"TINA?!"...
Mew menaikkan alisnya ketika baru saja melihat beberapa notifikasi dari Nara. Rapat di kantornya baru saja selesai, dan sekarang Mew tengah berjalan kembali ke ruangannya.
"Ada apa dengan nara?"
Ia langsung mencoba menelfon Nara, berharap akan di jawab. namun ternyata tidak ada balasan. "Apa ada hal buruk terjadi pada nara?"Sedikit bertanya-tanya. Mew sempat terdiam.
"Boss, kenapa?" Tanya Gulf yang tiba-tiba datang dari arah belakang. Membuat Mew langsung menoleh.
"Oh kamu, gak kenapa-napa. Cuma saya lagi sedikit heran aja." jawab Mew dengan jujur.
"Heran?"
"Iya, nih lihat nara banyak sekali mengirimkan pesan dan beberapa kali menelfon saya." kata Mew sambil memperlihatkan notifikasi yang muncul di layar ponselnya.
"Mungkin penting kali Boss?" jawab Gulf. "Udah coba nelfon balik belum?" tanya sekretarisnya itu yang masih membaca pesan dari Nara.
"Udah, tapi tidak di angkat" kata Mew sambil menghela nafas. "Saya cuma takut hal buruk sedang terjadi pada nara."
Jujur saja, Mew takut nara mengalami hal buruk selama di Bangkok. Apalagi nara tidak mau menerima fasilitas apapun dari Mew.
"Yaudah nanti lagi aja di telfon. Sekarang udah waktunya makan siang. Boss mau makan apa? Terus makan dimana? biar saya yang urus." tawar Gulf pada Boss besarnya itu. Mew yang merasa sangat di perhatikan oleh sekretarisnya langsung mengulum senyum.
"??"
Mew memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Lalu menatap Gulf sambil tersenyum."Kalau bisa sih saya mau makanan yang kenyal dan lembut"
Sejenak Gulf berpikir. "Kenyal, lembut?" Mew mengangguk.
"Boss, saya gak tau makanan yang kenyal dan lembut" sambung Gulf.
"Masa sih?"
"Padahal makanan itu udah ada di depan mata saya" kata Mew sambil menunjuk ke arah bibir sekretarisnya itu.
(-_-)'!
"A-apaan sih Boss, kok jadi bibir saya. Bibir saya bukan makanan!" jawab gulf dengan galak.
"Orang saya nanya serius-serius malah dibercandain"
Mew terkekeh. "Saya juga serius. Saya maunya makan bibir kamu. Emang gak boleh? Kan sebelumnya juga saya pernah makan itu" kata Mew sambil menunjuk bibir Gulf.
Memang ya, perubahan Mew itu selalu mengejutkan Gulf. Tidak tau apa Gulf itu udah was-was takut ucapan Boss besarnya itu di dengar sama orang kantor yang lain.
"Bosss, kalau karyawan yang lain dengar gimana?!" sambil melihat belakang dan depannya. Gulf terlihat Was-was.
Tapi Mew dengan mudahnya malah tertawa pelan. "Yaudah kalau tidak mau di dengar sama yang lain, turuti permintaan saya, Gimana?" Tanya Mew sambil tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss HOMO
FanfictionBerawal dari kehidupan Gulf yang diterpa banyak hutang karna orang tuanya sering bermain judi. Mau tak mau Gulf harus membayar lunas hutang-hutang tersebut. Tetapi apa daya jika saat itu ia belum mempunyai uang? Hal tersebut akhirnya membawa Gulf k...