11. Masa lalu

120 55 1
                                    

Seperti biasa sebelum baca jangan lupa vote dulu yaa.

Jangan jadi silent readers!

•••oOo•••
H A P P Y
R E A D I N G
•••oOo•••

Sejak tadi pagi Ruqayya hanya berdiam diri di kamarnya, saat ini ia sedang duduk di kursi belajarnya, matanya fokus menatap layar laptop, saat ini ia sedang menulis cerita di sebuah aplikasi. Menulis adalah salah satu hobbynya. Dengan menulis kita bisa menyalurkan keinginan kita lewat aksara, menjadi sejarah agar di kenang.

Suara decitan pintu membuatnya menghentikan aktivitasnya. Ternyata Laila

Suara decitan pintu membuat Ruqayya menghentikan aktivitasnya. Ternyata Laila-ummahnya. Laila membawakan nampan yang berisi makanan dan minuman, yang di letakan di atas nakas.

Laila duduk di kasur Ruqayya. "Anaknya ummah, kenapa nggak keluar-keluar dari kamar?" tanya Laila lembut.

"Heheh, afwan ya ummah. Tadi Ruqayya lagi menulis cerita." jawab Ruqayya.

Laila berdiri lalu mendekati Ruqayya. "Menulis boleh tapi inget kesehatan. Nanti kalo Ruqayya sakit gimana?" ucap Laila lembut.

"Baik ummah, Ruqayya nggak akan ulangin lagi." ucap Ruqayya.

"Yasudah ummah keluar dulu ya, jangan lupa di makan, makanannya." titah Laila.

"Siap ummah." balas Ruqayya.

Setelah Laila keluar dari kamarnya. Ruqayya kembali menatap layar laptopnya. Jari lentiknya mulai mengetik satu persatu kata, yang menjadi sebuah cerita.

Setelah selesai menulis satu part, Ruqayya segera mempublikasikannya. Menunggu notifikasi dari para readersnya. Senyumannya mengembang di kala banyak coment yang positif tentang ceritanya, yang berjudul 'Cinta Seorang Santri'

"Wah bagus banget kak ceritanya, next ya kak, semangat!"

"Uhh baper aku tuh dengan Zafran yang mencintai Ning-nya sendiri, bocil satu ini meresahkan bund."

"Next ya kak!"

"Ning Nisa seharusnya peka dong kalo Zafran itu cinta sama Ning."

Setelah puas membaca komentar dari para readersnya, Ruqayya segera mematikan laptopnya. Lalu ia memikirkan setiap kata-kata Zahir yang selalu mengatakan jika ia mencintai dirinya.

"Apa benar, Zahir mencintaiku?" Ruqayya bertanya-tanya dengan dirinya sendiri. Entah kenapa sekarang ia sering memikirkan pemuda itu.

Ide cerita 'Cinta Seorang Santri' juga dapat dari kehidupannya. Iya, kalian benar cerita ini menceritakan sosok Zafran yang mencintai Ning Nisa, Ning-nya sendiri di pondok pesantren.

Entah kenapa Ruqayya sangat antusias menceritakan kisah hidupnya dengan Zahir, yang ia bumbui dengan idenya sendiri. Ia juga tidak menyangka cerita ini sangat di sukai oleh para readersnya.

"Sekarang Zahir sedang apa ya?"

"Astagfirullah aku kok jadi mikirin Zahir terus sih, sadar Ruqayya sadar kamu sebentar lagi akan di khitbah sama Hanan, jangan mikirin laki-laki lain!" ucapnya pada diri sendiri.

Ruqayya menatap makanan yang di bawakan oleh ummahnya, ia mengambil makanan itu di atas nakas. Tak lupa ia baca doa lalu menyantapnya dengan khidmat.

☁☁☁

Saat ini Suci dan Zahir sedang latihan di ruang musik, mereka tidak sendiri ada Yusuf, Zaki, dan Fania yang menemani mereka.

Assalamu'alaikum Ning Ruqayya[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang