Delapan Belas : Hari Minggu...

108 12 3
                                    

"Untukmu" Jieun menerima sebotol air tersebut lalu meneguknya hingga setengah

"Perlahan saja minumnya nanti kau tersedak" Ucap Jingoo,

Yeo Jingoo adalah teman pertama yang di temui Jieun saat pertama kali menginjakan kaki di kampusnya, saat itu ia tengah mencari ruangan untuk daftar ulang dan tidak sengaja Jingoo melihatnya kebingungan, dan ia pun langsung menghampiri Jieun dan dari situ mereka mulai berteman baik, walaupun jurusan yang diambil mereka berbeda 

"Ayo kita mulai lagi" Ajak Jieun yang kini sudah berdiri di samping Jingoo 

"10 menit lagi ya,, aku benar-benar lelah, kita sudah berlari sekitar 30 menit, biarkan kakiku beristirahat sebentar" 

Jieun langsung saja menendang pelan kaki Jingoo dan membuat pria itu tersungkur "Dasar lemah, ya sudah aku duluan nanti kau menyusul" 

Jieun meninggalkan Jingoo yang masih tersungkur. Jieun memang rutin berolahraga setiap hari minggu, menurutnya selain menghilangkan kepenatan berolahraga bisa membuat badannya menjadi sedikit lebih segar.

Ia berlari-lari kecil menyusuri taman dekat sungai Han yang cukup dipadati oleh orang-orang yang ingin berolah raga, sesekali ia melakukan beberapa gerakan tangan untuk menyeimbangkan gerakan ke seluruh tubuhnya, 

Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat sosok yang sudah sangat lama tidak ia lihat. Pandangan Jieun mengikuti arah wanita itu, tak terasa bibirnya tertarik keatas, menampilkan senyuman tipis

Akan tetapi senyuman itu menghilang begitu saja ketika mendapati wanita itu tidak sendiri, mengamati gerak-gerik wanita itu ia terlihat bahagia dengan pria yang ada di sampingnya, 

Tiba-tiba terlintas dalam memori Jieun ketika tawa yang sama menghiasi hari-harinya, bukan karena Jieun wanita itu tertawa akan tetapi karena sosok pria yaitu kakaknya, 

Bisa diingat dalam memori Jieun bahwa kakaknya sangat bahagia saat wanita itu di sampingnya, akan tetapi entah apa yang terjadi membuat kakaknya memutuskan hubungan mereka dan pergi menjauh dari kota yang selama ini ia tinggali 

Jieun pun membalikkan badannya ketika ia kedapatan oleh wanita itu menatapnya, lalu dengan cepat Jieun melangkah menjauhi pemandangan tersebut dan bertingkah seakan-akan tidak terjadi apa-apa. 

***

Pagi Chaewon saat ini tengah terganggu dengan sosok yang tidak ia harapkan sama sekali, entah ada angin apa tiba-tiba Minho datang untuk mengajaknya joging hari ini.

Bukannya Chaewon tidak suka berolahraga hanya saja ini bukanlah hari yang cocok untuk melakukannya, sudah seminggu penuh hari-hari Chaewon diisi dengan agenda-agenda yang menyibukan dirinya, dan ia berharap hari ini ia bisa tidur dengan jam yang lebih lama, akan tetapi semua kandas ketika sang ibu membangunkannya dan berkata bahwa Minho datang untuk mengajaknya berolahraga 

Dan Disinilah mereka saat ini, di taman dekat sungai Han, menahan kantuk yang cukup berat ia berlari-lari kecil di belakang Minho, 

"Minggu depan tidak usah mengajakku berolahraga, aku ingin tidur sepuas hatiku, mengerti.." Ucap Chaewon dengan nafas yang sedikit terengah 

Minho berbalik dan berlari secara mundur, "Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, kau butuh sedikit peregangan, dan tidur bukanlah solusinya" 

Wanita itu memutar bola matanya kesal, ia kesal karena hari dimana dia bisa sedikit bersantai di rusak seketika oleh orang yang bahkan dia tidak menginginkannya, 

Setelah berlari cukup lama, mereka pun duduk beristirahat, Minho pergi untuk membelikannya air, sedangkan Chaewon hanya bisa duduk dan meluruskan kakinya, jujur saja dia tidak terbiasa melakukan hal seperti ini, maka dari itu kakinya langsung terasa sangat lelah walau hanya lari-lari kecil saja

"Ini air mu" Minho menyodorkan sebotol air mineral ke wajah Chaewon dan ia meraihnya dengan sedikit kasar, meneguk hampir setengah botol lalu kembali memijit kakinya

"Kakimu sakit?? sini aku berikan sedikit peregangan" Minho langsung duduk di hadapan Chaewon tapi dengan sigap gadis itu menyilangkan kakinya "Jangan lakukan apapun, kembali ke posisimu seperti tadi" Ujarnya 

Minho mendengus lucu saat melihat ekspersi wajah wanita yang kini di hadapannya, lalu dengan cepat ia mencubit pipi chuby wanita itu 

"Calon Istriku menggemaskan sekalii.." Ucapnya 

Chaewon pun meronta meminta Minho melepaskan Cubitannya, dan setelah beberapa kali berteriak ia pun akhirnya melepaskan cubitan itu "Haish!! kau laki-laki tapi kasar sekali"omel Chaewon sembari menggosok-gosok pipinya 

Mereka pun tiba-tiba terdiam, suasana hening menyelimuti mereka berdua, hingga pertanyaan Minho memecah keheningan diantara mereka "Kau sudah memutuskan tentang apa yang kukatakan semalam?" 

Wanita yang ada di sebelahnya itu kini menatapnya, lalu menyunggingkan senyumannya "Itu tidak akan mudah Minho-ssi, kau dan aku berbeda, kau bisa dapatkan yang lebih baik dariku, di hati ini masih ada seseorang yang aku tunggu, bukan untuk kembali padanya tapi aku harus mendapatkan penjelasan darinya" 

"Penjelasan??" 

Chaewon menghela nafasnya dan memalingkan pandangannya kearah sungai han "Aku adalah wanita yang ditinggalkan kekasihnya tanpa alasan yang jelas, kenapa aku bisa mengatakannya seperti itu, karena sebelumya hubungan kami sangatlah baik-baik saja, dia selalu terbuka dengan apa yang dia rasakan, begitu juga dengan ku, tapi entah kenapa tiba-tiba sore itu dia pergi tanpa mengatakan apapun, hanya kecupan terakhir di bawah guyuran hujan, dan besoknya dia menghilang" 

Minho mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Chaewon, satu sisi dia cukup senang karena wanita itu mulai membuka sedikit dirinya, tapi satu sisi dia penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya, kisah yang awalnya baik-baik saja tiba-tiba berubah menjadi hal yang menyedihkan 

"Kau masih mencintainya?" 

Chaewon memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menyentuh wajahnya, ia teringat perasaan cintanya yang dulu, tapi perlahan mulai berubah menjadi perasaan marah rindu yang menjadi satu, lalu ia membuka matanya perlahan "Entahlah aku tidak bisa mendeskripsikannya, antara cinta,marah dan kerinduan menjadi satu, aku tidak tau apa namanya, tapi saat aku bertemu dengannya nanti maka aku akan meminta penjelasan darinya" 

"Setelah itu???"

"Aku juga tidak tau, kita serahkan saja pada takdir yang sudah menulis segalanya" 

Minho mengangguk "Maaf kalau aku sudah lancang bertanya padamu"

"Kau sudah melakukannya kan? sudahlah jangan terlalu dipikirkan" Chaewon bangkit lalu ia mengulurkan tangannya pada Minho "Aku lapar, bisakah kita pergi untuk sarapan, kau menyiksaku dengan lari-lari pagi seperti ini" 

Minho mengambil tangan Chaewon lalu menepuk pucuk kepala wanita itu "Jangan sedih lagi, sudah ada aku yang akan mengobati sakitmu" Minho berjalan mendahuli Chaewon 

Sedangkan wanita itu hanya mendecih lalu pandangannya tertuju pada seorang gadis yang tiba-tiba langsung memalingkan badannya ketika Chaewon melihatnya, Wanita itu mengerutkan dahinya, Ia seperti mengenali gadis itu, tapi apa benar tebakannya, saat ia ingin mendatangi gadis itu Minho menggandengnya dan menariknya pergi dari sana 

"Jieun kah???? "  Batinnya....



Hai semua....

Semoga suka ya dengan cerita ini,,

Aku berasa punya utang gitu kalau ada satu ceritaku yang belum selesai hehe

maaf baru bisa up, semoga kalian suka ya,,

untuk yang sudah kasih bintang dan komentarnya terimakasih banyak..

Salam

Mietha :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Grey Sky..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang