...
Esok harinya.
Mew sedang menikmati udara pagi bersama Gulf. Di bawah pohon rindang yang cukup besar. Keduanya tengah duduk di bawah pohon besar itu dengan posisi yang sangat lucu.
"Gulf, gini dulu ya.. Jangan sampai keliatan bohongnya"
Karna ini salah satu rencana Mew. Gulf hanya diam saja dengan raut menahan kesal. Sedangkan Mew sedikit mendangakkan kepalanya, lalu sejenak menatap langit dan menutup matanya.
"Hih, harus pura-pura senyum kayak orang lagi pacaran tuh susah Boss!" gerutu Gulf dalam hati.
Mew sangat menikmati suasana tersebut. Apalagi jika Mayda melihat posisinya seperti sekarang ini. Pasti perempuan itu akan sangat kesal saat melihatnya nanti.
"Ku harap semua berjalan dengan lancar!" kata Gulf dalam hati.
Beberapa saat kemudian saat keduanya masih dengan posisi seperti itu. Tidak ada tanda-tanda Mayda terlihat berkeliling di tepian pantai.
"Pak, punggung saya pegel nih di senderin mulu sama bapak. Ganti posisi gitu, bapak mau bikin punggung saya cepet kropos?" sambil melirik kearah Mew. Boss besarnya itu menggeleng.
"Saya udah nyaman, jadi jangan ganggu"
"Astaga bapak, nyaman? Bapak kira saya tembok apa yang sebebas mungkin bisa disandarin?! Pak, punggung saya butuh di usap Saya biar gak sakit lagi!"
Kini Mew langsung membenarkan posisi duduknya dan tidak lagi bersandar ke punggung Gulf, melainkan menghadap ke arah punggung sekretarisnya tersebut.
"Kamu lagi ngodein saya kan?" tanya Mew sambil tersenyum sangat tipis.
Gulf yang mendengar hal itu langsung membalikkan posisi duduknya menjadi menghadap kearah Mew. Keduanya langsung saling menatap.
"Saya? Ngodein bapak? Euuyy pak, punggung saya beneran sakit, dia harus saya usap dulu biar gak sakit lagi" kata Gulf pada Mew.
"Coba gimana usapnya?" Mew kini seperti menantang Gulf untuk membuktikannya.
"Ya kek-kek gini!" Gulf membuktikannya. Tapi terlihat cukup sulit untuk di lakukan.
"Ck, nyatanya harus saya yang usap kayak gini kan?" Sambil memajukan duduknya. Mew pelan-pelan mengusap punggung Gulf dengan tangan kanannya.
"Begini lebih enak ga?" dengan tatapan yang sulit di artikan. Gulf dengan polos langsung mengangguk.
"Eh enggak! Gak enak, ini mah bapak nya nyari kesempatan dalam kesempitan namanya!!" Gulf menyangkal perkataan Mew. Hal itu semakin membuat Boss besarnya terlihat senang.
"Yauda jangan marah" kata Mew kini melipatkan kedua tangannya di dada.
"Enggak, saya gak marah kok Boss!"
"Tapi kok nada nya masih tinggi gitu?" tanya Mew semakin membuat Gulf terlihat kesal.
"Ah tau lah, saya pengen makan aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss HOMO
FanfictionBerawal dari kehidupan Gulf yang diterpa banyak hutang karna orang tuanya sering bermain judi. Mau tak mau Gulf harus membayar lunas hutang-hutang tersebut. Tetapi apa daya jika saat itu ia belum mempunyai uang? Hal tersebut akhirnya membawa Gulf k...