Assalamu'alaikum eperiwan!
Lama pisan ga up, ada yg masih baca ga ini?Mohon maaf lahir batin ya semua 🙏
.
Happy Reading!
"Om Levi,"
"Apaa?" jawab Levi, nada bicaranya seperti sedang menjawab pertanyaan anak kecil dan itu sukses membuat Lyodra senyum-senyum sendiri.
"Terimakasih untuk hari ini," ujarnya dengan nada bahagia yang kentara.
"Iya."
Lyodra sedikit kecewa dengan tanggapan Levi yang sesingkat itu. Namun, dia tetap mencoba untuk tersenyum. "Lyora masuk, ya."
"Iya."
Lyodra mengangguk singkat, berfikir pasti tidak ada yang akan Levi katakan lagi padanya, dia pun turun dari mobil.
Sadar ia telah bersikap yang tak seharusnya, dengan berlagak sok cool dan cuek. Levi pun berkata, "Terimakasih juga untuk hari ini, tuan putri."
Yang mana membuat langkah Lyodra terhenti seketika. Gadis itu berbalik, matanya bersinar, wajahnya sedikit merah, tersenyum, ditambah terpaan cahaya matahari sore membuatnya terlihat semakin lucu. Levi sampai tak berkedip untuk lima detik.
"Iya!" jawabnya antusias, lantas melanjutkan, "Om jangan bilang Ibu soal tadi seragam Lyora basah, ya?"
Levi mengangguk. Lagipula, untuk apa juga ia melapor? Namun tetap saja muncul pertanyaan di kepalanya, tentang apakah Lyodra dibully karena perbedaannya? Eh, untuk apa juga ia peduli?
"Masuk, gih."
Pipi Lyodra semakin panas. "Om jangan pake kata keramat anak wattpad, Lyora jadi mleyot nih," ucapnya dengan pipi semerah kepiting rebus.
Levi melotot, sedikit terkekeh, kendati sebenarnya ia tak mengerti apa maksud dari kata-kata itu. Unik sekali.
"Gue pulang," katanya.
Lyodra mengangguk. "Bye-bye Om!"
Bibirnya mematri senyum manakala ia lihat Lyodra yang melambaikan tangan melalui kaca spionnya.
Hari ini, untuk pertama kalinya ia merasa hidupnya tak lagi sepi dan hampa. Dan itu hanya karena anak SMA. Kendati tadi sempat kesal karena beberapa kali sikap Lyodra mengingatkan Levi pada Lea. Oleh karena itu ia sedikit bersikap dingin.
Lyodra masuk ke rumahnya dengan berlari kecil sembari menyenandungkan lagu. Senyum tak henti-henti tercetak jelas di ranumnya. Ia membuka pintu dengan bahagia.
"Assalamu'alaikum, Lyora pulang!" teriak si bungsu.
Wanita setengah baya datang dari dapur, masih memakai appron beliau menyambut putrinya yang kebetulan sekali pulang terlambat.
"Waalaikumsalam, sayang. Kenapa telat pulangnya?"
Lyodra mencium punggung tangan sang Ibu. "Lyora main dulu sama Om Levi."
Ririn, tersenyum memaklumi. "Lain kali bilang Ibu dulu, hm? Lho, seragam kamu?"
Mimik wajahnya berubah. "A-anu, tadi kan, hujan, jadinya Lyora beli baju dan ganti. Oh iya, Lyora nggak makan malam, tadi udah sama Om. Lyora mau main biola. Daah, Ibu."
Ririn menggelengkan kepalanya. Ia tahu kebiasaan putrinya jika sedang bahagia atau sedih, yaitu memainkan biola. Hadiah ulang tahun terakhir dari kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HETEROCHROMIA
Random"Om juga berhak bahagia. Mau nggak, di buat bahagia sama Lyora?" Levi tak ingin munafik, ia merasa terbang dengan gombalan anak kecil ini. "Bisa nggak, jangan manggil gue Om terus?" "Bisa. Lyora udah telat nih, ayo Uncle!" 𝘍𝘶𝘤𝘬 𝘺𝘰𝘶 𝘨𝘪𝘳𝘭...