Part 3 - Cokelat

6.3K 418 40
                                    

Happy Reading.









Setiap hari minggu perasaan Anin selalu tidak karuan menatap ponselnya, ini sudah menjadi kebiasaan sejak 2 tahun lalu, yaitu menghubungi Kevin atau menunggu Kevin menghubunginya.

Setelah benar-benar menghabiskan waktu untuk menonton film, kulineran, dan terakhir ke pantai melihat sunset, Anin belum bertemu lagi dengan Kevin.

Kevin hanya sekali mengirim pesan, mengatakan bahwa dirinya akan pergi ke Singapura untuk pertemuan para dokter di H Hospital Singapura.

Seperti biasa, jika Kevin pergi ke mana pun, Kevin akan memberitahu Anin, dan menanyakan Anin ingin dibawakan apa, sama seperti Revan dan kedua orang tuanya. Sekarang Anin tidak tahu, apakah Kevin masih berada di Singapura, atau sudah berada di Bali.

Suara ponsel terdengar, membuat Anin tersadar dari lamunannya. Anin langsung mengambil ponselnya di nakas. Anin menghela napas pelan melihat Kevin yang menghubunginya, memejamkan mata sesaat, setelah membuka mata baru mengangkat panggilan itu.

"Kamu di mana?"

Belum sempat Anin bersuara, Kevin lebih dulu bertanya.

"Di rumah, baru selesai sarapan," jawab Anin.

"Kalau gitu jangan ke mana-mana, aku lagi di jalan," ucap Kevin.

"Okay," balas Anin. Panggilan berakhir.

***

Anin keluar kamar, memutuskan menunggu Kevin di halaman depan, untuk memastikan apakah Kevin habis mabuk atau tidak. Jika Kevin habis mabuk semalam, Anin akan melarang Kevin masuk ke dalam rumah, karena pasti Mamanya akan memarahi Kevin.

Tidak sampai 1 jam terdengar suara mobil berhenti. Saat security membuka gerbang, Anin bangun dari duduknya melihat ke arah gerbang, Kevin keluar dari taxi.

"Kok di luar?" tanya Kevin saat sudah di hadapan Anin

"Mau mastiin Kakak habis mabuk atau enggak semalam," jawab Anin serius.

Kevin tertawa mendengar jawaban Anin, karena dirinya mengerti. Kalau Anne tahu dirinya datang habis mabuk, Anne pasti akan marah. Jika Kinara berbicara lembut, berbeda dengan Anne yang akan memarahi habis-habisan.

"Aku gak mabuk kok. Aku baru aja sampai Bali, langsung ke sini," jelas Kevin.

Anin menghela napas lega mengetahui Kevin tidak mabuk semalam, yang berarti Kevin tidak meniduri jalang.

"Kalau gitu boleh masuk," ucap Anin. Keduanya masuk ke dalam rumah.

"Kok naik taxi? Kenapa gak minta jemput sopir?" tanya Anin, menoleh ke samping menatap Kevin.

"Sopir aku lagi libur, anaknya sakit," jawab Kevin.

"Eh, kamu udah pulang dari Singapura, Vin," ucap Anne saat melihat Kevin dan Anin.

"Iya, Ma. Baru sampai langsung ke sini," jelas Kevin menghampiri Anne, lalu memeluk Anne.

"Bawain apa kali ini?" tanya Anne melihat paper bag cukup besar di tangan Kevin.

Marriage Miracle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang