( 1 bulan sebelumnya )...
Cuaca sedang sangat panas. Seseorang di tengah terik matahari terus saja berlari agar sampai ke sebuah tempat karna sedang di desak waktu.
"Huh.. Huftt..!"
Nafasnya yang tidak teratur karna terburu-buru. Membuat ia tak sanggup lagi untuk berjalan. Dan sesampainya ia disana. Langsung saja dirinya masuk ke sebuah gedung besar. Tepatnya disebuah tempat yang akan menjadi tempat kerjanya itu. Dan ia pun berniat untuk menaiki sebuah lift agar sampai ke ruangan nomor 002. Ruang dimana ia sedang ditunggu oleh seseorang yang sudah membantunya.
Ting.
Bersamaan dengan itu, lift kebetulan sedang terbuka. Beberapa orang keluar dari lift tersebut dan hanya menyisakan satu orang pria berjas rapih. Ia pikir pria tersebut mungkin saja seorang manager atau mungkin sebuah Boss di tempatnya saat ini.
Sedikit segan, ia pun masuk ke dalam lift tersebut dan langsung menjaga jarak. Lalu lift pun kembali tertutup setelah ia memencet salah satu tombol.
Ting.
Beberapa menit kemudian setelah sampai di lantai 5. Pria tersebut langsung keluar dari lift dan ia pun juga keluar dari lift sambil terlihat celingak-celinguk.
"Dimana ya ruang 002?"
Sedikit bingung. Ia pun berjalan pelan sambil melirik ke sekitarnya. Tempat itu terlihat banyak sekali ruang yang tertutup dan bernomor. Ia pikir ruang itu tidak jauh karna bernomorkan ruang 002. Dan ia langkahkan kaki itu, sampai bertemu dengan pintu ruangan tersebut.
Tok tok tok.
Sambil mengetuk pintu ruangan tersebut dan akhirnya diperbolehkan masuk.
"Loh, pria itu yang tadi ada di lift kan?"
Sedikit bertanya dalam hati, kehadiran pria yang berjas rapih itu sambil duduk dekat temannya membuat ia berpikir, ada hubungan apa diantara keduanya?
"Hai Gulf, kemarilah dan duduk bersama kami"
Ya, sapaan dari temannya itu membuat 'Gulf' tersenyum tipis dan langsung duduk di sofa berwarna putih tersebut.
"Jadi ini?"
"Iya pak, dia Gulf. Teman saya yang sebelumnya sudah saya ceritakan,"
"..."
"Dan gulf, perkenalkan ini pak Mew. Boss besar di perusahaan ini."
Gulf yang mengetahui hal tersebut langsung tersenyum kikuk dan kembali memperkenalkan diri.
"Hai pak Boss, perkenalkan nama saya Gulf kanawut"
Bos besarnya itu—Mew suppasit pun langsung mengangguk. Tatapannya yang sangat dingin membuat Gulf sedikit grogi. Tapi, dengan sedikit mengatur nafas. Gulf sebisa mungkin untuk membiasakan diri dalam ruangan tersebut.
"Euhm pak, sudah bisa saya jelaskan inti pembicaraan kita pada Gulf?"
Mew mengangguk saat temannya itu mulai membicarakan hal yang penting. Gulf yang tengah di jelaskan ternyata malah mendapatkan sebuah keputusan besar yang harus dipertimbangkan secara matang. Apalagi ketika tatapan Boss nya itu menatap Gulf dengan sangat dalam.
Gulf seperti kembali dijalari hawa panas seperti sebelumnya. Ia merasa gerah. Padahal ruangan itu full AC.
"Aih, kenapa jadi seperti ini?!"
...
[Note kecil: Sorry typo Phi, dan jangan lupa untuk beri
Bintang dan komen biar aku makin semangat hehe bikin part selanjutnya!]🧊🧊🧊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss HOMO
FanfictionBerawal dari kehidupan Gulf yang diterpa banyak hutang karna orang tuanya sering bermain judi. Mau tak mau Gulf harus membayar lunas hutang-hutang tersebut. Tetapi apa daya jika saat itu ia belum mempunyai uang? Hal tersebut akhirnya membawa Gulf k...