah gue. Lo ikut ya" Ujar Gio.
"Acara apaan?" Tanya Arlene.
"Sweet seventeen si Nath" Jawab Gio.
"Oh yaudah, jam berapa?" Tanya Arlene lagi.
"Biasalah, jam 8 sampe 'selesai' haha" Gio terkekeh.
"Sampe selesai itu berati gak pulang sampe besok" Arlene meninju kecil perut Gio. Gio menahan tangan Arlene.
"Ya biasanya juga gitu" Ujar Gio.
"Jangan lupa dateng ya Len. Bocah pada kangen" Gio mengelus pucuk kepala Arlene sebelum ia pergi.
Arlene mengangguk dan menatap Giorgio yang berjalan menjauh. Sebenarnya akhir-akhir ini Arlene sedang malas sekali main keluar. Itu kenapa dia sudah jarang bertemu teman- teman se gengnya di luar sekolah.
Giorgio tidak lulus tahun lalu, karena ia ketahuan balapan liar dan hampir membunuh orang saat di diskotik. Arlene tidak heran sih, Giorgio memang cowok yang arogan dan tidak segan-segan membunuh jika ia diusik.
Sejak kapan hidup Arlene menjadi banyak masalah dan tuntutan seperti ini? Pertama masalah Art Event, kedua masalah hoodie Juan, dan sekarang dengan teman-teman gengnya.
Tapi Arlene manusia santuy, ia tidak begitu memikirkan masalah. Baginya, selama ia masih bisa bernapas tenang, berarti masalahnya tidak serius. Dasar Arlene.
Arlene menemukan Nathania yang sedang berbicara dengan Juan di depan kelasnya. Arlene sudah tidak heran, Nath kan memang suka sama Juan. Waktu Nath tahu bahwa Arlene ternyata teman sebangku Juan. Nath langsung mengomel-omel pada Arlene seolah-olah Arlene akan merebut Juan darinya. Nath kalau sudah bucin memang menyebalkan. Tapi Arlene mengerti.
Arlene berhenti di tempat Juan dan Nath sedang mengobrol. Ia memandangi Nath.
"Ah, jangan lupa nanti malem ya baby!" Nath berjalan dengan senyum sinisnya pada Arlene.
"Apaan sih ni orang" Arlene yang disinisi merasa bingung.
Juan bersandar pada dinding kelas. Menatap Arlene yang memegang botol air mineral di hadapannya.
"Ngomongin apaan lo sama cabe?" Tanya Arlene to the point.
"Cabe?" Juan yang tidak tahu permasalahan antara Nathania dan Arlene jadi bingung. Cabe?
"Itu yang barusan ngobrol sama lo. Yang sinis sama gue" Ujar Arlene.
"Oh Nath, dia nyuruh gue dateng ke ultahnya ntar malem" Juan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Oh. Yaudah gue masuk duluan" Arlene meninggalkan Juan.
"Bentar" Ujar Juan. Arlene menoleh pada Juan yang menahan tangannya.
"Kok lo panggil dia cabe? Kenapa?" Tanya Juan yang penasaran.
Arlene tersenyum. Juan benar-benar tidak tahu apapun.
"Karena lo" Arlene tersenyum dan masuk ke dalam kelas meninggalkan Juan yang kebingungan.
"Gara-gara gue?" Juan sibuk menerka-nerka.
***
Arlene memainkan sebuah games di ponselnya. Semacam games pengasah otak. Arlene lebih suka games yang membuat otak bekerja dibanding yang hanya membuat kesal dan emosi, alias buang-buang waktu dan tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurlene | lucas x jisoo [REVISI]
Teen FictionJuan Davino, ganteng, siswa berprestasi, dengan attitude yang paling baik, dengan segala kesultanannya tiba-tiba ditempatkan sebangku dengan cewek slebor. Arlene Yurika, charming rebel yang kerjaannya tidur di kelas. Ditempatkan sebangku dengan manu...