Setelah pulang dari tetangga, reno membaringkan tubuhnya disamping rina yang memainkan hpnya. Reno memejamkan matanya hingga alam mimpi menjemputnya.
*****
Jam menunjukkan pukul 7 namun sikembar belum juga bangun.
Rina mulai membuka matanya, setelah meliat jam rina bergegas menuju dapur untuk memasak.
Rina dan reno belum bersekolah, mereka baru bisa bersekolah besok. Hari ini sikembar akan berangkat membeli pakaian sekolah baru .Setelah selesai sarapan dan bersiap siap. Sikembar berangkat menuju mall.
*****
Saat keluar rumah,, terliat mobil mobil hitam milik tetangga berjejer seperti hendak pergi kesuatu tempat.Reno dan rina terus mengamati sambil menunggu taksi. Rina lagi males nyetir, sedangkan reno nggak bisa nyetir.
Reno meliat paman yang berbicara dengannya kemaren, keluar dengan gaya coolnya.
Reno berlari tak peduli para pengawal menatapnya.
Rina langsung megikuti abangnya itu."Reno!!! ,Jangan berlari!!! " teriak rina.
Reno mengangguk lalu berhenti.
Reno menghampiri paman itu."Assallamuallaikum paman" sapa reno.
"Iya" ujarnya.
"Paman harusnya jawab salam reno. Kata bupanti kalo kita nggak jawab salam kita dapat dosa, yekan rina" ujar reno melirik rina.
Rina mengangguk, lalu kembali menunjukan wajah dinginnya.
"Tapi saya nonis" ujar paman itu lembut.
Reno menegang, menatap sekitar, melototi para pengawal yang menahan tawanya.
"Ookh akh ,i, ya" ujar reno gugu..
Orang itu terkekeh kecil. Lalu menatap rina.
"Apa ini adekmu reno ??" tanyanya.
"Iya ini adek reno, namanya rina"
Reno menyenggol nyenggol bahu rina. Menyuruhnya menyapa paman itu. Rina dengan malas mengangguk.
"Hai" sapa rina tak ikhlas.
Paman itu mengangguk. Lalu datang taksi yang mereka tunggu. Otomatis mereka langsung kembali kerumah.
"Rin itu taksinya "
"Yaudah yuk"
"Kalian mau kemana??"
"Ngapa sikh nanya nanya!! Kepo banget" kesal rina.
Reno memukul pelan lengan rina.
"maaffin adek saya ykh, emang mulutnya nggak bisa direm. Kami mau kemall beli pakaian buat sekolah besok"
"Ookh benarkah saya juga ingin pergi kemall, membeli pakaian untuk anak saya"
Rina dan reno meliat kearah sekitar, yang mana anaknya.
"Udah cepettan" ujar rina lalu langsung menarik tangan reno lembut.
Sedangkan reno cuma nurut nurut aja. Sambil sesekali berpikir didalam hatinya. Dimana anaknya,dan itu terus yang reno pikirkan. Bahkan sampai diperjalanan tetap dia pikirkan..
*****
Saat dimall mereka keliling keliling, beli inilah beli itulah. Reno saja bingung bagaimana rina mendapatkan uang sebanyak itu.. Akh mudah kok cuma open bo. Ekh ngadi ngadi. Kagak lah masa rina gitu.
Setelah selesai mereka makan ditempat langganan mereka. Cafe itu sangat ramai, banyak pemuda berlalu lalang.
"Reno mau pesan apa? "
Dibelakang ada 1 meja terisi dengan 3 orang pemuda tampan. Mereka mendengarkan pembicaraan sikembar.
"Seblak" ujar reno.
Mendengar perkataan reno sontak semuanya pada ngakak plus keselek. Ini cafe yang elit cuy yang mewah dan mahal. Bagaimana tiba tiba ada yang minta seblak.
"Haha nggak ada seblak ren" ujar rina terkekeh.
"Terus adanya apa bakso?? ,atau sate?? "
"Disini nggak ada makanan kek gitu reno .. Jikapun ada rina nggak bakalan ngasih reno makan makanan nggak sehat kek gitu" ujar rina.
"Ahh reno capek,, terserah rina ajalah,, yang penting reno makan" ujar reno nyerah.
Rina mengangguk, lalu memesan 2 spaghetti yang penuh dengan sayur. Juga 1 es jeruk dan satu teh hangat.
Ig salanarra2. Kehabisan topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS OF BROTHERSHIP (END) ~♥~
AléatoireCeritanya memang lebay. Karna ini cuma cerita fiksi semata. Jadi yang mau baca silahkan. Yang nggak suka abaikan...mohon dipahami.