3. Destiny

376 42 4
                                    

Kediaman Thitiwat

Miya Ploy Athappan, tersenyum miring setelah mematikan panggilan telepon secara sepihak. Tak lupa ia hapus daftar kontak panggilan masuk. Ia sangat yakin setelah ini tidak ada lagi yang akan mengganggu hubungannya dengan Ohm. Pria yang ia sukai sedari kecil.

"Siapa yang menelepon?" Tanya Ohm, kala kembali dari toilet.

"Entahlah, tidak ada namanya. Belum sempat aku jawab, teleponnya sudah mati." Dustanya.

"Oh, kukira temanku yang menelepon,"

Ohm mengambil handphone miliknya dari tangan Miya. Ada raut kekecewaan. Terlihat jelas dari wajahnya. Dan hal itu membuat Miya tidak senang. Ia meremat kuat jari jemarinya hingga memutih.

"Aku akan menemui Phi News dulu. Oh iya, ibuku ingin berbicara padamu. Katanya mengenai bisnis. Entahlah, aku juga tidak mengerti." Beritahu Ohm, meninggalkan Miya begitu saja.

"Kenapa si kecil itu tidak balas menghubungiku?" Gumamnya.

Walaupun samar-samar, gumaman pria itu mampu terdengar di telinga Miya.

"Brengsek!!!!!" Umpatnya, sebelum menghampiri Ibu Ohm.

.
.
.

Phi News menatap heran sepupunya yang terus menerus meng-check Handphone. Lalu berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

"Kenapa Nong tidak menjawab teleponnya??? Apa aku telah berbuat salah padanya?" Gumam Ohm tanpa henti dengan kalimat yang sama.

Hingga Phi News merasa jengkel karena sepupunya itu kini berjalan mondar mandir didepannya. Membuatnya tidak bisa berkonsentrasi memainkan game online di Handphonenya.

Dengan ancang-ancang Phi News melempar Ohm dengan bantalan sofa hingga yang menjadi korban lemparan memegangi kepalanya karna bidikan Phi News yang tepat sasaran mengenai kepalanya.

"Phi?! Mengapa Phi melempariku dengan bantal?" Gerutu Ohm. "Memangnya tidak sakit!?" Gumamnya. Masih mengusap-usap kepalanya.

"Itu karna kelakuanmu. Coba lihat ini?! Misiku gagal karenamu!" Omel Phi News menunjukkan layar Handphone-nya yang menampilkan sebuah game online.

"Memangnya aku kenapa?" Ohm bertanya-tanya, ia tak mengerti ucapan kakak sepupunya itu. Yang terkadang memang tidak jelas.

"Kenapa?? Oh ya ampun, tekanan darahku meningkat!" Gerutu Phi News memegangi belakang lehernya.

Plakk

Lagi. Phi News memukul kepala Ohm. Namun kali ini menggunakan tangannya sendiri. Membuat Ohm mengadu kesakitan.

"Memangnya kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan? Langsung masuk begitu saja, duduk di depanku, lalu berdiri, duduk lagi, berdiri lagi, sambil menggerutu yang tidak jelas. Dan yang membuatku kesal adalah saat kau mondar mandir didepanku hingga membuyarkan konsentrasiku." Jelas Phi News panjang lebar sembari memperagakan apa yang dilakukan Ohm tadi.

"Hehehehe....."

Phi News tak menyangka dengan reaksi Ohm. Membuat tekanan darahnya semakin meningkat.

"Tertawa?! Tanggapanmu hanya tertawa?!"

"Iya maafkan aku Phi," ucap Ohm duduk di sebelah Phi News.

Ohm melirik Phi News yang nampak asyik bermain game online. "Phi~~"

"Hum?"

"Phi~~"

Destiny Indonesia VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang