Dedaunan berayun dengan kuat. Angin seolah ingin menerbangkan pohon hingga ke akarnya. Petir yang saling bersahutan dan hujan yang menambahkan alunan irama.
"Aku suka ini" ucap Clarissa sambil menatap jendela yang penuh butiran hujan di sana. Kain jendela yang berterbangan dan penerangan yang sengaja ia matikan membuat suasana kamarnya kian mencekam.
"Malam ini aku akan tidur dengan nyenyak" tambahnya yang disusul dengan langkah pelan menuju ranjangnya.
Clarissa membaringkan tubuhnya dan menutupinya dengan selimut. "Selamat malam untuk keluarga ku" ucapnya sebelum menutup kedua matanya.
Motta menatap jendela, tepatnya ke arah langit yang sama dengan Clarissa. "Semoga nona bisa tertidur dengan lelap". Motta menutup matanya sebentar, akan tetapi ada sesuatu yang membangkitkan insting hewannya.
Kedua matanya menyala terang. Ia menatap ke arah jendela, mengamati pergerakan pengintai yang menatap ke arahnya sambil tersenyum. Aura gelap menyelimuti pria tersebut. Motta mengerang keras, dia akan Segera berubah.
Phats...!
Pria tersebut menghilang dalam sekedip mata. Motta mencoba mengendus, membuka jendela dan menatap keluar. Tidak ada jejak yang tersisa bahkan bau pun menghilang. seolah yang ia lihat tadi hanyalah khayalan.
Motta masih dalam keadaan siaga sampai matahari menampakkan cahayanya. Semalaman ia hanya menatap keluar jendela dengan tubuh macannya.
......
Di ruang latihan Clarissa sedang bertanding pedang dengan Motta, "Motta lusa kita akan ke perbatasan duchy*. Terjadi pemberontak di sana" ucap Clarissa sambil mengayunkan pedangnya. (Duchy = wilayah kekuasaan Duke)
Motta menangkis pedang Clarissa, "baik nona?". "Kita tidak akan lama di sana" tambah Clarissa setelah berhasil melumpuhkan Motta.
Motta tersenyum, "nona hebat seperti biasanya" ucapnya sambil mencoba untuk berdiri.
Perbatasan duchy mengalami kekeringan akibat kemarau berkepanjangan. Para petani yang tanamannya terserang hama mengalami kerugian yang besar. Mereka menuntut untuk mendapatkan solusi.
Hasil panen mereka tahun lalu di jual dengan harga murah kepada para bangsawan. Namun kini para bangsawan menjualnya kembali dengan harga yang sangat tinggi. Para petani harus membayar pajak, belum lagi dengan bahan makan yang mahal membuat mereka mengalami kelaparan.
Clarissa berencana untuk membuat parit yang akan dialiri oleh sungai Helv di perbatasan kota Kannie. Sungai Helv sangat dalam dan memiliki air yang jernih. Bahkan di musim kemarau sungai tersebut tidak mengalami kekeringan.
Tetapi jarak yang jauh dan melewati pegunungan Varoet yang berbahaya membuat para petani kesusahan untuk mengalirkan air dari sungai tersebut.
Ada satu cara yang terlintas di benak Clarissa. Membuat parit melalui hutan blood florest. Hutan yang di huni ular berbisa dan hewan berbahaya lainnya.
Bahkan kerajaan melarang rakyat maupun anggota bangsawan untuk berburu di sana. Raja pun berinisiatif mengadakan penjagaan yang ketat di daerah hutan tersebut.
Karena hanya ada satu cara, Clarissa pun memutuskan untuk membersihkan hutan tersebut. Sebenarnya hutan blood florest masuk dalam batas duchy. Di sebabkan bahayanya hutan blood florest, kerajaan pun mengamankannya.
Sebelum itu ia harus memiliki izin dari yang mulia raja untuk bisa menjangkau hutan blood florest. Ia juga Akan meminta bantuan dari kaum serigala dalam pembersihan hutan tersebut.
"Motta kirim surat ini ke Baginda raja. Lebih cepat lebih baik" Clarissa menjulurkan surat resmi. Motta mengangguk paham sambil meraih amplop tersebut.
Clarissa berjalan menuju ke arah ruangannya. "Tolong bawakan teh ke ruang saya" ucap Clarissa Kepada seorang maid yang tidak sengaja berpapasan dengannya. "Ba-baik" maid tersebut menunduk memberi hormat.
Clarissa tau bahwa orang-orang yang berada di rumah ini takut terhadapnya. Kecuali Motta dan Philips.
Clarissa melepaskan sarung tangannya sambil melirik ke arah jendela. Ada sesuatu di sana yang menarik perhatiannya. Sebuah surat yang sengaja di selipkan dari bawah jendela.
Clarissa mengambil surat tersebut dan membaca isinya.
Semoga kebahagiaan menyertai Nona Clarissa.
ini saya pria yang pernah anda selamatkan.
Saya ingin berterimakasih kepada anda nona.
Berkat anda saya bisa membalaskan dendam saya, saya memiliki sedikit hadiah untuk nona.Di halaman belakang surat ini ada sepasang anting.
Anting dengan permata Ruby yang dimantrai mantra kuno.
Anting tersebut bisa anda gunakan untuk penyamaran.
Anda hanya perlu membayangkan bagaimana anda ingin berubah. Saya tau nona Clarissa sedang membutuhkan alat ini.
NClarissa membalikkan surat tersebut. Sepasang anting cantik yang berkilau tersemat di sana. Batu Ruby tersebut terlihat mirip dengan warna mata Clarissa.
Awalnya Clarissa ragu untuk menggunakannya. Namun ia akhirnya memutuskan untuk menggunakan anting tersebut.
Clarissa memasang anting tersebut sambil membayangkan bagian mana yang ingin ia samarkan. Tiba-tiba anting tersebut mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata.
Mata Clarissa berubah menjadi abu-abu, rambutnya yang tadinya panjang kini hanya tinggal sebahu dengan warna hijau gelap. Tidak ada perubahan yang jelas di bagian tubuh lainnya. "Ini lebih dari cukup untuk penyamaran" ucapnya sambil memutar tubuh di depan cermin.
Tok... Tok...
"Nona ini saya bawakan teh" dengan segera Clarissa melepaskan antingnya. Sebelum maid menyangka bahwa ia adalah penyusup.
"Masuk!" Perintah Clarissa. Sang maid membawa teh tersebut dan setelah itu maid pun pergi. Clarissa merasa tubuhnya berat. 'mungkin ini efek sampingnya' batin Clarissa sambil mengamati anting tersebut.
Di tempat lain...
"Kau benar seharusnya kita lakukan seperti itu" ucap raja kepada penasehatnya.
"Yang mulia ada surat dari kediaman Duke Tamara." Seorang penjaga masuk dengan surat ditangannya.
Raja mengambil surat tersebut.Yang terhormat Baginda raja penguasa daratan Claus.
Semoga kebahagiaan seluas lautan menyertai Baginda raja. Saya Clarissa Tamara ingin meminta izin kepada Baginda. Terkait dengan rencana saya untuk membersihkan hutan blood florest.
Saya meminta izin untuk dapat memasuki hutan tersebut bersama dengan para serigala yang lainnya. Untuk kepentingan pembuatan parit.
Tertanda
CLARISSA TAMARA
"Apakah berita tentang kekeringan di perbatasan duchy itu benar" tanya sang raja. "Benar Baginda. Banyak para petani yang memberontak." Jelas sang penasehat.
Raja tampak menimbang-nimbang sebelum akhirnya menulis surat perizinan. "Menurutmu Clarissa Tamara itu seperti apa" tanya raja sambil menulis surat tersebut.
"Gadis pemberani yang mencintai kesetiaan" jelas sang penasehat singkat. "Kau benar! Tapi sepertinya akan susah untuk menjadikannya sebagai anggota keluarga" ungkap raja.
"Apakah yang Baginda maksud untuk menjadikannya sebagai calon Regina" penasehat memastikan dugaannya. Regina = istri putra mahkota.
Raja mengangguk, "tetapi itu mustahil. Terlebih lady Clarissa tampak tidak tertarik dengan hal tersebut" penasehat tampaknya memperjelas.
Wajah raja tampak lesu, "yah! Kau benar. Seharusnya aku tidak terlalu berharap" ucap sang raja sambil memberi stempel resmi kerajaan pada surat itu.
..........
No caption 😑😑😑😑😑
KAMU SEDANG MEMBACA
The next successor girl CLARISSA
FantasyWanita dengan seribu rahasia yang dikagumi banyak pria. Clarissa Tamara gadis cantik bak ratu Victori. Seorang putri Duke yang sangat tegas dan kejam. Memiliki sifat yang dingin dan arogan. Kisah kelam yang membentuk sifatnya yang sempurna menge...