بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
"Menjadi tokoh utama dalam sebuah kisah ini. Atau mungkin menjadi tokoh fiiguran untuk melihat kisah halalnya? Apa saya menyerah?"
-Muhammad Zahir Al-ghofir-
☁☁☁
Tanpa aba-aba cairan bening, luruh dari mata teduhnya. Dengan cepat Zahir menghapus air matanya. Dan segera pergi meninggalkan tempat itu, ia tidak mau mendengar pembicaraan Hanan dan Ruqayya yang hanya membuatnya semakin sesak.
Zahir kembali ke dalam mobil yang terdapat Yusuf dan Zaki yang sedang bercanda gurau, berbeda dengannya matanya sedikit memerah, karena tadi menangis.
"Abis dari mana antum, lama bener?" tanya Zaki, tetapi tidak ada balasan dari Zahir, matanya hanya fokus kedepan.
"Zahir, antum kunaon?" tanya Yusuf. Lagi-lagi tidak ada jawaban dari mulut Zahir, membuat kedua sahabatnya heran, dan berfirasat mungkin Zahir lelah.
Tak lama kemudian Ruqayya dan juga Hanan pun datang, dengan wajah yang tampak berseri. Barulah Zahir kembali fokus dah memasang kembali wajah cerianya. Ia tidak mau orang melihatnya lemah, hanya itu.
"Eh Ning, sama Gus. Abis darimana lama banget!" ucap Zahir.
Ruqayya terkekeh pelan. "Tadi ada perlu sedikit, maaf ya kalo lama." kata Ruqayya.
Zahir hanya membalas dengan senyuman, bisa di katakan senyuman palsu.
Mobil pun mulai melaju meninggalkan tempat perlombaan, di dalam mobil hanya ada keheningan. Bahkan Zahir yang Notabenya santri cerewet sekarang menjadi pendiam.
Sampai suara berat memecahkan keheningan mereka.
"Kita makan-makan dulu ya. Saya tau kalian pasti laper." ucap Hanan.
"Wah yang bener Gus? Hore makan! Gus Hanan tau aja kalo kita nih pada laper!" celoteh Zaki, memang urusan makan dia nomor satu.
"Bener dong, masa bohong." kekeh Hanan.
"Kamu yang traktir ya Han." ucap Ruqayya dengan sedikit terkekeh.
Hanan pun terkekeh pelan. "Iya, iya saya yang traktir. Lagian kan saya yang ngajak, gimana sih kamu, Ayya." ucap Hanan.
"Oke, mau makan apa, Han?" tanya Ruqayya.
"Terserah kamu, Ay." balas Hanan.
"Oke, kita makan di restaurant Nabila, ya, Han." ucap Ruqayya.
"Oke."
Tak butuh waktu yang lama, akhirnya mereka pun sampai di restaurant Nabila. Restaurant terkenal di kota bogor karena citarasa-nya yang sangat lezat.
Mereka pun memasuki restaurant yang cukup megah ralat sangat megah, dan memilih duduk di paling pojok untuk menghindari keramaian.
Pelayan restaurant pun menghampiri meja mereka untuk memberikan daftar menu makanan yang akan di pesan.
"Kalian mau pesan apa?" tanya Hanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Ning Ruqayya[SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Sudah Terbit] Sebagian Chapter sudah di hapus! "Ning Ruqayya!" panggil salah satu santri, membuat langkah Ruqayya terhenti. "Ada apa de, memanggil saya?" tanya Ruqayya. "Jangan panggil saya de dong Ning, panggil Zahir aja. Saya kan calon imam Ni...