بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
"Apapun rintangannya saya akan tetap memperjuangkan cinta saya, dan mencoba menaklukkan hati kamu seperti Muhammad Al-Fatih yang memperjuangkan kota Konstantinopel untuk di taklukan. Sedikit lebay?
_Muhammad Zahir Al-ghofir_
☁☁☁
Usai selesai masa hukuman, Zahir merentangkan kedua kakinya di tengah lapangan, tangannya terus ia kibas-kibaskan ke depan wajahnya. Matahari saat ini sudah cukup panas tapi anehnya Zahir tak ada niat untuk beranjak dari tempatnya itu dengan alasan kakinya yang terasa akan copot dari persendian. Memang Zahir alay!
"MasyaAllah, panasnya." keluh Zahir.
"Nih diminum dulu." ucap seseorang yang menyodorkan botol air mineral kepada Zahir.
Zahir pun langsung mendongakkan kepalanya, tiba-tiba senyuman lebar tercipta di bibirnya, rasa letih seakan sudah hilang dari raganya, dikala ia menyadari yang memberikan air mineral itu adalah Ning Ruqayya.
Dengan semangat Zahir langsung berdiri dan mengambil air mineral dari tangan Ruqayya, lalu ia berjongkok untuk sedikit meneguk air mineral itu lalu berdiri kembali dan berhadapan dengan Ning Ruqayya. Tingkah Zahir itu membuat Ruqayya terkekeh.
"Syukron, Ning sudah kasih Zahir air, Ning tau aja kalo Zahir haus. Tapi seharusnya tadi Ning nggak usah repot-repot kasih Zahir air, nanti juga Zahir minum kok Ning." ucap Zahir.
"Nggak apa-apa, aku tau kamu haus." balas Ruqayya. "Kamu kenapa nggak kembali ke kelas, kan hukumannya sudah selesai?" tanya Ruqayya.
"Anu Ning, tadi kaki Zahir kayak mau copot jadi nggak bisa berdiri, untung ada Ning Ruqayya, jadi kaki Zahir udah bisa berdiri lagi." cicit Zahir, lagi-lagi membuat Ruqayya terkekeh dibuatnya.
"Yasudah kalo begitu, kamu sekarang masuk ke kelas, nanti setelah jam pelajaran kamu sudah selesai temuin saya di ndalem, karena nanti kita sudah mulai latihan untuk lomba cerdas cermat." ucap Ruqayya.
"Siap Ning." balas Zahir.
"Oh iya nanti ajak teman kamu ya yang bernama Yusuf dan Zaki, untuk menjadi pendamping kamu di lomba cerdas cermat." ucap Ruqayya, seketika senyuman Zahir pudar. Karena itu artinya ia tidak bisa berduaan dengan Ruqayya jika ada dua sahabatnya itu. Tetapi pikirannya itu langsung ia tepis, mungkin Allah sangat menyayangi dirinya, Allah tidak mau jika dirinya berduaan yang nanti akan timbul zina hati di dalam pikirannya.
Dengan berat hati ia mengiyakan ucapan Ruqayya. "Iya siap Ning, yasudah Ning kalo begitu Zahir pamit, assalamu'alaikum calon ma'mum." ucap Zahir lalu berlari kecil kedalam kelasnya, membuat ia semakin terlihat menggemaskan.
"Zahir, santri yang sangat menggemaskan." ucap Ruqayya.
"Assalamu'alaikum Ning Ruqayya." ucap seseorang yang tak lain adalah Hanan sahabat kecil Ruqayya.
"Waalaikumsalam, nggak usah panggil Ning apa, Han!" entah kenapa jika Hanan yang memanggil dirinya dengan sebutan Ning ia tak menyukainya, ia lebih nyaman jika Hanan memanggilnya dengan sebutan Ayya atau Ruqayya, begitu pun sebaliknya, Hanan lebih menyukai Ruqayya memanggilnya dengan Hanan tanpa embel-embel Gus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Ning Ruqayya[SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Sudah Terbit] Sebagian Chapter sudah di hapus! "Ning Ruqayya!" panggil salah satu santri, membuat langkah Ruqayya terhenti. "Ada apa de, memanggil saya?" tanya Ruqayya. "Jangan panggil saya de dong Ning, panggil Zahir aja. Saya kan calon imam Ni...