Assalamu'alaikum! Maaf kelamaan 😢
Hari ini double up karena lama dehh...
Happy Reading!
"Makasih ya, Ilsa udah mau temenan sama Lyora."
"Hm, aku juga sebelumnya nggak punya temen."
"Kenapa?"
"Kamu liat sendiri, aku miskin."
"Lyora masih bingung sama jalan pikir orang-orang kayak gitu." Keduanya terdiam. Tak lama Lyodra kembali menyahut, "Ilsa bisa pulang, Lyora bisa nunggu Om sendiri disini."
"Nggak, nanti kalo geng-nya Scarlett kesini gimana?"
Saat ini mereka ada didepan sekolah. Awalnya, Lyodra menolak keras atas kemauan Ilsa untuk menemaninya menunggu Levi. Namun, Ilsa terus memaksa. Bagaimana bisa ia meninggalkan temannya dalam keadaan yang cukup kacau seperti ini?
Saat menemukan Lyodra, keadaan gadis itu cukup kacau dengan bekas potongan diujung rambutnya. Matanya sedikit bengkak, hidung kecil itu memerah, Lyodra habis menangis lagi ditoilet. Terakhir kali saat Ilsa menemukannya, keadaan Lyodra lebih parah dengan seluruh tubuhnya basah.
"Kayaknya Om nggak jemput deh. Ditelpon juga nggak aktif. Gimana kalo Ilsa ikut kerumah Lyora? Sekalian bawa baju yang Lyora pinjam kemarin," tawar gadis itu antusias.
"Boleh, tapi jangan lama ya. Aku harus kerja."
Gadis bermata unik itu mengangguk, berjalan beriringan menuju halte dan naik bus setelah kendaraan besar itu datang.
Sementara itu Levi masih uring-uringan karena kelas masih juga belum berakhir. Kedua temannya pun dibuat kesal karena Levi lebih sensitif seperti gadis yang sedang dalam periode.
Bagaimana tidak kesal, Pak Bandi yang dikenal sebagai dosen moody-an itu menambah jam kelas karena kemarin tidak masuk. Ini yang tidak Levi sukai, sejak SMA selalu begini.
Murid tidak salah, tapi murid juga yang mendapat konsekuensinya. Guru yang terlambat, jam pulang diundur. Lagipula siapa yang sering mengakhiri kelas padahal baru dimulai? Siapa yang tiba-tiba memutuskan untuk tidak mengajar?
Sial! Levi benar-benar kesal!
"Gue tahu lo kangen sama itu anak dibawah umur, lo kesel sama dosen, tapi jangan lampiasin kekita dong!" semprot Azkal. Gerah melihat Levi uring-uringan begitu.
"Mikir lo kalo ngomong, siapa yang kangen sama dia? Siapa?!"
"Kalem lah anying, jangan ngegas!" tandas Azkal, malah semakin kesal dengan intonasi tinggi Levi.
"Azkal jangan kasar," sela Haris. "Temen lo tuh, dari tadi cek HP, kayak ada yang chat aja," dumel Azkal.
Levi melirik sinis. "Emangnya lo, cuma chat-an sama Haris. Liat dong gue, seribu lebih tiap hari."
Azkal tergelak. "Iyalah, orang itu chat grup semua!" Azkal dan Haris tertawa.
"Kalian bertiga!" Pak Bandi berseru marah didepan. "Kapan sih bisa tenang? Ngerusuh saja kerjanya!"
"Saya belum kerja, Pak," sahut Levi spontan.
"Pantas saja hidup kamu tidak terarah."
Apa hubungannya bangsat?
Astaghfirullah!
Pak Bandi terlihat membereskan laptopnya. Para mahasiswa itu sudah tersenyum senang dan diam-diam mengacungkan jempol pada Levi. Berterimakasih karena telah membuat masalah dan mood mengajar dosen itu hilang.
![](https://img.wattpad.com/cover/260737292-288-k124874.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HETEROCHROMIA
Random"Om juga berhak bahagia. Mau nggak, di buat bahagia sama Lyora?" Levi tak ingin munafik, ia merasa terbang dengan gombalan anak kecil ini. "Bisa nggak, jangan manggil gue Om terus?" "Bisa. Lyora udah telat nih, ayo Uncle!" 𝘍𝘶𝘤𝘬 𝘺𝘰𝘶 𝘨𝘪𝘳𝘭...