4. With Lyodra

449 85 16
                                    

Assalamu'alaikum! Semoga masih ada yg nunggu ini ya wkwk. Maaf lama banget 🤚

.

Hepi riding!


Ternyata--walaupun terkadang masih menyebalkan--bersama Lyodra tak sepenuhnya menjengkelkan. Bahkan mungkin lebih banyak tawa dibanding kesedihan saat meratapi kenangan.

Setelah membeli oleh-oleh yang tak terhitung banyaknya--karena tangan Lyora nggak bisa berhenti dan hatinya tergoda untuk terus membeli, katanya--sampai tas tuan putri penuh bukan main, sekarang mereka ada di toko buku.

Tentu dengan permintaan tuan putri menyebalkan. Levi bisa apa selain memenuhi permintaan?

"Om Levi, suka baca novel nggak?" tanyanya seraya memilih novel yang akan dia beli.

"Nggak tuh, gue bukan wattpadrs," jawab Levi sekenanya.

Lyodra mendecak sebal. "Emang kalo suka novel harus wattpadrs?" ketusnya lucu. Apalagi saat mata uniknya menggerling sinis.

Levi terkekeh, yang mana membuat Lyodra mengerutkan dahinya.

"Om ganteng deh, kalo ketawa."

Levi terdiam seketika. "Emang kalo nggak ketawa jelek?"

Lyodra mengangguk mantap. Lantas Levi berfikir, mengambil ponsel untuk bercermin, kemudian kembali terkekeh dengan nada keterpaksaan yang kentara.

"Haha, ahihihi, ehehe, bwahaha, ahoho, xixi, xoxo, wkwk, awokawok, wikwik, ahah–,"

"Om ngapain?"

"Ketawa, biar ganteng."

Lyodra menepuk jidat, sudah tua, bodoh lagi. Bukan bodoh, mungkin idiot? "Astaghfirullah," dia nyebut sendiri.

"Lo kenapa?"

"Nyebut, karena udah mengumpat Om dalam hati."

Terlalu jujur.

Levi menyentil jidat tidak lebar Lyodra. "Dasar tuan putri aneh."

"Ish, sakit tahu!" Lyodra mencebik kesal, membuat Levi semakin gemas.

"Kalau Lyora tuan putri aneh, Om pangeran tua. Seperti dalam novel ini," balasnya membuat mata Levi melotot lebar.

"Astaga! Lo robek plastiknya?!" pekik Levi saat menyadari novel yang telah Lyodra unboxing.

"Lupa, habisnya kalau nggak di buka mana tahu?"

Ada ya, cewek modelan gini?

Levi menghela panjang, mengalah. "Udah belum milihnya? Seratus lebih novel yang lo lihat, masa belum ada yang nyantol? Kaki gue pegel, nih."

"Iya iya, emang dasar para orang tua, baru satu jam keliling aja asam uratnya udah kambuh."

Nyaris saja Levi membidik kepala Lyodra dengan novel tebal, jika saja si penjaga toko tak memandangnya tajam, dengan senyum terpaksa ia mengembalikan novel pada tempatnya.

"Sekali nyebelin ya nyebelin, masih kecil aja belagu lu," gumam Levi kesal dengan tangan melayang seolah akan memukul Lyodra.

"Om ngatain Lyora ya, barusan?"

Levi gelapan. "Mana ada, ge-er lo."

"Om nyebelin banget sih, udah tua juga. Ingat umur."

Untuk--entah keberapa kalinya--Levi melotot. "Udah sana bayar,"

HETEROCHROMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang