Lima Belas : Makan Siang???

62 10 0
                                    

"Jadi sekian saja untuk pagi ini, dimohon untuk lebih meningkatkan safety saat bekerja, walau kita memang di kejar dengan target akan tetapi keselamatan kerja lebih penting, dan kalian bisa kembali bekerja" Joongi pun kembali ke ruang kerjanya bersama dengan para staff yang lain. 

Saat Joongi hendak masuk ke dalam ruangannya Minyoung pun menghampirinya, membuat Joongi menghentikan langkahnya "Gyejangnim apa anda ingin kopi, kebetulan kami hendak memesannya?" tanya Minyoung 

"Boleh, hmm saya menginginkan Hot Latte, terimakasih" Minyoung pun menggangguk lalu ia meninggalkan Joongi yang kini juga langsung masuk ke dalam ruangannya 

Ia pun kembali berkutat dengan beberapa laporan keuangan yang harus ia periksa, matanya meneliti satu persatu angka yang terdapat disana, sampai suara dering ponselnya membuatnya mengalihkan perhatiannya 

"Yeoboseo Sajangnim" sapanya 

"Yak!! jangan panggil aku begitu saat aku menelfonmu, lagi pula kita sedang tidak dalam obrolan kerja

"Jeosonghamida Minho-yaa, aku hanya takut para staff mendengarnya dan itu membuatku tidak enak memanggilmu hanya nama saja"

"Tidak apa-apa, lagi pula mereka tidak tau siapa yang sedang menelfonmu, hmm ngomong-ngomong bagaimana pekerjaanmu apa lancar?

"Hmm, semua baik-baik saja sejauh ini, aku belum menemukan hal yang aneh atau tidak menyenangkan" 

"Baguslah kalau begitu, bagaimana kalau kita makan siang bersama, aku ingin mengenalkanmu pada seseorang, atau lebih tepatnya calon istriku"

"Benarkah, baiklah kirimkan saja alamat restaurant tempat kalian makan siang, aku akan menyusulmu nanti" 

"Baiklah! sampai jumpa nanti siang"

Minho pun menutup sambungan telfonnya lalu Jooggi kembali ke berkas yang sudah menunggunya, lalu suara ketukan pintu terdengar, dan Minyoung masuk ke dalam ruangan Joongi mengantarkan kopi pesnannya.

Setelah Minyoung keluar, Joongi pun terdiam menatap latte pesanannya itu, kembali ia teringat seorang wanita yang sangat menyukai latte, membayangkan ia menyesap latte kesukaannya dengan wajah yang tersenyum

Ingatannya kembali menampilkan flashback saat ia tidak sengaja melihat Chaewon saat berada di butik miliknya, tubuhnya semakin mengurus, cahaya di wajahnya tak lagi terpancar. Ingin rasanya kaki Joongi melangkah masuk ke butik itu tapi ia masih membutuhkan begitu banyak keberanian.

Dan untuk kesekian kalinya ia menghela nafasnya lelah ketika mengingat moment-moment tersebut, dan kini ia kembali di sibukan dengan dokumen-dokumen yang membuat kepalanya pusing. 

Lalu untuk kesekian kalinya suara ketukan pintu ruangannya kembali terdengar, dan Joongi mempersilahkan orang tersebut masuk,

"Duduklah Inyeop-Ssi, ada apa??" 

"Gyejangnim, Mandor mengajukan penambahan bahan bagunan lagi, ini daftar yang ia butuhkan" Inyeop pun memberikan map yang ia bawa tadi, langsung saja Joongi menerima dan membukanya perlahan 

"Banyak sekali, bukannya 2 minggu yang lalu bahan-bahan bangunan baru saja datang, aku melihat laporan yang kau berikan padaku" 

"Ia mengatakan bahwa stoknya mulai menipis, dan kita memang sedang di kerja target" 

"Kalau begini terus anggaran bisa habis sebelum waktunya, dan saya juga membaca beberapa laporan yang kau dan Minyoung-ssi berikan, ada beberapa yang membuatku curiga, dengan Fisik yang datang dan angka yang tertera di laporan"

"Sebenarnya Gyejangnim saya juga mulai mencurigai ada hal yang tidak beres disini, karena hampir satu bulan mandor selalu saja meminta bahan-bahan bagunan, sedangkan progress pembangunan sepertinya sangat lambat" 

Joongi mengangguk mengerti, "begini saja, terus awasi pengeluaran dan pemasukan, juga diam-diam kau kirim orang untuk mengawasi lokasi proyek dan gudang saat malam hari, laporkan padaku bila ada yang menurutmu mencurigakan" 

"baik Gwejangnim, kalau begitu saya permisi" Inyeop pun meninggalkan ruangan Joongi.


***

Sementara di Moonlight butik terlihat Chaewon sedang berbicara dengan seseorang di telfon, "Maaf, aku tidak bisa, aku ada janji dengan klien siang ini, dan kebetulan kami juga akan makan siang bersama"

"Apa ini salah satu alasan untuk menghindariku??"

"Ani!! Kau tau aku selalu sibuk setiap hari jadi untuk apa aku mencari alasan untuk tidak menemuimu, lain kali saja kita makan siang bersama tapi jangan ajak siapapun, aku tidak ingin siapapun tau tentang kita! Di luar keluarga kita hanyalah orang asing!"

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu kali ini, kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu, jangan lupa untuk makan siang, Sampai jumpa calon istriI"

Chaewon memutar bola matanya kesal, lalu sesegera mungkin menutup telfon menjijikan itu

"Bisakah sehari saja dia tidak mengganggguku" gumamnya, lalu Chaewon kembali berkutat dengan desain yang harus ia siapkan untuk bertemu klien siang ini, 

Ya,,, memang bukan hanya alasan untuk tidak mengiyakan ajakan makan siang Minho tapi memang ia mempunyai janji siang ini dengan seorang klien.


***

Lee Minho kini tengah duduk di sudut restaurant favoritnya , ia kini tengah menunggu seseorang, sembari menunggu ia pun menikmati pemandangan dari dalam resturant tersebut, hingga suara seorang pria yang membuatnya mengalihkan atensinya 

"Kau sudah datang" 

Joongi pun menarik kursi yang ada di depan Minho, "Dimana Calon istrimu? apa dia terlambat?"

Pertanyaan Joongi membuatnya menaikan sudut bibirnya "Ia tidak akan datang, dia wanta yang cukup sibuk, lagi pula ini pernikahan karena perjodohan jadi jangan terlalu berharap ia bisa mencintaiku" 

"Benarkah?? bukankah cinta akan datang karena terbiasa, mungkin dia belum terbiasa denganmu, jadi jalani saja seperti air mengalir"

"Dinding yang ia bangun terlalu tinggi untuk ku robohkan,  lagi pula seprtinya ia sangat mencintai pria yang membuatnya menjadi sepert ini."

Joongi mengerutkan alisnya "Maksudya??"

"Keluarganya bilang dulu ia adalah sosok yang sangat menyengangkan, tapi tiba-tiba ia berubah karena pria yang dicintainya meninggalkannya dengan alasan yang tidak jelas, dan itu cukup membuatnya kecewa dan akhirnya dia menjadi seperti sekarang"

"Benarkah?? itu artinya kau harus bekerja keras untuk mendapatkan hatinya, tenanglah, perlahan tapi pasti kau akan mendapatkannya" 

Minho pun tersenyum senang saat Joongi mengatakan hal itu, "Terimakasih, setidaknya kata-katamu bisa membuatku sedikit bahagia walau kenyataannya memang sulit untuk di lakukan"

"ngomong-ngomong, siapa nama wanita itu??" tanya Joongi 

"Akan aku perkenalkan langsung padamu nanti untuk saat ini biar menjadi rahasiaku, tidak apa kan??" 

"Baiklah, terserah padamu saja" 


Grey Sky..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang