Fluke masuk kedalam kamarnya. Membanting dirinya di kasur dan menatap langit-langit kamar. Handphonenya bergetar semenjak 10 menit yang lalu. Nama Ohm tertera di layar Handphone.
Hanya sekedar melihat namun tidak ada niatan Fluke untuk menjawab panggilan telepon dari Ohm. Bukannya tidak niat, mungkin ia hanya butuh sedikit waktu. Membiarkan suasana hatinya yang sedang kacau agar tenang.
Karena dari salah satu buku psikolog yang pernah ia baca. Jika pasangan sedang mengalami masalah dalam hubungan mereka, akan lebih baik jika salah satu dari mereka meredamkan emosi.
Dan inilah yang ia lakukan sekarang, jika ia menjawab telepon dari Ohm. Yang ada masalah tidak akan terselesaikan. Jadi lebih baik seperti ini. Hanya untuk malam ini. Sampai ia jatuh tertidur dan keesokan harinya ia akan lupa semua.
Fluke membalas telepon Ohm dengan chat.
Fluke Natouch : Maaf Phi, aku lelah....
Tak lama Ohm membalas chat dari Fluke.
Ohm Thitiwat : Istirahatlah kalau begitu. Sweet dream Noo 👨❤️💋👨👨❤️💋👨👨❤️💋👨
...
Ohm tersenyum sendiri saat ia kembali membaca chat yang ia kirimkan ke Fluke. Terlebih lagi saat ia melihat emoticon yang ia berikan untuk Fluke. Senyumnya semakin lebar.
Hal itu membuat semua anggota keluarganya menatap lelaki itu aneh. Kecuali Phi News. Ia tahu apa yang terjadi pada sepupunya itu. Seseorang yang sedang kasmaran ya seperti itu. Sering tersenyum dan tertawa sendiri. Layaknya orang gila.
"Ohm.. kenapa kau senyum-senyum sendiri sayang? Ada yang lucu?" Wanita paruh baya bertanya pada Ohm.
"Aku sedang membaca komentar-komentar yang lucu, Yāy (nenek).."
"Kalau begitu, letakkan Handphone-mu sekarang. Lanjutkan makanmu,"
Ohm langsung meletakkan Handphone disampingnya. Ia tak ingin membuat sang nenek murka.
Nam Ponyaporn. Wanita berusia 60 tahunan yang masih aktif di dunia bisnis properti bersama sang suami, Taypon Ritprasert. Memiliki sifat yang tegas, disiplin dan keras. Tak jauh berbeda dengan sang suami. Apapun yang Nam dan Taypon katakan tak bisa dibantah. Itulah kenapa Ohm sangat takut jika berhadapan dengan Nenek dan Kakeknya.
Sebenarnya bukan hanya Ohm. Phi News dan kedua orangtua Ohm pun juga tidak berani membantah semua perkataan Nam dan Taypon.
"Hari minggu nanti, bisakah kau luangkan waktumu Ohm?" Nam bertanya pada Ohm setelah mereka semua selesai makan malam.
"Hari Minggu?" Ohm nampak berpikir. Hari Minggu ia memang tidak ada kegiatan syuting, tapi hari Minggu adalah jadwalnya ia dan Fluke untuk kembali berkencan.
"Akan aku usahakan Yāy,"
"Jangan hanya sekedar ucapan. Ada suatu hal yang ingin Yāy dan Pū̀ (kakek) bicarakan. Dan ini penting,"
"Iya Yāy..." Ucap Ohm.
Atika melirik ke arah Mark seolah bertanya hal penting apa yang ingin dibicarakan sang ibu mertua.
Mark menggeleng, ia benar-benar tidak tahu hal penting apa yang ingin Ibu dan Ayahnya bicarakan kepada Ohm. Ibunya sama sekali tidak memberitahunya. Ia juga penasaran.
...
Ohm bercermin sambil bersiul. Sore ini ia begitu bersemangat untuk bertemu Fluke. Menghadiri press confference sebuah MV salah satu grup band Thailand. Dimana Ohm dan Fluke yang menjadi pemeran utama di MV itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/232835263-288-k177918.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Indonesia Version
Fanfiction"Aku merasa nyaman saat bersamanya...." _ Ohm Thitiwat _ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• "You are the best!!!!!" _ Fluke Natouch _ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Ketika rasa nyama...