Mengatur masa depan (1)

831 137 18
                                    

Plak!

"Izuku-kun, urusai"

Bukan tanpa sebab (y/n) menampar remaja brokoli itu. Selama satu menit, Midoriya berteriak terkejut karena penampakan mayat kakek-kakek atau lebih tepatnya bukanlah mayat, melainkan orang tua itu hanya pingsan akibat terjatuh dan membuat makanan yang dibawa tumpah.

'untung gua istri penyabar' batin (y/n) sembari mengelus dada.

(Y/n) membantu kakek itu berdiri dengan cara mengangkat tubuh kakek itu dengan satu tangan.

"Aku berniat menuangkan saus tomat ke sosisnya, tapi aku malah tersandung" jelas kakek itu yang bernama Gran Torino.

Mengangguk paham sebagai jawaban, lalu (y/n) menggendong kakek itu ke kursi meja makan.

"Kenapa kau semakin tua saja, apa obat yang ku berikan tidak diminum?" Tanya (y/n) setelah mendudukan Torino.

Tangan kiri yang menenteng makanan ditaruhnya di meja, (y/n) mengeluarkan berbagai kue serta Frozen food lalu merapihkan kekacauan yang dibuat Torino.

Sementara Midoriya. Pemuda itu tengah mencerna kejadian barusan, beberapa detik kemudian dia baru sadar dan berniat menelepon All Might.

Setelah menatap makanan dimeja, (y/n) menghampiri Torino yang entah sejak kapan sudah berada di dekat koper Midoriya, gadis tersebut mendekati Torino dan berniat memberi salam dengan benar, tapi hal tidak terduga membuat niat baiknya menjadi batal.

"Daretta kimi wa?"

"...."

Entah sebesar apa dosa (y/n) sampai manusia tua dihadapannya ini selalu melupakannya. Ini bukan pertemuan pertama kali, namun mengapa Torino selalu lupa dengan (y/n)? Padahal dirinya sudah berbaik hati memberikan obat stamina serta kapsul vitamin, agar tubuh bakotan ini bisa beraktivitas lebih leluasa.

"Aing maung" jawab (y/n) dengan senyum lebar sampai menonjolkan urat-urat.

****

Sebagai seorang ayah, All Might tidak ingin membuat putrinya dalam masalah namun disisi lain, sebagai hero dia harus mengutamakan keselamatan orang lain.

All Might paham dengan resiko tersebut, akan tetapi rasa kasian terhadap seorang bocah yang ditelantarkan membuatnya melemah. Seharusnya All Might tidak membawa (y/n), seharusnya dirinya membiarkan gadis itu di adopsi oleh orang lain.

All Might merasa bersalah. Seandainya dirinya bukan hero, pasti putrinya tidak akan terlibat dengan berbagai masalah dan berada di kegelapan.

Dengan keadaan tubuh ini, All Might tidak mungkin mengimbangi (y/n). Hero itu mengakui hal itu dan begitu pula dengan (y/n).

Luka All Might yang begitu lebar serta ketahanan tubuh yang menipis terlalu beresiko jika (y/n) meminta latihan bersama, dengan keluarnya rencana cadangan ini, (y/n) tidak perlu khawatir lagi.

Flashback

Seminggu sebelum pkl

All Might tengah berada di kamar putrinya, tangan besar pria itu menyisir rambut (y/n) dengan sangat lembut, mengingat jika gadis ini berlatih menggunakan rambutnya terus-menerus sehingga rambut tersebut menjadi sangat kusut dan susah diatur.

"Ayah"

All Might mulai menghentikan kegiatannya, melihat pantulan bayangan (y/n) dari kaca rias dengan mimik tanya.

"Boleh aku meminta bantuan mu?" Tanya (y/n) dengan hati-hati.

Alis All Might terangkat, baru kali ini All Might mendengar (y/n) bersikap layaknya anak perempuan yang tengah memohon membelikan permen.

Last or not?:( BnHA x Reader x OC ) {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang