Sepuluh : Kindness...

62 10 0
                                    

matahari sore sudah menampakan diri, bias warna jingga keemasan mulai menghiasi langit, satu persatu makhluk hidup di udara sudah mulai kembali ke sarang mereka, tapi para manusia masih saja beraktivitas seperti biasa, seperti tidak kenal waktu mereka tetap saja bekerja keras demi menyambung hidup. 

tapi kali ini tidak berlaku untuk lee joongi, ia kini sedang dalam perjalanan menuju apartement baru yang di berikan oleh minho.

ya sudah 30 menit yang lalu ia dan adiknya menginjakan kakinya kembali ke seoul, kota kelahiran mereka, kota yang menyimpan sejuta kenangan, walau mereka hanyalah keluarga yang tidak kaya, tapi kebahagiaan selalu berada di dalam keluarga joongi 

hingga satu persatu kemalangan datang ke dalam kehidupan mereka, dan membuat joongi mengambil keputusan untuk meninggalkan kota seoul dan mencoba peruntungan lain di busan 

walaupun begitu, tidak juga mengubah hidup mereka menjadi lebih baik, pada akhirnya joongi menyadari ia pergi hanya demi keegoisannya, 

mengorbankan sesuatu yang berharga demi menyelamatkan yang lain, walalu menyesal tapi memang itu yang konsekuensi yang harus ia terima, 

hingga pada akhirnya minho menemukannya dan mengajaknya kembali ke seoul. joongi menatap keluar jendela mobil minho, tidak banyak yang berubah dari kota ini sejak ia meninggalkannya beberapa tahun yang lalu dan hanya manusianya saja yang memang bertambah banyak 

beberapa kali ia menghela nafasnya, ia sama sekali tidak terpikirkan akan kembali lagi ke seoul, dan kini pikiran-pikiran yang tidak seharusnya ada sedang membentuk sebuah benang kusut di kepalanya, 

apakah keputusannya benar?

bagaiaman nanti kalau ia tidak sengaja bertemu dengan dia?

apakah semua akan baik-baik saja?

dan masih banyak lagi pertanyaan yang berputar-putar dalam kepalanya, walau begitu ia berusaha tetap tenang, ia mencoba mengacuhkan segala pertanyaan tersebut, hingga mobil yang ia tumpangi masuk kedalam sebuah basement sebuah apartement, pemandangan langit kini sudah berubah menjadi lorong-lorong memutar

supir minho memberhentikan mereka tepat di pintu masuk gedung apartement, lalu minho mengajak joongi dan jieun untuk masuk menuju unit yang di siapkan oleh minho 

mereka menaiki lift menuju lantai 5, setelah sampai mereka berjalan menyusuri lorong dan apartement yang di berikan minho berada di ujung lorong tersebut, minho menekan beberapa tombol sandi dan pintu terbuka 

menampilkan sebuah unit yang di dominasi dengan cat berwarna putih, dan juga luas, bisa di bilang ini dua kali luas apartement mereka di busan, jieun menatap kagum saat ia menoleh kearah jendela yang langsung menampilkan pemandangan kota yang indah, 

"bagaimana??" tanya minho 

"apakah ini tidak berlebihan, ini terlalu luas untuk kami berdua" jawab joongi 

"tidak apa-apa, lagi pula ini memang aku berikan untuk kalian, ahjussi dulu sangat baik terhadapku dan aku tidak sempat membalasnya, ku kira aku bisa membalasnya melalui kalian" 

joongi hendak membungkukan badannya tapi ditahan oleh minho "jangan seperti ini, kita teman sejak kecil, kau seperti saudara bagiku, maafkan aku joongi-yaa aku tidak ada di hari-hari sulitmu" 

joongi menggeleng "tidak apa-apa, hanya aku masih terlalu canggung untuk ini, terimakasih minho-yaa, terimakasih" 

"tidak apa, aku tau ini masih cukup canggung, kita sudah lama sekali tidak bertemu, tapi aku harap kau mulai terbiasa, oh ya, malam ini kita makan malam dirumah, aku sudah bilang pada eomma akan mengajakmu dan ia sangat bersemangat untuk ini, jadi bersiap-siaplah" 

Grey Sky..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang