Tiga : Kembali...

103 14 4
                                    


Sebuah mobil Porsche berwarna hitam metalic memasuki area drop point Selene Hotel, membuat beberapa staf hotel yang kebetulan sedang berada di area lobby bersiap menyambut seorang yang menumpangi mobil mewah tersebut.

Porsche itu pun berhenti tepat di depan pintu masuk hotel, lalu seorang pria turun dari dalam mobil tersebut, dengan mengenakan pakaian formal, rambut yang di sisir rapi hingga membuat wajah tampannya terlihat jelas, dan tentu saja senyuman yang membuat aura sang direktur semakin membuat setiap wanita yang melihatnya akan jatuh pingsan

"selamat pagi sajangnim" ucap staf yang menyambut joongki 

"selamat pagi" balasnya dan kemudian ia memberikan kunci mobilnya pada petugas valet parking 

ia pun memasuki area lobby hotel diikuti beberapa staf di belakangnya, sembari mengamati keadaan hotelnya hari ini ia bertanya tentang jumlah tamu yang menginap, ada berapa yang menyewa ballroom hotel dan lain sebagainya, lalu setelah itu ia pun memasuki lift dan naik ke ruangannya di lantai 30, lantai tertinggi di Selene Hotel, dan di lantai tersebut memang di khususkan untuk orang-orang yang memiliki jabatan penting di hotel tersebut, seperti CEO dan para manager beserta sekertaris mereka, 

joongki pun memasuki ruangan miliknya, nuansa klasik italia menghiasi interior ruangan miliknya, dan dilihatnya meja sekertarisnya sedang kosong, ia sudah menebak kalau park minyoung kini tengah membereska ruangannya, dan tentu saja tebakannya benar,

"selamat pagi nona park" sapa joongki 

minyong yang sedang asyik membereskan beberapa berkas di meja joongki pun tergelak dan langsung berdiri yang tadinya berada di tengah meja joongki kini bergeser ke pinggir "selamat pagi sajangnim, maaf saya tidak menyadari kedatangan anda" balasnya sembari membungkukan badannya 

"gwenchanayo, apa agenda saya hari ini?" tanya joongki yang sudah duduk di kursi kebesarannya 

minyoung membuka ipadnya untuk mengecek jadwal yang sudah ia buat "hari ini jam 10 sajangnim ada meeting bersama manager Jang Hansoek mengenai perluasan resort yang berada di jepang, lalu lanjut makan siang dan jam 3 sore anda ada meeting evaluasi bulanan, setelah itu tidak ada sajangnim" jelas minyoung

joongki mengagguk mengerti "sudah kamu siapkan semua materinya" 

"sudah sajangnim, saya sudah mengirimnya via email, bisa sajangnim koreksi dulu siapa tau ada yang harus di revisi" ujar minyoung 

"baiklah, kamu bisa kembali keruanganmu, oh ya bisa minta tolong pesankan esspreso di moonrise restorant? tidak ada espresso terbaik selain disini" ucap joongki yang tengah sibuk mengecek email di iMac miliknya 

"baik sajangnim, kalau begitu saya undur diri dahulu" minyoung pun berjalan meninggalkan ruangan tersebut 

begitulah kesibukan seorang song joongki, dan kenapa ia memakai nama song padahal ayahnya bermarga moon, joongki adalah anak angkat tuan moon, sebelum menikah dengan tuan moon ibu joongki sudah pernah menikah dengan ayah kandung joongki yang meninggal saat ia masih dalam kandungan, dan tuan moon adalah sahabat baik dari ibu joongki dan bersedia menikahi ibunya supaya ia bisa mendapat kehidupan yang layak 

dan nama song adalah nama ibu joongki, sebenarnya tuan moon ingin joongki mendapatkan namanya tapi ibunya tidak ingin membuat orang-orang berfikir bahwa ia menikah dengan tuan moon hanya karena menginginkan status untuk anaknya, jadi akhirnya ia tetap memakai nama sang ibu akan tetapi tuan moon tidak memebedakan kasih sayang antara joongki dan chaewon, 

chaewon lahir setelah joongki berumur 3 tahun, dan ia sangat menyayangi adiknya, walau pun secara biologis ayah mereka berbeda akan tetapi mereka lahir dari rahim yang sama, 

Grey Sky..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang