10. Zahir & Suci

120 59 0
                                    

Astaghfirullah, Nidaa capek bilanginnya. Kalian ngeyel klo di bilangin.

Tolong jangan jadi silent Reader.

Hargai karya Nidaa, yang Notabenya penulis pemula.

Tolong yaa vote, cantik, ganteng.

Nidaa sayang kalian❤

•••o0o•••
H A P P Y
R E A D I N G
•••o0o•••

Suasana kelas XI IPS2 hari ini tampak riuh. Setelah tadi dua orang anak OSIS mengumumkan bahwa acara kelulusan kelas XII sebentar lagi akan di laksanakan. Dan setiap kelas 10 sampai kelas 11 wajib mempersembahkan penampilan di acara tersebut.

Para penghuni kelas XII IPS2 tak henti-hentinya berdebat memberikan pendapat penampilan apa yang akan mereka persembahkan untuk kakak kelasnya nanti.

Berbeda dengan Zahir di saat semuanya mengeluarkan pendapatnya, ia hanya termenung dengan tangan menopang dagunya. Pikiranya berkeliaran mengigat kalimat Ruqayya yang kemarin ia ucapkan kepada dirinya. Tentang lamaran Ruqayya dengan Hanan yang tertunda.

Seharusnya ia senang dengan kabar ini, tapi nyatanya pikirannya masih gundah. Ia berfikir apakah tidak ada setitik perasaan cinta Ruqayya kepada dirinya?

"Zahir!" suara seseorang mampu mengembalikan dunianya. Ternyata sang ketua kelas yang memanggilnya. Ia kepergok sedang melamun, alhasil Zahir sekarang sudah menjadi pusat perhatian teman-temannya.

Zahir yang merasa di perhatikan hanya tersenyum kikuk. Dalam hati ia merutuki dirinya, kenapa ia bisa melamun di dalam kelas sih?!

"Ane tau, antum bisa main gitar. Jadi ane pilih antum nampilin bakat antum di acara perpisahan nanti ya." kalimat Candra sang ketua kelas seakan kalimat perintah yang tidak bisa di tolak Zahir. Memang Cndra adalah ketua kelas yang di seganin di kelasnya, jadi dengan berat hati Zahir mengiyakan.

"Kalo begitu, siapa nanti yang akan nyanyinya, Cand? Musik tidak enak jika tidak di padukan dengan bernyanyi." ujar seorang siswi yang taklain adalah Difa.

Candra nampak berfikir, benar juga apa yang di katakan Difa. Sedangkan di kelas ini tidak ada satupun anggota kelasnya yang pandai bernyanyi, termasuk dirinya.

"Saya ada ide, gimana kalo kelas kita ini teh di padukan dengan kelas XI IPS 1? Bukankah hubungan kita terkenal sangat baik dengan kelas sebelah? Jadi maksud saya teh, gimana kalo Zahir duet dengan Suci? Suci kan terkenal kebagusan suaranya. Itu sih pendapat saya. Nuhun kalo di terima." usul Yusuf.

Semua kelas tampak setuju dengan usulan Yusuf. Tidak masalahkan jika penampilan di gabung? Yang intinya setiap kelas sudah memberikan penampilannya.

"Aku setuju dengan usulan Yusuf." sahut seorang siswi, yang di ikuti dengan lainnya.

"Oke kalo begitu, Zahir akan duet dengan Suci, di acara kelulusan nanti." final Candra. Zahir pun hanya mengangguk pasrah.

☁☁☁

Bel istirahat sejak tadi sudah berbunyi, tetapi tidak ada niatan dari Suci untuk beranjak dari tempat duduknya, ia tetap asik membaca lembaran-lembaran Novel yang membuat Fania kesal di buatnya, karena sahabatnya itu tidak mau di ajak ke kantin alasannya simpel karena masih kenyang.

Assalamu'alaikum Ning Ruqayya[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang