"Pangeran!" Seru Nona Liyn.
"Aku sibuk Nona Margaretha" ujar Pangeran Aston tanpa berniat berbalik menghadap Nona Liyn.
Liyn mempercepat langkahnya agar bisa menyusul pangeran. "Pangeran Aston ku mohon dengarkanlah aku dulu" Liyn dengan cepat meraih lengan Aston bermaksud menghentikan langkah pria tersebut.
Aston pun berbalik menghadap gadis yang tingginya hanya sedadanya, " pangeran ku mohon jangan batalkan pertunangannya" ujarnya sambil menggenggam tangan Aston erat.
"Aku mencintaimu Aston aku janji tidak akan mengulangi kesalahan lagi" Liyn memasang wajah memelas.
"Tapi aku sudah tidak mencintai kamu lagi nona Margaretha. Jadi bisakah kau melepaskan tanganku aku masih harus mengerjakan beberapa berkas lagi" suara Aston terdengar dingin dan rendah.
Genggaman Liyn yang erat perlahan melemah. Gadis itu menatap Aston dengan tatapan tidak bisa dipercaya.
"Apakah ini karena Nona hutan itu? Karena dia kau meninggalkanku?" Tanya Liyn dengan nada kesal.
"Apa yang kau maksud itu Nona Clarissa?" Tanya sang pangeran memastikan.
"Benar karena gadis itu kau melepaskan ku. Karena gadis itu juga sekarang kau mencampakkan ku?" Ujarnya sambil menahan tangis.
Aston tertawa sumbang, "Hah! Sungguh aku tidak percaya apa yang sedang aku lihat"
Liyn mendongakkan kepalanya menatap wajah pria yang telah beberapa tahun menyandang status sebagai tunangannya.
"Maaf Nona Margaretha saya sibuk jadi saya akan pergi dan jangan berfikir untuk muncul di hadapan saya lagi" ujar Aston sebelum meninggalkan gadis tersebut di tegah lorong istana yang tampak sepi.
Bulir bening mengalir dari pelupuk mata gadis tersebut. Bibirnya yang pucat karena beberapa hari tidak nafsu makan. Kepalanya terasa berat tiba-tiba saja penglihatannya menjadi hitam.
"Liyn!"
Liyn masih sempat melihat seorang pria yang datang menghampirinya sebelum kesadaran sepenuhnya hilang, "Aston" lirihnya.........
"Bagaimana perkembangan pembangunannya?" Cristal sihir cantik bercahaya, di depannya terdapat bayangan Philips yang tampak seperti hologram.
"Semuanya berjalan lancar Nona. Tampaknya para masyarakat sekitar juga ikut membantu dengan antusias" jelas Philips.
"Baiklah apakah ada laporan lain?" Tanya Clarissa."Sebenarnya beberapa hari ini angka pemasukan toko kue mengalami sedikit penurunan. Setelah saya selidiki ternyata ada sebuah toko kue yang baru saja dibuka. Harganya terjangkau untuk rakyat kalangan bawah" ujar Philips.
"Tidak perlu khawatir mereka nanti juga akan tau kualitas mana yang terbaik" Clarissa meneguk minumannya.
"Selain hal tersebut tidak ada yang harus saya laporkan hal lainnya baik-baik saja nona" Philips tersenyum tipis.
"Baiklah jika begitu" Clarissa pun mematikan kristal sihir tersebut.Manik Ruby Clarissa menyapu seluruh ruangan. Dari jendela tampak ujung menara gerbang kerajaan Brinda yang menjulang tinggi.
Tok Tok
Motta mengetuk pintu kamar, "Kita sudah sampai" ujarnya.
Clarissa meraih jubahnya dan masang kembali anting-anting miliknya. Tak lupa ia untuk mengambil tasnya.
Kapal telah menepi di tepi pantai yang sangat sepi. Tidak mempunyai dermaga dan tidak menerima sembarangan orang. Kerajaan Brinda jauh berbeda dengan tempat asal Clarissa.
Kerajaan yang dipenuhi oleh para peri dan makhluk yang memiliki sihir lainnya. Bahkan penjaganya adalah monster pohon yang sangat besar.
Clarissa turun sambil membawa kudanya dan menatap gerbang yang sangat tinggi dan kokoh di depannya. Di dinding
Tersebut ada sebuah patung besar yang kepalanya telah jatuh kebawah."Semoga perjalanan anda lancar nona Merry" Aston mengecup punggung tangan Clarissa. "Tak lama lagi kita akan berjumpa kembali" ujarnya sebelum meninggalkan Clarissa.
"Perasaan apa ini" lirih Clarissa."Ada apa nona?" Tanya Zack.
"Entahlah aku tidak tau" jawab Clarissa sebelum berjalan menuju ke pintu gerbang.
Seorang peri tiba-tiba muncul di depan Clarissa. Tangannya memegang sebuah tongkat kayu."siapa kau dan hendak ke mana?" Tanya sang peri.
"Aku Merry dan aku hendak ke menara Utara" jawabnya.
Sang peri mendekat dan meletakkan tangannya di dahi Clarissa "kau tidak bisa menipuku dengan sihir dari anting itu nona Clarissa" ujar sang peri.
Clarissa terkejut bagaimana seorang peri yang berasal dari kerajaan Brinda mengenalinya. Karena kerajaan Brinda adalah kerajaan yang tertutup dan tidak melakukan pertemanan dengan kerajaan manapun.
Sang peri membukakan pintu gerbang dengan sihirnya, "semoga perjalanan lancar nona" ujar peri tersebut.
Ingin rasanya Clarissa bertanya. Namun ia tepis karena ada hal yang lebih penting dari hal tersebut.
Begitu masuki gerbang mereka merasa udara dipenuhi oleh mana. intensitas sihir mereka meningkat cepat.
"Sekarang aku tau kenapa kerajaan ini menutup diri. Kadar mana yang tinggi akan menjadi rebutan semua orang-orang tamak dan mungkin akan memicu perselisihan yang parah" ujar Zack yang masih terpukau dengan keindahannya.
Motta mendekati sebuah perahu usang "Sepertinya kita harus menaiki perahu kecil ini" ucapnya.
Zack mengambil sebuah kayu "Aku tak tau apakah aku akan selamat di sini"
"Ini tidak buruk" Clarissa menatap Zack dan Motta sekilas. "Aku bisa merasakan sesuatu yang menungguku di sini" tambahnya sambil tersenyum samar.
.
........
TAY TAY 🤗🤗🤗🤗🤗
SEE YOU NEXT TIME 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The next successor girl CLARISSA
FantasíaWanita dengan seribu rahasia yang dikagumi banyak pria. Clarissa Tamara gadis cantik bak ratu Victori. Seorang putri Duke yang sangat tegas dan kejam. Memiliki sifat yang dingin dan arogan. Kisah kelam yang membentuk sifatnya yang sempurna menge...