Ohm menjauh dari teman-temannya. Ia tak ingin melewatkan momen ketika berbicara dengan Fluke, seseorang yang mungkin saja sudah merebut hatinya. Tolong garis bawahi kata 'Mungkin saja' karena ia memang tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini.
"Halo nong Fluke," Ohm mengulum senyumnya. Hanya mendengar suaranya saja sudah mampu membuat mood-nya yang tadi buruk mendadak baik.
'Halo Phi Ohm, maaf aku baru bisa menghubungimu. Ada apa phi?'
"A- phi hanya ingin mengetahui kabarmu saja. Phi dengar kau sedang syuting untuk series baru mu,"
'ya, saat ini aku sedang syuting di luar kota. Tapi- bagaimana phi tahu?'
"Narin yang memberitahuku,"
'Phi Narin?'
"Ya, Narin adalah temanku. Kau tahu, Narin adalah fans nomor satu mu. Dia senang sekali saat tahu kalau ia lulus audisi,"
'benarkah?'
"Ya.... Em- nong, besok- "
'maaf phi Ohm aku harus kembali syuting, sutradara memanggil ku. Nanti akan aku telepon lagi....'
PIK
Sambungan telepon langsung terputus. Ohm hanya bisa menatap nanar layar handphonenya. Ohm hanya bisa menghembuskan napasnya kala membuka lock screen Handphonenya dan tersenyum kecil melihat foto seseorang yang ia ambil secara diam-diam dan ia jadikan wallpaper.
Tidak cukup sampai disitu, Ohm membuka salah satu galeri foto rahasia miliknya yang ia beri nama 'destiny'. Lalu memasukkan password yang hanya ia saja yang tahu password itu.
Ohm berbaring di tempat tidur. Mengangkat handphonenya tinggi-tinggi lalu memeluknya seerat mungkin. Hanya dengan melihat fotonya saja sudah mampu membuatnya seperti ini. Layaknya orang tidak waras. Bagaimana kalau sampai mereka ketemuan nanti? Ohm tidak bisa membayangkan, bagaimana ia harus bersikap.
Hahhhh, ia bisa tidur nyenyak malam ini.
Ohm memutuskan keluar dari kamarnya. Kembali menemui dan berkumpul bersama beberapa temannya. Dengan mood yang sudah kembali baik. Karna ia sudah mendapatkan obatnya walau hanya sebentar.
.
.
.
.Fluke melamun setelah mengakhiri panggilan teleponnya. Fluke Tee, partnernya dalam series barunya menghampiri Fluke yang tengah melamun setelah menelepon seseorang yang ia yakini adalah Ohm.
"Heii, melamun lagi? Akhir-akhir ini kau sering melamun. Masih memikirkan wanita itu?" Fluke Tee bersuara.
Fluke hanya tersenyum kecil. "Sudah tidak lagi phi,"
"Kau itu memang pintar berakting, tapi kau tidak pintar dalam berbohong."
"Ehehehe, terlihat sekali ya phi?" Tanya Fluke. "Aku sudah memutuskan untuk mulai menjauhinya phi. Dan menganggap hubungan kami hanya sebatas partner kerja. Tidak lebih."
"Kenapa? Apa karna wanita yang kau sangka kekasih Ohm?" Tebak Fluke Tee dan diberi anggukan oleh Fluke. "Astaga Nong, itu kan hanya kecurigaanmu saja. Belum tentu wanita itu kekasih Ohm, bisa saja dia hanyalah seorang teman."
"Itu bukan kecurigaan ku phi. Wanita itu sendiri yang mengatakannya padaku. Dia menyuruhku untuk menjauhi phi Ohm karna mereka akan segera menikah,"
"Baiklah, wanita itu sendiri yang berkata seperti itu. Lalu apa Ohm pernah membahas masalah ini?" Tanya Fluke Tee, dan Fluke menggeleng. Selama ia bekerja bersama Ohm, lelaki itu tidak pernah membahas atau bercerita bahwa ia memiliki kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Indonesia Version
Fanfiction"Aku merasa nyaman saat bersamanya...." _ Ohm Thitiwat _ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• "You are the best!!!!!" _ Fluke Natouch _ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Ketika rasa nyama...