(Setelahnya)...
Dalam ruangan tersebut. Ruangan serba coklat tua dan Gulf sedang fokus membaca sebuah buku. Nampaknya wajah itu terlihat sedang serius. Membuatnya tak sadar bahwa seseorang yang sangat dingin sedang menatapnya cukup dalam.
Siapa lagi kalau bukan Boss besarnya itu. Mew.
Keduanya kini memang tengah berada di ruangan Gulf. Mew membutuhkan kinerjanya untuk melancarkan satu rapat penting saat siang nanti.
"Sudah ketemu?"
Layaknya sebuah pangeran yang duduk dengan elegan. Mew sedang memastikan apa Gulf bisa membereskan semua pekerjaannya dengan baik atau tidak. Apalagi Mew memang sengaja melakukan hal tersebut, untuk sebuah 'kebiasaan'
Ya, Gulf memang baru sebulan bekerja di kantor milik Mew. Dan gulf disana adalah seorang sekretaris. Padalah kalau dipikir-pikir, seorang sekretaris biasanya ditujukan oleh perempuan. Tapi tidak dengan pemikiran Mew-Boss besarnya itu!
"Udah ketemu pak"
"hm ok"
Kembali dengan pose elegan saat duduk. Gulf melihat hal seperti itu terlihat biasa saja. Ia juga tidak mengambil pusing saat Mew berbicara singkat. Memang seperti itulah seorang Boss besar. Suka sekali berdiam diri di ruangannya. Padahal ruangannya bersampingan. Dan terkadang Gulf sedikit bingung mengapa Bossnya itu tidak di ruangannya saja?
Drrtt.. Drrtt..
Saat Gulf masih terlihat fokus. Suara ponsel Mew tiba-tiba saja berbunyi membuat Gulf langsung melirik ke sumber suara tersebut.
"Hm?"
"..."
"Terus?"
"...."
"Ok"
Setelah mengangangkat telfon dan hanya sebentar telfon itu berakhir. Mew menghembuskan nafasnya dengan pelan. Lalu membenarkan posisi duduknya sedikit dan lebih bersandar ke belakang sofa.
"Pak, sudah waktunya untuk rapat. Apa bapak sudah siap?" Gulf yang bertanya seperti itu sambil melihat arloji yang ada di tangannya.
"Hm" sahut Mew sambil mengangguk tampa ekspresi.
"Oke kalau seperti itu, mari ke ruang rapat yang sudah di siapkan" dengan sabar Gulf menghadapi Boss besarnya yang sangat aneh itu.
"Hm ok"
Keduanya pun saling bersiap diri. Tapi sebelum itu, Gulf melihat lipatan kerah kemeja Boss nya itu sedikit berantakan.
"Tunggu sebentar pak, sepertinya kerah kemeja putih bapak sedikit berantakan."
"Sini saya lipat dulu agar terlihat semakin rapih."
Karna merasa tidak ada penolakan. Gulf langsung mendekat kearah Mew.
"Nah, seperti ini pak"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss HOMO
FanfictionBerawal dari kehidupan Gulf yang diterpa banyak hutang karna orang tuanya sering bermain judi. Mau tak mau Gulf harus membayar lunas hutang-hutang tersebut. Tetapi apa daya jika saat itu ia belum mempunyai uang? Hal tersebut akhirnya membawa Gulf k...