Lorenz Bergerak cepat membantu adiknya untuk berdiri. Sang pemimpi suku rubah tersebut tampaknya masih larut dalam pesona Clarissa.
"Apa perlu aku jadikan kepala mu sebagai hiasan di ruang kerjaku, atau bulu mu yang akan dijadikan pakaian musim dingin pelayan ku"
Ucapan Clarissa seolah berputar-putar di kepala Ocheat. Hal tersebut berhasil membuatnya tersungkur tidak sadarkan diri.
Lorenz akhirnya meninggalkan kelompok Clarissa untuk membawa pulang adiknya yang tampak seperti terkena mental.
Clarissa dan kedua pria di sisinya hanya terdiam mengamati hal tersebut. Namun tidak lama Clarissa kembali memacu kudanya tanpa mengatakan sepatah katapun.
Dalam perjalanan ketiganya tidak ada yang mengangkat suara. Hanya ada keheningan yang dipecahkan oleh suara telapak kaki kuda.
Secercah cahaya muncul di balik pepohonan yang jauh. Namun semakin dekat cahaya tersebut semakin terang hingga mampu menyilaukan mata.
Akhirnya mereka telah sampai di tepian laut. Mereka pun menyusuri tepiannya agar sampai di dermaga terbesar yang ada di dunia.
Sebagian besar penghasilan dari Kerajaan Claus berasal dari dermaga ini. Bagaimana tidak kerajaan memberikan pajak yang lumayan besar pada dermaga ini.
Kerajaan Claus merupakan pusat perekonomian, pendidikan, dan pertahanan dunia. Tidak hanya itu, destinasi tempat liburan juga sangat banyak dan indah. Tak khayal dermaga ini begitu besar dan ramai.
"No... biar aku yang menyewa kapal untuk ke kerajaan Brinda" hampir saja Motta memanggil Clarissa dengan sebutan nona di antara orang banyak.
"Sewa saja kapal yang sederhana kak tidak perlu besar dan mewah" jelas Clarissa. Motta pun mengangguk paham.
Clarissa adalah gadis yang pandai mengelola keuangan. Hal ini membuat dirinya jauh dari kata boros.Tak lama Motta kembali, "Merry semua kapal ternyata telah disewakan" ujarnya.
"Bagaimana jika kakak meminta tumpangan kepada seseorang yang menyewa kapal untuk dirinya sendiri" usul Clarissa tak lupa dengan embel-embel Kakak.
"Hey Nona pria mana yang akan memberikan tumpangan Kepada pria lain. Bagaimana jika kau sendiri yang meminta. Itu akan lebih efektif" ujar Zack. Tak disangka pria ini sangat pandai berakting.
"Baiklah akan aku coba"
Clarissa turun dari kudanya, "tuan apakah kau menyewakan kapal ini untuk diri anda sendiri?" Tanya Clarissa disertai senyuman manis.
Pria yang dipanggil tersebut menoleh, "Tidak kau salah ini kapalku" ujarnya singkat sambil membalas senyuman Clarissa dengan senyuman mautnya. "Cih! Tipe-tipe pria playboy ternyata" batin Clarissa.
Awalnya Clarissa terkejut karena pria di depannya ini menggunakan bahasa informal. "Emmm saya memerhatikan anda bolak-balik dari kapal tapi anda hanya sendiri".
"Jadi?" Pria tersebut bertanya.
"Emm kakak ku dan temannya terlambat ke dermaga sehingga kami tidak dapat satupun kapal untuk disewa" jelas Clarissa. Ia mencoba sebisa mungkin menjadi gadis yang sedikit lugu.
Pria tersebut bersedekab dada. Sebelah alisnya naik dengan sudut bibi melengkung keatas. "Jadi?" Tanyanya lagi.
"Bolehkah tuan memberikan kepada kami tumpangan, tidak jauh hanya sampai ke dermaga kerajaan Brinda" Clarissa menjeda ucapnya.
"Kami akan membayar" tambahnya.
Pria tersebut tersenyum misterius. Entahlah Clarissa tidak peduli yang penting ia mendapat tumpangan. Ia juga lelah berakting seperti ini.
"Tapi ada syaratnya" ujarnya singkat sambil menatap Clarissa dengan tatapan yang emm lumayan aneh.
"A-apa itu tuan" Clarissa bertingkah seolah-olah dirinya gugup.
Pria tersebut terkekeh kecil "nama ku Aston jadi jangan memanggilku lagi dengan sebutan tuan"
Clarissa mengangguk, "jadi apa syaratnya tu... Aston?" Clarissa mencoba untuk memperbaiki panggilannya.
"Sebelumnya siapa namamu?"
"Merry" jawab Clarissa singkat.
"Baiklah Merry setiap malam kau harus berada di Geladak kapal. Sebagai gantinya aku tidak akan meminta bayaran" ujarnya
"Baiklah" ujar Clarissa.Clarissa segera berbalik untuk memberitahukan kepada Zack dan Motta. "Kak kita kita sudah mendapatkan kapal" seru Clarissa dari jauh sambil melambaikan tangan.
"Puft..." Zack terlihat menahan tawanya. "Kau liat adik mu itu sangat kekanak-kanakan" ujar Zack kepada Motta dengan menekan kata-kata adik mu.
"Sudahlah jangan mencari gara-gara" ujar Motta sebelum menyusul Clarissa."Apakah kau senang nona kecil?" Tanya Zack kepada Clarissa sambil menepuk kepala gadis tersebut. Lihatlah bahkan kini pria itu berani mempermalukan Clarissa.
"Kau yang kecil" balas Clarissa berpura-pura marah namun ia membisikkan sesuatu kepada Zack. "Persiapkan tangan kirimu". Zack tentu tau Maksud dari kata tersebut. Clarissa berniat mematahkan tangan Zack. Membayangkan saja mampu membuat Zack meringis.
"Kak tuan yang baik hati ini mau memberikan tumpangan Kepada kita secara percuma" ujar Clarissa antusias.
"Puft..." Zack lagi-lagi mencoba menahan tawanya. Clarissa menatap pria tersebut jengah.
"Jadi apakah kalian bersaudara?" Tanya Aston kepada mereka.
"Tidak hanya aku dan kakakku dia itu parasit" ujar Clarissa sambil menunjuk kearah Zack. Raut wajah Zack langsung berubah kecewa tetapi Clarissa tidak peduli.
"Kau tampak tak mirip dengannya kau tau kan" Aston menunjuk kearah mata memberi isyarat. Ya benar juga sih penampilan Clarissa dan Motta jauh dari kata bersaudara. Mereka bahkan benar-benar tidak mirip. kecuali sama-sama mempunyai kulit yang putih pucat.
"Maksudmu mataku yang hijau ini. Kami saudara berbeda ayah" ujar Clarissa. Aston mengangguk paham.
"Tuan kapalnya sudah siap!!!" Seru seorang paruh baya dari atas kapal.
Aston mengangguk, "ayo kita berangkat" ajaknya sebelum melangkah menuju kapalnya.Kapal mulai bergerak kini Clarissa sedang di salah satu kamar yang ada di kapal tersebut. Ia membongkar isi bawaannya dan meraih segelas air yang telah tersedia di sana.
Dia melepaskan ikatan rambutnya. Menyisir rambut coklat dengan jari-jarinya. Dan membasuh sedikit wajahnya.
Di tempat lain
"Tuan ada seseorang gadis yang mirip dengan Clarissa Tamara. Dia membawa dua orang pria bersamanya" ujar pria tersebut sambil membungkuk hormat.
"Lalu?" Pria yang duduk tepat didepannya bertanya.
"Bukankah Clarissa Tamara sedang sakit" tambah pria tersebut."Bu-bukan begitu tuan tapi...." Ucapnya terpotong.
Brak...
Prang...Pria tersebut bangkit dari sofa dan melemparkan meja kaca didepannya hingga pecah.
"Aku tidak menyuruh mu untuk mencarinya. Aku menyuruhmu untuk menjadikannya sekutu!" ujar pria tersebut lantang.
Clarissa yang kini berada di atas geladak tersenyum remeh. "Dasar Baron bodoh" lirihnya.••••••••••
Hi reader's sedikit informasi
Disini Zack menyamar menjadi temannya Motta dan Clarissa sebagai adiknya Motta seperti yang telah dijelaskan dalam chapter sebelumnya.
So kenapa Zack memanggil Clarissa nona karena ia menggangu Clarissa. Dan kenapa Motta tidak memanggil Clarissa dengan sebutan nona ya karena Clarissa yang berperan sebagai adiknya.
Udahlah cuma segitu aja info nya OkeyOh ya satu lagi jangan lupa vote ya supaya author lebih semangat ketik nih cerita. Siapa tau nanti sering-sering ubdate.
He he he
See you next chapter
TAY TAY 🤗🤗🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The next successor girl CLARISSA
FantasyWanita dengan seribu rahasia yang dikagumi banyak pria. Clarissa Tamara gadis cantik bak ratu Victori. Seorang putri Duke yang sangat tegas dan kejam. Memiliki sifat yang dingin dan arogan. Kisah kelam yang membentuk sifatnya yang sempurna menge...