Mengatur masa depan (2)

354 83 1
                                    

(Y/n) pernah menghadapi situasi ini. Namun, lain cerita jika gadis ini tengah dilanda penat akibat insiden kemarin yang mengakibatkan kinerja otaknya terhambat. Baiklah, mari lakukan dengan santai tanpa perlu ikut campur tangan. Tetapi bagaimana? Bahkan sekarang gadis berusia lima abad itu tengah berfikir keras agar tidak masuk tiba-tiba dan menghentikan pembicaraan ketiga remaja itu.

"Aihhh kumaha ieu teh?!" Tanya (y/n) pada dirinya sendiri.

Haruskah masuk? Atau diam saja di balik jendela dan membiarkan Midoria yang menjelaskan? Oh tidak, tidak akan! Walau (y/n) fans berat Midoria, namun untuk bagian ini (y/n) tidak mengizinkan remaja itu menjelaskan siapa dirinya.

Srekkk!

"Halo para pasien!"

Dengan demikian, (y/n) membuka jendela rumah sakit walau tahu akan konsekuensi yang harus dihadapinya. Toh, bukan masalah jika sekaranglah ia membuka jati diri. Terlebih sebentar lagi akan terjadinya masalah lebih besar dan mau atau tidak, (y/n) harus membeberkan identitasnya pada teman sekelasnya.

Merepotkan? Sangat. Bahkan sempat gadis berjulukan gila ini tengah bergulat dengan batinnya, dan apa yang dipergulatkan? Tentu saja situasi sekarang. Apakah dirinya harus masuk atau pergi ketempat ayahnya yang tengah dilanda kegugupan diantara banyaknya kamera. Dan tentu saja pilihannya jatuh pada, ikut campur dalam kumpulan trio biang onar dan tidak membantu ayah dalam jumpa pers.

Sungguh anak yang tidak berbakti dan tak patut ditiru. Baiklah, mari kembali pada situasi sekarang.

"K-kau!" Ucap Iida dengan wajah terkejut.

Bukan hanya dia, tapi kedua temannya, yaitu Todoroki dan Midoria pun ikut terkejut karena kemunculan tiba-tiba dari sosok yang semalam membantu mereka. Dengan santainya ia berjalan  lalu duduk di atas kasur Midoria dan menyilang kaki.

"Baiklah. Mari kita mulai sensi tanya jawab untuk ku, Toshinori (y/n)" kata (y/n) dengan wajah cerah, walaupun dibaliknya terdapat awan mendung.

Mereka bertiga terdiam. Mereka terdiam karena sedang berfikir maksud dan tujuannya (y/n) yang datang tiba-tiba. Terlebih gadis ini masuk lewat jendela seperti maling yang mengakibatkan Todoroki hampir mengeluarkan quirk nya, karena takut jika yang masuk adalah villain. Oh bukan hal itu saja, tapi mereka sangatlah yakin jika di jendela tidak ada siapapun, dan yang ada hanyalah pohon, serta langit biru. Lalu, dari mana munculnya gadis itu?

Baiklah, lupakan masalah itu. Selagi sosok dihadapan mereka ini tidak berbahaya dan mereka juga mengenal nama gadis itu, bukankah bagus untuk melemparkan pertanyaan yang sudah menumpuk ini?

"Apa kau anak sekolah UA? Kalau tidak salah, kau pemenang pertama di ujian masuk. Benar kan?" Tanya Iida yang sudah dipastikan ia penasaran akan sosok gadis di samping temannya itu.

"Ting! Kau benar! Selamat Iida-san!" (Y/n) menjawab sembari berjalan dan menepuk tangan Iida. Sang empun yang ditepuk merasa nyeri akibat lukanya mendapat sapaan hangat dari tangan si gadis berkepang panjang itu. Apakah (y/n) tidak tahu jika gips tangan itu terlihat jelas di kedua tangan Iida, yang pasti dia tahu namun tetap menepuk. Kenapa? Entahlah, hanya iseng.

"Ahahahhaha, sakit ya? Maaf maaf" dengan watadosnya, (y/n) berjalan kembali ke sisi Midoria dan duduk di kasur si lelaki brokoli. Sementara Todoroki yang menyaksikan hanya bisa memasang wajah cengo sekaligus terkejut.

"Kau benar, Iida. Aku adalah si peringkat pertama, dan sekaligus teman sekelas kalian. Ini baru pertama kalinya aku menunjukan wajah asli ku" ucap (y/n) yang mendapati ke dua wajah terkoejoed.

"Jadi, dikelas kita ada dua puluh dua murid?" Tanya Todoroki pada (y/n).

"Bukan, dispenser. Aku adalah (s/n), dan nama asli ku adalah Toshinori (y/n)" jelas (y/n) tanpa memudarkan senyumnya.

Last or not?:( BnHA x Reader x OC ) {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang