Stay at home. Itu yang bisa dilakukan Zalfa saat ini. Rebahan di atas sofa sambil nonton serial kartun fenomenal se-Indonesia, berbalut selimut tebal di badannya, Zalfa berkali-kali mendengus kasar. Please, punggung Zalfa sakit karena terlalu banyak berbaring. Kakinya juga sama sekali belum membaik. Apalagi dia di rumah sendiri karena Umi-nya ikutan Abi ke kantor untuk peresmian produk baru perusahaan Abi.
"Zalfa laper!" rengek Zalfa.
Umi sih sebenarnya masak, tapi Zalfa terlalu malas ke dapur dengan keadaan kakinya.
Zalfa menarik toples keripik singkong di atas meja. Lumayan juga untuk mengganjal perut. Tapi naas, toples itu terjatuh dan membuat keripik singkong tumpah kemana-mana.
"Ya Allah, cuma terkilir tapi kok rasanya kayak penyakitan parah sih!" gerutu Zalfa.
Tidak ada niatan sama sekali untuk memunguti keripik singkong itu. Zalfa malah terisak. Kenapa saat-saat begini dia harus sendirian di rumah. Tau begini dia berangkat saja ke sekolah. Walaupun bakal sama gabutnya, setidaknya Zalfa punya Ivanna dan Renata untuk mencarikannya makanan, membantunya jalan-jalan, dan ini itu lainnya.
"Eh eh, lo kenapa?"
Zalfa menghentikan isakannya untuk melihat siapa yang tiba-tiba ada di depannya. Zalfa menangis haru sembari berusaha bangkit dari rebahannya.
"Ya Allah, makasih udah kirim guardian angel-nya Zalfa kesini," ucap Zalfa di sela ucapannya.
Shaka menatap Zalfa dengan miris. Tubuh terbungkus selimut beserta serial kartun yang masih menyala, keripik singkong tersebar di mana-mana. Separah itu keadaan Zalfa sampai tidak bisa melakukan apa-apa.
Shaka bergerak memasukkan keripik singkong yang tumpah ke toples lagi lalu melepaskan lilitan selimut di tubuh Zalfa.
"Nggak panas apa selimutan siang-siang?" komentar Shaka di antara kegiatannya melipat selimut Zalfa.
Zalfa menggeleng pelan. Bibirnya melengkung ke bawah. Dia terlihat menyedihkan di hadapan Shaka.
"Lo ngapain ke sini?" Zalfa balik bertanya.
"Disuruh Umi."
Sebelum berangkat ke sekolah tadi, Umi Alfina dan Abi Zaki mampir ke rumah Shaka. Mereka meminta bantuan pada Shaka untuk menjaga Zalfa karena kebetulan asisten rumah tangga mereka resign. Karena Shaka juga tidak ada kegiatan di sekolah, maka ia menyetujui permintaan Abi dan Umi.
"Sekarang lo mau apa?" tanya Shaka.
"Laper," ucap Zalfa dengan nada manja.
Shaka beralih ke dapur untuk mencari makan untuk Zalfa. Ternyata makanan di sana lumayan lengkap. Ada cumi asam manis, kentang orak-arik, ayam goreng tepung, dan nasi mentega. Jenis makanan berat yang biasa di makan untuk makan siang atau dinner ketimbang untuk breakfast untuk kalangan orang berada seperti keluarga Zalfa. Tapi sepertinya keluarga Zalfa tidak menerapkan hal itu pada kehidupan mereka. Konglomerat yang merakyat. Mereka tetap makan layaknya kebanyakan orang Indonesia.
"Mau cumi apa ayam?!" teriak Shaka dari dapur.
"Cumi!" jawab Zalfa tanpa berpikir lagi.
"Pake kentang nggak?!" tanya Shaka lagi.
"Dikit!"
Zalfa terkikik. Menyenangkan sekali hidup dilayani Shaka seperti ini. Apalagi Shaka terlihat ikhlas saja melakukannya.
Sementara itu, Shaka juga mengambil makanan untuknya juga. Dia mengambil nasi mentega, kentang orak-arik, dan ayam goreng tepung untuknya sendiri setelah mengambil bagian untuk Zalfa. Ia juga membawa dua gelas air putih untuknya dan Zalfa. Meletakkan dia atas nampan yang ia dapat dari rak gantung berbahan jati milik Umi Alfina.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKA FOR ZALFA (REVISI)
Teen FictionZalfa, siswi begajulan nomor satu seantero Chandra Buana tiba-tiba menjelma jadi sosok bidadari surga dibalik balutan kerudungnya. Kata orang hijrah Zalfa cuma pelampiasan setelah sayap cintanya dipatahkan begitu saja. Kata orang hijrah Zalfa hanya...