Part 9 - London

5.2K 392 38
                                    

Happy Reading.









London, Inggris.

1 Bulan Kemudian.

Sudah 1 bulan Anin berada di London, datang membawa kesedihan, dengan hati yang hancur, tapi kini dirinya merasa lebih baik. London memang pilihan yang tepat untuknya menenangkan diri.

Selama 1 bulan, Anin sudah tidak memikirkan Kevin, dirinya fokus membuka cafe. Anin memilih menyibukkan diri, agar hatinya bisa kembali utuh, dan dirinya bisa membuka hati untuk pria lain.

"Nin, semua udah selesai. Opening-nya jam sepuluh 'kan?" Pertanyaan Alesya membuat Anin tersadar dari lamunannya.

"Iya, jam 10. Kamu istirahat aja dulu, aku mau hubungi Kakak aku dulu, Sya," jawab Anin tersenyum. Alesya mengangguk, lalu meninggalkan Anin.

Alesya Smith, sahabat Anin sejak Anin masuk kuliah. Alesya tinggal sendiri di London, karena orang tuanya berada di Manchester.

Sama-sama tinggal sendiri di London, membuat keduanya sangat dekat, saling berbagi cerita tentang apa pun. Anin juga yang mengajari Alesya bahasa Indonesia, membuat keduanya kini malah sering menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan Anin juga meminta Alesya menempati apartemen miliknya, saat dirinya kembali ke Bali.

Awalnya Alesya menolak itu, tapi bukan Anin namanya jika tidak bisa membuat Alesya mengalah. Akhirnya Alesya setuju, dengan semua kesepakatan yang ada, Anin hanya bisa mengiyakan saja.

Alesya bekerja di salah satu hotel di London, sebagai pastry chef. Kemampuan Alesya memang tidak perlu diragukan lagi, sehingga sangat mudah untuk Alesya mencari pekerjaan sesuai keahliannya.

Kini Alesya memilih membantu Anin membuka cafe. Anin berkata jika dirinya nanti kembali ke Bali, cafe miliknya akan dipercayakan ke Alesya.

Persahabatan keduanya sudah tidak perlu diragukan lagi, bahkan tentang Kevin, Alesya mengetahuinya. Bagi Anin, Alesya sudah seperti keluarga.

***

Setelah menghubungi Revan, Anin bersiap untuk opening cafe-nya, tamu undangan yang hadir adalah teman-teman kuliah yang masih tinggal di London.

Opening cafe berjalan lancar, semua yang hadir suka dengan menu yang ada, membuat Anin dan Alesya tersenyum senang.

Kini Anin dan Alesya berada di ruangan pribadi mereka di cafe. Duduk berhadapan di sofa, keduanya saling bercerita. Sampai suara ketukan pintu terdengar.

Tok... Tok... Tok.

"Masuk," ucap Anin sedikit kencang, dirinya malas membuka pintu, karena sudah tahu siapa yang mengetuk pintu, orang yang sudah dirinya tunggu, sehingga Anin menggunakan bahasa Indonesia.

Cklek.

Pintu terbuka, masuk seorang pria yang sangat tampan dan gagah, tapi Anin dan Alesya justru menatap malas ke arah pria itu.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Anin ketus.

"Jangan gitu dong, Queen. Aku udah berusaha cepat untuk sampai sini, tadi aku ada meeting dadakan, makanya telat ke sininya," jelas pria itu dengan bahasa Indonesia yang lancar.

Marriage Miracle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang