Udara dingin begitu menusuk hingga ke tulang, jalan setapak begitu sunyi, hanya derap langkah kaki yang terdengar, hembusan nafas berat begitu nyata terdengar hingga ke telinga, diambil dari dalam sakunya sebatang rokok lalu menyesapnya perlahan, memilih untuk duduk di tangga menuju area apartementnya, dilihat jam ditangannya sudah menunjukan pukul 4 pagi, lalu di tepuk-tepuk celana jeansnya yang sedikit berdebu, setelah itu ia pun berdiri dan kembali menaiki anak tangga, sembari menghisap rokoknya yang tinggal setengah,setelah sampai di depan pintu apartementnya ia mematikan rokoknya, memasukan kunci lalu memutarnya perlahan, setelah itu dengan tenang ia berjalan masuk, diletakannya tasnya di belakang pintu
ia memasuki apartment yang tidak terlalu luas, yang terdiri dari ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga dan ruang makan, dapur 2 kamar yang tak terlalu luas juga 1 kamar mandi,
perlahan ia melangkahkan kakinya ke salah satu kamar dan membuka kenop pintunya perlahan, ia mengintip dan seseorang masih terlelap disana lalu ia kembali menutup pintu tersebut
setelahnya ia langsung pergi ke kamar mandi membersihkan diri dan mengganti baju, kemudian ia pergi ke dapur menengok isi kulkas dan mengambil beberapa bahan untuk dimasak, tak lupa sebelum itu juga memasak nasi,
walau ia seorang pria tapi keahliannya tentang memasak jangan diragukan, kimchi jjigae adalah menu andalannya, dan kini ia tengah memasaknya untuk sarapan pagi nanti
tidak lupa ia juga membuat telur gulung,walau ia lelah bekerja bahkan hari ini ia lembur karena pembangunan gedung yang ia kerjakan di kebut tentu saja dengan upah lembur yang tidak seberapa
tapi semua ia lakukan demi menyambung hidupnya dan wanita yang amat ia sayangidan ditengah lelahnya ia masih sempat memasak sarapan pagi untuk wanita itu,
tengah asyik menggulung telur ia pun di buat terkejut dengan suara satu-satunya wanita dalam hidupnya
"oppa kenapa tidak istirahat saja, aku bisa memakan ramen instant untuk sarapan pagi" sapanya dengan mata yang masih mengantuk"aigooo... kau mengagetkanku saja, tidak apa, lagi pula sarapan ramen instant saat pagi sangatlah tidak sehat, uri jieun kembalilah tidur" balasnya
"oppa, istirahatlah, oppa sudah bekerja seharian bahkan lembur sampai subuh begini, aku tidak ingin oppa sakit, kalau kau sakit, aku tidak punya siapa-siapa lagi"
joongi pun menatap gadis yang kini sudah beranjang dewasa itu, lalu menepuk kepalanya perlahan "aku tidak akan meninggalkan mu, kau juga satu-satunya di hidupku, ibu menitipkanmu pada ku, jadi jangan khawatirkan oppamu ini, bukankah lee joongi yang kau kenal ini sangat kuat hmm?"
jieun tersenyum menatap kakak laki-lakinya itu, lalu ia memeluknya mencium aroma maskulin yang membuatnya merasa tenang "aku menyayangi oppa"
"aku juga menyayangimu" balasnya
mereka pun akhirnya membuat sarapan bersama, jieun menolak untuk kembali tidur dan joongi tidak ingin berdebat dengan adiknya itu jadi ia mengizinkan jieun untuk membantunya,
tak lama kemudian sarapan pun sudah siap, dan waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi, joongi pun membereskan peralatan masak yang ia pakai, dan jieun tengah mandi, dan bersiap untuk berangkat kuliah,
selang waktu setengah jam jieun sudah rapi dan mereka pun sarapan bersama, begitu lahap ia memakan kimchi jjigae buatan kakaknya itu, joongi tersenyum senang melihat jieun begitu menikmati masakannya,
joongi menatap lekat wajah jieun yang mengingatkannya pada seseorang yang sangat menyukai kimchi jjigae buatannya,
ia ingat betul setiap wanita itu datang ke rumahnya dulu, dia selalu ingin makan kimchi jjigae yang joongi buatkan, bahkan ia bisa menghabiskan lebih dari 1 mangkuk makanan tersebut,

KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Sky..
Romansa"langkah kakiku sudah lelah, menapaki setiap jalan menuju kearahmu tapi aku tidak pernah sampai, seakan jalan itu membuatku semakin menjauh darimu, maafkan aku tidak seharusnya ini terjadi padamu tapi aku terpaksa memilih jalan ini, maafkan aku..." ...