Enam : Kebenaran (1)

79 11 0
                                    

malam ini langit terlihat sangat bersahabat, bintang bertaburan dan bulan bersinar terang, seakan mendukung suasana yang minho inginkan.

yaa,,, disini ia dan chaewon sedang berada di salah satu taman di area Selene Hotel, dengan alasan perkenalan ayah chaewon meminta minho untuk membawa chaewon berjalan-jalan di area sekitar hotel,sebagai perkenalan pertama, 

kini mereka sedang berjalan di jalan setapak menuju rumah kaca tepat di tengah area taman, tidak ada sepatah kata apapun yang terucap dari bibir mereka berdua, hanya suara binatang malam menjadi pengiring langkah kaki mereka, 

sesampainya di rumah kaca minho membukakan pintu untuk chaewon, setelahnya wanita itu masuk disusul oleh minho, kemudian ia duduk di kursi tepat di depan deretan bunga mawar yang sudah bermekar indah, 

chaewon tersenyum saat melihat bunga itu bermekar dengan indahnya, bunga yang mengingatkannya pada seseorang yang mengisi hatinya dulu, 

minho melihat chaewon tersenyum ia pun berdehem lalu mendekati chaewon "kau suka bunga mawar?" tanya minho 

chaewon memudarkan senyumannya lalu menggeleng "tidak, hanya senang saja semua bunga disini sudah bermekar indah" katanya 

"ah begitu, ngomong-ngomong aku sudah melihat fotomu bertebaran di majalah, menjadi designer ternama di usia yang terbilang masih muda, itu luar biasa" 

chaewon mendengus mendengar ucapan minho "kau tidak tau saja bagaimana perjuanganku hingga berada di titik ini sekarang, tapi terlepas dari apa yang orang tua kita lakukan ku mohon jangan memaksaku untuk menyetujui apa yang mereka katakan" 

chaewon menghela nafasnya lalu berbalik kearah minho"minho-ssi, aku tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun, aku yakin kau adalah pria yang baik dan cerdas, jadi pikirkanlah lagi tentang ini semua, kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari pada aku, menjalin hubungan denganku hanya akan menyakitimu saja, jadi pergilah" 

chaewon menatap minho dengan pandangan yang datar, tidak ada ekspresi apapun saat mengatakannya, ia seperti benar-benar mati rasa, tapi minho tersenyum lalu ia sedikit tekekeh membuat chaewon mengerutkan dahinya bingung

"wae??? apa ada yang lucu dengan perkataanku" sahut chaewon 

"tidak, hanya saja semua perlakuanmu tadi membuatku semakin penasaran, ada apa denganmu sebenarnya, tapi apapun itu biarkan aku mencobanya, beri aku waktu satu bulan untuk masuk ke dalam hatimu, setelah satu bulan semua keputusan ada di tanganmu, aku akan menerima apapun itu, baik maupun buruk aku tidak akan membantahmu"

chaewon memalingkan wajahnya, dalam pikirannya kini hanya ingin mengakhiri ini semua dengan cepat, tapi saran dari minho bisa di pertimbangkan, dengan begitu chaewon bisa memiliki alasan yang kuat untuk membatalkan pertunangannya, 

"terserah padamu saja" ucap chaewon dan ia pun langsung beranjak dari rumah kaca tersebut meninggalkan minho sendiri dengan rasa bahagia yang memuncak karena chaewon memberikannya kesempatan 

ia pun langsung menyusul chaewon masuk kembali ke dalam hotel, dan tak lama kemudian keluarga lee pamit untuk pulang, tidak lupa minho dan chaewon juga bertukar nomer ponsel yang sebenarnya chaewon tidak menginginkannya tapi mau bagaimana lagi ia terpaksa melakukan itu 

saat mobil keluaga lee melaju meninggalkan hotel tuan moon menatap putrinya "ayah mohon padamu kali ini saja, turuti kataku, setelah ini kau bebas melakukan apapun" 

"aboeji tau apa yang kualami tapi tetap saja aboeji melakukan hal itu, kenapa harus perjodohan apa tidak ada yang lain, aboeji, aku tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun"

"moon chaewon, aku melakukan ini demi kau! sampai kapan kau terkurung dengan masa lalu yang menyakitkanmu! lupakan pria itu, dia sudah meninggalkanmu, dan ya apapun yang terjadi pernikahan ini akan tetap berlangsung!" tuan moon pun langsung memasuki mobil yang sudah menunggunya, di susul nyonya moon yang hanya menatap sedih keadaan putrinya dan akhirnya mobil itu melaju meninggalkan joongki dan chaewon 

"chaewon-ah, jangan pikirkan apa yang aboeji bicarakan padamu, aku akan mencari cara untuk menggagalkan pernikahanmu, tapi ku mohon turuti saja apa yang aboeji katakan, sembari kita mencari cara hmm" ucap joongki yang merangkul adiknya tersebut 

chaewon menghempaskan tangan joongki "tidak perlu! aku sudah mendapatkan caranya, jadi tolong tepati saja janjimu! mobil sport besok sudah ada di depan rumah!" chaewon pun meninggalkan kakaknya yang masih berdiri mematung di depan lobby hotel 


malam semakin larut, tuan moon dan sang istri baru saja sampai di rumah mereka, seperti biasa pelayan akan menyambut mereka dan membukakan pintu mobil, tuan moon langsung bergegas masuk kedalam rumah, dan nyonya moon pergi ke dapur untuk membuatkan secangkir teh hijau untuk suaminya 

ia tau tuan moon sedang dalam mood yang tidak baik, dan teh hijau bisa membuatnya sedikit rileks. setelah itu ia pun masuk kedalam kamar sembari memberikan secangkir teh kepada tuan moon yang kini tengah duduk di sofa kamar mereka, 

"terimakasih yeobo" ucap tuan moon, 

nyonya moon tersenyum lalu ia mulai berbenah mulai dari melepas perhiasan yang masih menempel pada kulitnya, mengganti baju dan tidak lupa skincare rutin selalu ia pakai, 

"yeobo, apapun yang terjadi chaewon harus menikah dengan minho, ini demi masa depan yang  baik untuk putri kita" sahut tuan moon 

"aku tidak pernah membantah apapun yang kau katakan, tapi bisakah tidak mendesak uri chaewonie untuk menikah, itu akan menambah kesakitan di hatinya, dan hubunganmu dengannya akan semakin memburuk" 

"tapi pikirkan sekali lagi apa aku pernah melarang chaewon untuk melakukan hal yang ia suka, aku hanya meminta ini saja, tidak ada yang lain,  lagi pula lelaki itu tidak pantas untuk chaewon, wanita sepertinya pantas mendapatkan yang lebih layak" tuan moon pun mulai meninggikan suaranya 

nyoonya moon pun membuang sedikit pandangannya, menghembuskan nafasnya, mencoba meredam emosinya "tapi yeobo apa kau tidak memikirkan apa yang akan terjadi kalau kau membiarkan ini semua terjadi, chaewon akan membencimu" 

"dan ingat satu hal, kau yang membuat chaewonie seperti ini! kau ingat kau yang mengusir joongi dari hidup chaewon! kau yang menghancurkan hidup chaewon! ingat itu" suara nyonya moon tidak kalah tinggi dengan suaminya, lalu ia pun langsung naik ketempat tidurnya lalu membelakangi suaminya yang kini mencoba untuk tetap tenang 

"joongi hanya sampah yang harus disingkirkan dari hidup chaewon, lagi pula aku tidak akan merelakan putriku berhubungan dengan pria miskin sepertinya!" tuan moon pun pergi meninggalkan istrinya menuju ruang kerjanya, kali ini ia memutuskan untuk tidur di ruang kerjanya, ketimbang di dalam kamar miliknya yang suasananya sedang panas 


Grey Sky..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang