PUIE

120 15 1
                                    

Ctak....
  
Sebuah panah menancap pada batang pohon. " Hey apakah kau tidak ingin istirahat?" Tanya Mikayl dengan segelas bir di tangannya.
 
  Grover tidak bergeming dari tempatnya. Ia sesekali menatap langit yang kini dipenuhi bintang.

"Ah sudahlah kau benar-benar seperti orang gila setelah bertemu dengan nona Clarissa " ucapnya sebelum meneguk habis bir nya dalam sekali teguk.
 
  " Aku tidak tau apa yang terjadi. Ah rasanya aku bisa gila " ucap Grover sambil membanting panahnya.
 
   Mikayl tertawa renyah " ternyata kau benar-benar gila karena gadis tersebut. Tenang saja Grover wanita seperti itu memang menjadi daya tarik bagi kita" jelas Mikayl.

  "Kau sama sekali tidak membantu" ucapnya sebelum pergi meninggalkan Mikayl sendiri.
  
   "Tidak cuma kau yang menyukainya Grover ada banyak orang yang lebih kuat dari kita yang mengincarnya" lirih Mikayl sambil tersenyum samar.
 
.
.
.
.
  
  "Nona aku tidak tau dimana ujung dari sungai ini" Zack menggerutu kesal.
 
   " Apakah kau bodoh? " tanya Clarissa jengah.
  
  " Bukan begitu nona ini sudah malam dan aku tidak bisa melihat " balas Zack.
 
  " Ternyata otakmu kecil juga ya, bukankah kita bisa melihat dalam gelap? " Motta melirik Zack acuh dengan tangannya mengayuh yang perahu mereka tumpangi. 
 
   Zack menyipitkan matanya kearah Motta. Ia tau akan hal tersebut dan dia tidak lupa. Tapi ia hanya ingin menarik perhatian Nona Clarissa.
 
   "Motta apakah masih jauh?" Tanya Clarissa.
 
   "Tidak nona di depan sana ada sebuah tangga" jelas Motta sambil menatap Nonanya.
 
  Perahu menepi, mereka bertiga pergi menaiki tangga tersebut. " Ada sesuatu dibalik tangga ini, apakah nona merasakannya?" Tanya Zack.
 
   Clarissa melanjutkan langkahnya, " hanya seekor monster kecil" ujar Clarissa datar.
 
  Ceklek...
 
"Nona... Nona... Nona..." ucap sang Monster dengan suaranya yang menggemaskan sebelum melompat kearah Clarissa.
  
  "Apakah nona baik-baik saja" ucapnya sambil memeluk Clarissa erat.
 
   "Siapa namamu?" Tanya Clarissa.
 
   "Namaku Puie, ratu memanggil memanggil nona ke istananya"
 
   Puie melompat turun, "Nona biar saya yang mengantarkan nona" ujar Puie antusias.
 
   "Bagaimana aku tau kau tidak berbohong?" Selidik Clarissa.
 
  Puie memutar kakinya yang mungil hingga membentuk  sebuah pola. Tak lama keluar lah sebuah surat resmi dengan Stempel resmi kerajaan Brinda.
 
   Clarissa meraih dan membacanya. Kemudian gadis tersebut menatap puie " sepertinya aku bisa mempercayai mu ".
  
   Puie melompat-lompat kegirangan. Ia juga beberapa kali memutari tubuh Clarissa. Sebelum menunjukkan jalan kepada mereka, Puie masih sempat-sempatnya tersenyum menggemaskan kearah Clarissa.

 
  Dalam perjalanan mereka melihat berbagai jenis hewan yang biasanya mereka tau dari buku dongeng. Hewan yang biasanya hanya menjadi legenda belaka. Namun nyatanya mereka hidup di kerajaan ini.
 
  "Puie apakah mereka hidup di sini?" Tanya Zack.
 
   Puie tidak menjawab, "Puie apakah kau mendengarkan ku?" Zack memastikan.
 
  " apakah kau makhluk sihir seperti mereka?" Tanya Clarissa.
 
  "Iya nona saya juga memiliki sihir seperti mereka" jawab puie.
 
   "Dasar kau hanya berbicara dengan nona Clarissa?" Ujar Zack tidak terima.
 
  "Aku tidak ingin berbicara dengan siluman jelek" jawab puie ketus.
 
  Motta tertawa pelan "dia memang jelek bukan begitu puie?" Ejek Motta.
 
  "Kau sama jeleknya dengan dia" jawab puie singkat sambil menggerakkan telinganya.
 
   "Hahahaha" Zack tertawa ketika melihat wajah masam milik Motta.
 
   " Setelah ini aku akan memakannya " gumam Motta yang diangguki oleh Zack.
 
   " Sepertinya kalau dibakar enak juga " tambah Zack dengan senyuman miring dan taringnya yang mencuat.
 
  Letak kerajaan tidak sejauh dari yang Clarissa bayangkan. Sebuah bangunan megah kini berdiri kokoh di depannya.
 
   Srett...
 
  Seorang elf cantik menatap Clarissa hangat. Rambutnya yang panjang bewarna putih terlihat sangat indah. Bibirnya yang merah dan matanya yang bewarna ungu terang seolah sudah melukiskan bahwa dirinya seorang elf tercantik yang pernah Clarissa temui.
 
   " Clarissa! Kau lebih cantik dari yang aku kira " ujarnya sambil berjalan dan memeluk Clarissa erat.
 
   Seketika sihir penyamaran milik Clarissa tidak berfungsi. Sepertinya sang ratu memurnikan mana miliknya.
 
   Clarissa diam tidak bergeming sebelum sang ratu melepaskan pelukannya. Hari ini pertama kalinya seseorang wanita kembali memeluk dirinya. Terlebih lagi mana sang ratu terasa sama persis dengan milik ibunya.
  
   "Saya menghadap matahari kerajaan Brinda yang diberkati galaksi" ucap Clarissa sambil membungkukkan tubuhnya. Diikuti oleh Zack dan Motta.
 
   Ratu tampak tersenyum kecil " kau sudah tumbuh besar ternyata " ucap sang ratu sambil mengelus pucuk kepala Clarissa.
 
   Clarissa bangkit menatap sang ratu, "mari masuk kalian pasti lapar" ujar ratu.
 
  Sepanjang lorong istana dipajang berbagai lukisan para elf. Tampaknya itu adalah penguasa terdahulu dari kerajaan Brinda.
 
  Clarissa membelalakkan matanya ketika menatap sebuah lukisan wanita muda yang tampak persis seperti ibunya. Dari rambut bewarna coklat hingga matanya yang bewarna biru laut. Sangat mustahil jika mereka adalah dua orang yang berbeda.
 
   Clarissa menatap punggung ratu. " Maaf yang mulia bolehkah saya menanyakan sesuatu? " Tanya Clarissa.
 
   " Simpan pertanyaan mu nanti di ruang makan " jawab sang ratu singkat disusul dengan senyuman tipis.
 
.......................

Hey hey hey
I m backkk
Huuuu kangen banget sama kalian semuaa
 
Sorry kemaren rehat sejenak melepaskan beban yang ada di pelupuk mata
 
  Okeyy see youu next chapter
TAY TAY🤗🤗🤗🤗🤗

 
  
 
   
 
  
 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The next successor girl CLARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang