...Beberapa hari ini Mew merasa sangat jengkel tiap kali melihat Mayda datang menghampirinya. Entah itu di kantor atau di rumah. Perempuan itu-mantannya seperti hantu yang selalu saja mengikutinya kemana pun.
Ketika tengah malam tiba, saat teringat ucapan Mayda tiga hari yang lalu. Mew menjadi gelisah tiap ingin tidur. Ia selalu memikirkannya. Hal itu memang benar benar mengusiknya.
Alhasil, Mew harus membuat rencana untuk menjebak Mayda. Tapi kali ini ia harus mengajak Gulf untuk melakukan rencananya tersebut. Sebisa mungkin Mew mengatur segalanya dengan baik.
Hari Ini, semua rencana (A) akan dilakukan. Di hari minggu yang sangat cerah. Salah satu yang ia lakukan pertama-tama adalah, Mew memutuskan untuk mengajak Gulf pergi ke pantai. Tidak lupa juga mengajak orang tua sekretarisnya itu untuk pergi bersama-sama. Menurut Mew itu adalah ide bagus.
"Gulf, apa semuanya sudah siap?"
Sambil melihat sekitar, dan bus pribadinya juga telah sampai dirumah. Mew merasa segalanya telah siap. Gulf yang ditanya seperti itu langsung mengangguk dan tersenyum.
"Ok"
Semua yang ikut ke pantai hari ini akan sampai dalam waktu empat jam. Mereka cukup banyak menghabiskan waktu di perjalanan. Hal itu bisa mempermudah Mew untuk melakukan rencana keduanya.
Ia benar-benar sudah tidak tahan dengan tingkah Mayda. Mew juga punya batas kesabaran. Apalagi beberapa hari ini ia terlihat diam saja. Mew pikir diamnya akan membuat Mayda berpikir. Ternyata malah semakin membuatnya jengkel. Jadi jangan salahkan Mew, jika ia mulai bertindak.
Di sisi lain..
Saat tengah berada di dalam bus. Pikiran Gulf kini melayang pada satu kejadian. Dimana ia tidak habis pikir dengan pengakuan Mayda tiga hari yang lalu.
--
-Flshbck on-
Sore hari saat di kantor. Lebih tepatnya di parkiran. Gulf sedang menunggu Mew. Tidak cukup lama untuk menunggu datangnya Boss besar.
Tapi, sepuluh menit sebelum Mew datang. Gulf dihampiri oleh Mayda. Ia yang melihatnya pun langsung membenarkan posisinya. Tidak ada senyum ataupun sapaan untuk Mayda. Gulf terlihat biasa saja. Bahkan ia tidak lagi berbicara 'Kak, aku, kamu' kepada Mayda lagi.
"Ngapain kesini? Nyari pak Boss? Gak ada. Dia masih di dalam kantor tuh" langsung berbicara seperti itu. Mayda terkekeh pelan. Lalu menatap Gulf dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Gue gak lagi nyari Mew. Tapi nyari lo Gulf. Langsung ke intinya aja kali ya?"
Sedikit tersenyum miring. Gulf langsung menatap mayda dengan heran. Perempuan itu juga sudah tidak lagi berbicara santun kepada mantan temannya itu beberapa hari ini. Menurut Mayda, ia sudah menganggap Gulf seorang musuh.
"Gue punya rahasia besar tentang Mew!"
"Maksud lo?"
"Lo gak tau kalo Mew homo kan?" kata Mayda dengan jelas. Gulf langsung menggelengkan kepalanya. Ia tidak percaya. Mayda yang melihat ekspresi Gulf yang seperti itu langsung tersenyum miring.
"Lo jangan asal bicara!" kini Gulf menjawabnya dengan tidak senang.
Mayda terkekeh saat mendengarnya "Gue gak bohong. Paling bentar lagi lo bakal liat kebenarannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss HOMO
FanfictionBerawal dari kehidupan Gulf yang diterpa banyak hutang karna orang tuanya sering bermain judi. Mau tak mau Gulf harus membayar lunas hutang-hutang tersebut. Tetapi apa daya jika saat itu ia belum mempunyai uang? Hal tersebut akhirnya membawa Gulf k...