kehilangan kekasih ⚔️

160 20 0
                                    

Clarissa yang kini berada di atas geladak tersenyum remeh. "Dasar Baron bodoh" lirihnya.

••••••••••

   Zack menyusul Clarissa yang berada di Geladak kapal. Pemandangan dari kapal benar-benar menenangkan bagaimana tidak di sekeliling disuguhkan pemandangan laut biru yang begitu tenang.
 
  Zack terpaku pada Clarissa. Gadis tersebut tersenyum misterius dengan kedua matanya yang menyipit. Helaian rambutnya tergerai indah dengan sedikit berterbangan. Clarissa bukan tersenyum bahagia melainkan senyum licik khas dirinya.
 
  "Hey Nona Merry!" Seru Zack sambil berjalan mendekatinya.
 
  Clarissa menoleh, "Ada apa? Apa kau ingin aku segera mematahkan tangan mu di sini?" Tanya Clarissa langsung.
 
  Zack memeluk tangan kirinya, "mengapa kau begitu kejam" Zack memberi isyarat dengan matanya.
 
  Clarissa melirik, Ternyata Aston sedang memerhatikan mereka, "Kau membuat aku kesal TUAN"  ujarnya menekan kata tuan sambil membuang wajahnya.
 
  "Itu karena kau menggemaskan" jujur Zack diiringi kekehan kecil.
 
"Kak lihat pria ini rasanya aku ingin mematahkan semuanya tulang-tulangnya" seru Clarissa Kepada Motta yang berjalan kearahnya.
 
  "Itu salah mu. Mengapa kau harus terlahir dengan menggemaskan seperti ini" Motta mengacak-acak Surai coklat milik Clarissa.
 
  "Kakkk! Kalian membuat aku kesal" Clarissa berlalu meninggalkan kedua pria tersebut.
 
  "Hahhahah" Motta dan Zack tertawa lepas.
 
  Clarissa melirik kearah Aston. Ternyata pria tersebut terkekeh pelan melihat tingkah mereka, "kau sangat mencurigakan" pikir Clarissa singkat.
 
  Clarissa merasa mana milik Aston sedikit berbeda dengan mana orang biasanya.
 
  Pada dasarnya semua orang memiliki mana, yang membedakannya adalah ciri khas dan kadar kuat atau lemah struktur mana. Mana penyihir cenderung kuat dan rumit. Karena alasan itu para penyihir merasa dirinya lebih hebat.
 
.
.
.

  Langit malam yang gelap tampak indah dengan bulan yang bersinar terang. Sinar yang dipantulkan ke laut menambah kesan indan nan tenang.
 
  Clarissa berjalan menuju kearah geladak kapal. dia datang untuk memenuhi perjanjiannya.

Di sana terdapat sebuah meja dan dua kursi. Jangan lupakan lampu sihir yang bersinar cantik ditengah meja tersebut.
 
   "Selamat malam Merry" sapa Aston sambil tersenyum.
 
   "Malam, emm apakah kita akan makan malam bersama?" Tanya Clarissa.
 
   "Sepertinya begitu" Aston menarik sebuah kursi untuk mempersilahkan Clarissa duduk. Tak lama disusul oleh beberapa maid yang membawa makan.
 
  "Mari" ucap Aston mempersilahkan Clarissa untuk menyantap steak didepannya.
 
   Clarissa mengangguk kecil membuat beberapa helai rambut berjatuhan kedepan. Angin laut dengan tiba-tiba bertiup kencang, Hal tersebut berhasil menerbangkan sebagian Surai coklat milik Clarissa hingga menghalangi wajahnya.
 
  "Kau sangat manis Nona Merry" Aston menyingkirkan rambut Clarissa dan menyelipkannya ke telinga. Ia tersenyum tulus menatap gadis cantik nan manis di depannya ini.
 
  Clarissa tertegun sejenak ia mencoba menetralkan raut wajahnya, "te-terima kasih Aston" ujar Clarissa disusul dengan senyum manisnya.
 
  Di tengah suara dentingan sendok, tiba-tiba Aston mengeluarkan suaranya, "Marry kita membutuhkan dua hari dua malam untuk bisa sampai ke dermaga kerajaan Brinda". Aston menuangkan anggur kedalam gelas Clarissa.
 
  "Selama perjalanan kau akan tetap menemaniku di geladak setiap malam bukan?" Aston bertanya untuk memastikan.
 
  Clarissa meraih gelas berisi anggur tersebut dan meneguknya, "Tentu Aston, lantas mengapa kau terlihat seperti pria yang takut kehilangan seorang kekasih" ujarnya sambil menggelengkan kepalanya pelan.
 
  Aston meneguk anggurnya sambil menatap Clarissa, "entahlah".
 
  Clarissa mendongakkan kepalanya menatap pria yang katanya tampan. "sepertinya kau mabuk" ujarnya dan memasukkan potongan terakhir steak nya. Ia membersihkan bibirnya dengan sapu tangan yang telah tersedia.
 
  Bukan Clarissa yang mengatakan pria tersebut tampan. Tapi para maid yang berada di kapal sering berbisik-bisik memuji wajah Aston.
 
  "Aku sudah selesai dengan makanan ku jadi bisakah aku pamit undur diri?" Tanya Clarissa memecahkan lamunan Aston.
 
  "Oh... Tentu apa perlu aku temani?" Usul Aston yang langsung bangkit dari duduknya.
 
  "Baiklah" jawab Clarissa
 
  "Hey Merry dari mana saja kau?" Tanya Zack yang tiba-tiba saja muncul.
 
  "Dia pergi untuk memenuhi janjinya" ujar Aston datar.
 
  "Oh benarkah? Apakah sudah selesai? Jika benar ikut aku menemui kakakmu dia mencari mu dari tadi" Zack merangkul bahu Clarissa. Ia langsung pergi tanpa berniat menunggu jawaban dari gadis tersebut dan meninggalkan Aston di Geladak sendirian.
 
  "Cih Pria tidak punya sopan santun" Aston pergi sambil mencoba meredamkan kekesalannya.
 
  "Lepaskan apa yang kau lakukan?" Tanya Clarissa kesal. Tentunya ketika tidak ada siapapun di sana.
 
  "Aku tidak suka melihat Nona dekat dengan pria itu" jujur Zack.
 
  Clarissa menatap Zack datar, "sepertinya kau benar-benar tidak sabar untuk segera kupatahkan tanganmu".
 
  Dengan segera Zack melepaskan rangkulannya, "memangnya alasan apa yang akan Nona berikan jika Aston bertanya?" Zack mencoba mencari celah.
 
  "Aku tinggal bilang jika kau terpeleset ketika melihat putri duyung yang ternyata hanya seekor Dugong" jawab Clarissa enteng.
 
  Seketika tawa Zack pecah, namun ia menghentikan tawanya ketika ia membayangkan hal tersebut. Jika benar Clarissa mengutarakan alasan tersebut maka dirinya akan benar-benar tampak memalukan.

  "Nona jangan alasan itu lah!" Zack memohon.
 
   "Atau aku akan bilang tangan mu patah karena kepergok mengintip para pelayan yang sedang mengganti pakaian" Clarissa memasang wajah cerah seolah dirinya menemukan ide jenius.
 
  "Nona itu ide yang sangat buruk" ujarnya.
 
  "Ah benar itu ide yang bagus" ujar Clarissa tidak peduli ocehan pria disampingnya.
 
..............
 
  SORRY READER'S TELAT UBDATE 🤭
 
 
  
 
 

 

 

The next successor girl CLARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang