T W E L V E

44 10 1
                                    

Cuma orang bodoh yang nyaman bersembunyi di balik kelemahan

Zalfa D. Berlian

______________________________________

ABSEN DULU SEBELUM BACA!

SIAP-SIAP BERSITEGANG?!!

ENJOR READING!

💤💤💤

Setelah keluar dari toko baju, kini Zalfa, Shaka, dan Danisa beralih ke foodcourt. Baru pukul setengah tiga, masih ada setengah jam lagi sebelum Shaka pergi untuk menyelesaikan urusan yang entah apa itu Zalfa tidak tau.

"Lo berdua mau makan apa? Biar gue traktir," ucap Zalfa.

"Eh jangan, Zalfa. Nggak enak, ini aja aku udah dibeliin baju mahal banget," jawab Danisa dengan wajah tidak enak.

"Halahh biasa aja kali. Uang Abi gue buat borong satu toko itu paling rasanya cuman kayak beli tempe di pasar."

Shaka dan Danisa saling bertatapan. Kesombongan Zalfa mencuat. Sedangkan Zalfa hanya mengedikkan bahunya tak acuh.

"Terserah kamu mau pesen apa, Zal," putus Danisa.

"Kalo lo, Ka?" tanya Zalfa pada Shaka.

"Nasi goreng seafood, martabak telor spesial, crispy steak, Spaghetti bolognese. Cemilannya fried mushroom sama french fries. Minumnya ice lemon tea dan oreo milk shake," jawab Shaka panjang tanpa jeda.

Zalfa menganga. Sedangkan Danisa terkikik geli. Zalfa mana tau kalau Shaka suka makan banyak. Tapi meskipun banyak, tidak pernah sebanyak ini sih.

"Lo lagi sebutin satu-satu makanan di daftar menu?"

"Gue mau pesen itu semua," jawab Shaka cuek.

"Gila! Lo laper apa doyan?"

"Dua-duanya."

Zalfa mendengus kasar. Pasti Shaka berniat mengerjainya. Tapi nggak masalah, uangnya nggak akan habis cuman gara-gara traktir dua orang.

Mereka menunggu pesanan tiba sembari mengobrol singkat. Zalfa yang mulanya tidak menyukai kehadiran Danisa lama kelamaan luluh. Danisa itu gadis lugu yang sulit dimusuhi. Pantas Shaka awet bersahabat sama Danisa.

"Zalfa!"

Zalfa mendongak diikuti Shaka dan Danisa. Matanya membulat namun hanya beberapa detik, setelahnya Zalfa berpura-pura seperti tidak ada apa-apa.

"Ada apa?" tanya Zalfa berusaha biasa saja.

"Enggak ada apa-apa. Kebetulan aku sama Bima lagi jalan, eh ketemu kalian. Boleh gabung nggak? Biar rame gitu," jawab Intan dengan raut antusias.

Sementara Zalfa tidak ingin menjawab, gadis itu mengalihkan pandangannya lurus. Bima yang berdiri di samping Intan hanya diam tak melirik sedikitpun.

"Bo__boleh kok, duduk aja," bukan Zalfa, tapi Danisa yang menjawab.

Danisa yang nggak tegaan itu tidak bisa melihat Intan yang diabaikan oleh Zalfa. Gadis itu belum tau ada masalah apa antara Zalfa dan Intan. Siapa itu Intan saja Danisa tidak tau. Yang ia tau, Bima, ketua OSIS sekolah mereka.

Intan menarik Bima agar duduk di sampingnya. Gadis itu menautkan jari-jarinya di sela jari-jari Bima di atas meja. Zalfa yang tidak sengaja melihat hal itu dibuat semakin muak.

SHAKA FOR ZALFA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang