6. Destiny

374 43 7
                                    

"Ini!" Fluke Tee menyerahkan Handphone milik Fluke yang dititipkan padanya karna pemuda kecil itu harus mengikuti kelas online-nya.

"Terimakasih phi,"

"Jadi dirimu pasti susah," ucap Fluke Tee.

"Maksud phi?"

"Harus syuting dan kuliah secara bersamaan. Belum lagi event-event kecil maupun besar yang kau datangi. Ditambah sebentar lagi FM couple kalian,"

Fluke terkekeh. "Kalau menjalankannya dengan senang hati akan tidak terasa menyulitkan. Dan aku senang menjalankan itu semua, karna aku menyukai semua aktivitas yang ku jalani."

Fluke Tee menatap Fluke penuh kekaguman. Bukan berarti Fluke Tee menyukainya. Fluke Tee sudah menganggap Fluke sebagai adiknya sendiri. Ia kagum dengan cara berpikir Fluke. Selalu positif. Apapun yang ia lakukan selalu memakai hati.

"Hari ini adalah hari terakhir kita syuting. Bagaimana kalau kita berfoto-foto," ajak Fluke Tee.

"Ayo phi," ucap Fluke menarik tangan Fluke Tee.

"Aku lupa membawa topiku," ucap Fluke.

"Ini! Kau bisa memakai topiku,"

"Apa- tidak apa-apa? Aku tidak ingin Phi Mai salah paham,"

"Kau masih meragukan ucapanku. Aku hanya meminjamkan topi bukan meminjamkan tubuhku. Tunggu, sebenarnya kau itu takut Ohm salah paham kan?"

Fluke salah tingkah. "Ahahaha, aku hanya bercanda. Ayo kita berfoto,"

Fluke memakai topi hasil pinjaman dari Fluke Tee. Ia duduk diatas meja dan berpose. Fluke Tee memberikan aba-aba dengan berhitung.

"Siap ya, 1.. 2.. 3.."

Fluke beranjak dari posisinya, ia menghampiri Fluke Tee dan melihat hasil jepretannya. "Lagi- lagi."

Fluke Tee kembali mengarahkan Fluke untuk berpose. Kali ini Fluke berpindah posisi, ia duduk di bangku Cafe. Fluke Tee merasa ada yang ganjil. Ia lalu melepas jaket putihnya dan memberikannya ke Fluke.

"Lepas topinya dan pakai jaket ini,"

Tanpa bertanya Fluke melakukan apa yang disuruh Fluke Tee karna ia percaya Fluke Tee akan menghasilkan jepretan yang bagus.

"Sudah,"

"Yeayy...." Fluke bersorak, ia kembali menghampiri Fluke Tee dan melihat hasil jepretan. "Aku akan mempostingnya di Instagram,"

Fluke telah membuat postingan dan baru beberapa detik, sudah banyak yang komen dan like postingan-nya itu.

.
.
.
.

Nadew sedang menikmati sarapan paginya bersama sang kakak langsung bangkit dan beranjak ke kamar begitu mendapatkan notifikasi dari Handphone-nya. Hal itu membuat Sun bingung melihat tingkah adiknya itu. Begitu didalam kamar ia langsung menuju meja kerjanya membuka Laptop dan mulai mencetak sebuah foto yang ia salin dari Handphone-nya.

"Imutnya~~~" ungkapnya.

Tak lama hasil cetakan fotonya sudah jadi. Foto Fluke yang baru saja di-posting. Dan langsung ia tempelkan di dinding kamarnya.
Dengan hati-hati, Nadew menempelkan foto Fluke yang baru saja ia cetak.

"Belum sempurna," ucapnya. "Bentuk hatinya belum sempurna. Aku harus mendapatkan lebih banyak lagi foto-foto 'Angel-ku' dan mencetaknya, lalu akan ku tempelkan didinding kamar ini agar aku bisa puas memandangimu,"

"Tapi my angel- dimana aku harus menemuimu?" Tanyanya pada foto Fluke di dinding.

Lalu Nadew mengingat sesuatu. Lokasi dimana postingan Fluke. "Chiang Mai? Apa aku harus kesana?" Ucap Nadew memberikan smirk yang cukup membuat bulu kuduk berdiri, dan mengambil jaket, topi, ransel dan kunci mobil. Tak lupa ia mengunci kamarnya agar sang kakak tidak memasuki kamarnya dan menemukan rahasianya.

Destiny Indonesia VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang