26

3.1K 281 146
                                    

Xiao POV

Lalu, hari pernikahan kami pun tiba. Semua tamu undangan sudah mulai berdatangan. Tidak terlalu banyak juga, karena kami hanya mengundang tamu yang kami kenal saja. Semua orang yang berasal dari kotaku datang kemari.

"Selamat datang. Silahkan isi nama anda terlebih dahulu." Lumine menyambut para tamu dan meminta data mereka.

Oh ya, aku juga meminta bantuan dari keluargaku. Ayah dan Dainsleif-san sedang menyambut para tamu. Lumine sedang mengurus data tamu yang datang. Dan Paimon, Klee, Qiqi dan Diona mereka akan menjadi penabur bunga. Semua sudah disiapkan dengan matang, tinggal menjalankannya saja.

Aku berdiri menatap pantulan diriku di cermin. Setelan tuxedo hitam dengan beberapa hiasan dan bunga putih yang terselip di saku atas jas. Jujur ini sangat elegan, aku jadi tidak sabar melihat Aether nanti.

Gugup? Iya aku gugup. Sangat. Aku sungguh tidak menyangka akan menikahinya. Penantianmu akhirnya datang juga Xiao!

Tok tok tok

Aku membalikkan badan kala mendengar seseorang mengetuk pintu. Rupanya itu ayah, kukira sudah waktunya aku untuk pergi ke altar.

"Tidak kusangka anak ayah bisa setampan ini." Ayah berjalan mendekatiku.

"Jangan merayuku, ayah." Ayah terkekeh mendengar penuturanku. Lalu tangan ayah memegang kedua pundak ku.

"Xiao selamat ya. Usaha dan penantianmu akhirnya terbayarkan," ucapnya. Itu membuatku tersentuh. Jangan menangis Xiao!

"Iya," balasku sambil tersenyum.

"Lalu... Jangan lupakan ayah ya! Berkunjunglah ke rumah dua hari sekali! Kalau mau datang jangan lupa oleh-oleh! Kabari dulu kalau mau datang! Dan kalau kau sudah berhasil membuatnya beritahu ayahmu dulu! Ayahmu ini menantikan cucu!"

Ayah memelukku dengan erat. Tapi, ano...ayah... Ucapanmu yang terakhir itu... Ah sudahlah. Aku sudah memberitahu ayah tentang Aether yang bisa mengandung. Tapi aku belum yakin dengan yang sekarang apa dia masih bisa atau tidak.

Ayolah, jangan memikirkan itu dulu! Benar yang  dikatakan ayah. Selama Aether pergi aku memfokuskan sepenuhnya pikiranku pada sekolah dan belajar. Aku tidak bisa bersedih dan kekanak-kanakan hanya karena tidak ada Aether, makanya aku menjadikan sekolah sebagai pengalihanku. Dan aku harus segera mencarinya agar aku bisa berada di sisinya. Ternyata usahaku tidak sia-sia, aku sungguh ada disisinya, disampingnya, juga menjadi pasangan seumur hidupnya. Aku sampai tidak dapat berkata-kata, ini seperti mimpi tapi ini kenyataan. Aku sungguh senang.

Ayah melepas pelukannya kemudian dia beralih pada kerahku. "Xiao, tepati janjimu. Jaga dia baik-baik," ucapnya sambil membenarkan dasiku.

"Jika tidak aku yang akan dihajar Dainsleif."

Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya kemudian mengangguk. Tentu saja aku akan melakukannya, tanpa disuruh aku juga tau.

"Baik, ayah." Ayah mengacak-acak rambutku. Ayah, kau membuat penampilanku kacau lagi.

"Bagus. Saatnya pergi ke altar, anak ayah."

Sudah saatnya. Saatnya hubunganku dengan Aether berada di jalan serius dan disaksikan oleh orang-orang. Sangking senangnya aku sampai tidak berhenti tersenyum. Baik, ayo kita mulai.

💐

Di altar ini, di depan sang pemimpin upacara pernikahan ini, aku berdiri menunggu pasanganku datang. Di depan banyak pasang mata, aku dan Aether akan membuat janji suci. Aku gugup. Aku tidak pernah segugup ini sebelumnya. Apa karena ini hal yang sakral makanya aku segugup ini? Atur jantungmu Xiao...

Genshin Impact (AetherxXiao) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang