Tujuh Belas : Kesungguhan...

82 9 4
                                    


Suasana makan malam saat itu sangat tidak menyenangkan untuk Chaewon, moodnya seakan benar-benar di rusak karena kedatangan seseorang yang tidak di harapkan sama sekali. Makanan yang seharusnya enak menurutnya kali ini sangatlah hambar, di tambah pria itu duduk tepat di depannya sembar terus tersenyum, rasanya ingin ia menumpahkan air ke wajahnya agar berhenti tersenyum.

Yeobin yang sedari tadi melirik kearah Chaewon kini menyenggol sikunya, Chaewon pun menoleh kearah Yeobin, lalu lirikan mata Yeobin mengarah ke mangkuk nasi yang isinya sudah tidak karu-karuan, Chaewon yang menyadari itu pun langsung menaru sumpitnya dan meneguk air yang ada di sebelahnya, 

"Aku selesai, Eomma aku akan ke kamar dulu untuk istirahat" Chaewon pun meninggalkan meja makan, tuan Moon pun ingin mencegah Chaewon tapi di tahan oleh istrinya 

Mata Minho mengikuti kearah Chaewon pergi saat ini, lalu melihat makanan yang masih tersisa banyak di meja Chaewon, ada rasa sedikit bersalah dalam benaknya, karena ia merusak selera makan wanita yang sudah mengisi relung hatinya dari pertama kali Ia bertemu, tapi satu sisi ia juga merasa bahwa ia tidak semenjijikan itu sehingga bisa meghilangkan selera makan Chaewon.

Makan malam pun selesai, Minho kini tengah berada di ruang keluarga menyesap teh bersama calon mertua dan kakak iparnya sedangkan nyonya Moon dan Yeobin kini tengah di ruang tamu mendiskusikan beberapa hal menyangkut pernikahan 

"Bagaimana persiapan pernikahanmu Joongki-ssi??" tanya Minho 

"Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti tentang hal itu, tapi secara garis besar yang di ceritakan yeobin padaku, sepertinya sudah hampir seratus persen" 

Minho mengangguk, "Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan uri Chaewon??" pertanyaan yang diajukan tuan Moon membuat Joongki menatap Minho dengan penuh selidik 

"Putri mu benar-benar membuatku cukup penasaran Tuan Moon, ia cukup angkuh untuk hitungan seorang wanita, tapi itulah daya tarik miliknya" 

Tuan Moon terkekeh mendengar penjelasan Minho, ia setuju dengan apa yang dikatakan Minho, Chaewon memang sedikit angkuh, tapi sebenarnya hatinya sangatlah baik, Tuan Moon menyadari kesalahannya, membuat putrinya menjadi sosok yang seperti sekarang, tapi sekali lagi semua ini demi menjadikan masa depan Chaewoon menjadi lebih baik 

"Maafkan sikap angkuh adikku Minho-ssi, percayalah dia sebenarnya mempunyai hati yang baik, hanya saja banyak hal yang sudah terjadi yang menjadikan ia seperti saat ini" Ucapan Joongki membuat ayahnya sedikit menatapnya, ia tau Joongki sedang menyindirnya, tapi untuk apa di perdebatkan semua sudah terlambat bukan, 

"Joongki-ah, coba kau lihat adikmu, apakah ia sudah tidur? kalau belum suruhlah turun sebentar, tidak sopan kalau ada tamu malah berada di kamar" 

"Baik Abeoji.." 

Joongki pun meninggalkan kedua pria tersebut untuk menengok Chaewon, tapi sebelum itu ia pergi ke dapur dan mengambil beberapa potong coklat dari kulkas untuk di berikan pada Chaewon, mengingat gadis itu tidak memakan apapun tadi. Setelah melewati tangga, ia pun mengetuk pintu kamar adiknya itu, "Ini aku.." katanya di sela-sela mengetuk pintu 

"Masuklah.." samar-samar Joongki bisa mendengar suara adiknya tersebut, lalu perlahan ia membuka pintu dan mendapati adiknya tengah duduk di atas tempat tidur sembari merapikan rambutnya 

Joongki menarik kursi yang berada tak jauh dari meja nakas Chaewon, "Untukmu" Joongki memberikan coklat yang di ambilnya dari kulkas tadi

"Thank's" 

"Masih tidak mau turun??"

Chaewon menggeleng

"Turunlah sebentar, tidak sopan kau berada di kamar saat ada tamu yang menyangkut dirimu datang ke rumah" 

Grey Sky..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang