20

2.7K 307 72
                                    

Xiao POV

Aku bangun dari tidurku. Meregangkan tubuh dan sesekali mengucek mata, masih dengan diriku yang mengumpulkan nyawa. Aku segera bangkit dan menuju kamar mandi bersiap untuk pergi ke sekolah. Hari ini memang masih musim panas tapi liburnya sudah selesai.

Setelah dari kamar mandi aku langsung mengenakan kemeja lengan pendek dengan celana hitam panjang. Sudah dengan pakaiannya, aku keluar dari kamarku dan menuju ruang makan untuk sarapan.

Saat aku turun, ayah sudah ada di dapur sedang membuat sarapan. "Pagi Xiao," sapanya.

"Pagi. Hmm, telur lagi?"

"Akan sia-sia kalau tidak dimakan." Ayah meletakkan sarapanku tepat di depanku. Mau tidak mau aku harus memakannya.

Ayah kembali ke dapur dan aku melahap sarapan yang menunya sama dengan kemarin. Aku memakan sarapanku dalam ketenangan, tidak ada pembicaraan sama sekali. Hingga ayah akhirnya membuka suara.

"Xiao..."

"Ya?"

"Apa...apa kau sudah tau?"

"Tentang apa?"

"Aether belum memberitahumu?"

"Belum." Hm? Beritahu apa?

"Begitu ya. Kalau begitu biar dia bicara sendiri saja." Ayah aneh. Kukira dia mau memberitahu sesuatu.

Ya sudahlah. Aku selesai sarapan dan mengambil tas ku, lalu langsung pergi ke sekolah.

"Aku berangkat."

"Hati-hati."

Ada apa dengan ayah? Dia aneh sekali. Tidak biasanya dia setengah-setengah kalau berbicara. Lalu kenapa membawa-bawa nama Aether? Itu membuat pikiranku bertambah. Aku masih memikirkannya hingga sampai academy. Semoga Aether tidak kenapa-napa.

Untungnya Aether baik-baik saja, itu terlihat karena dia berangkat hari ini. Dia juga berangkat bersama Lumine dan Paimon. Haahh...aku bisa bernapas lega. Aku mempercepat langkahku untuk mendekatinya.

"Aether." Dia menoleh ke arahku. Syukurlah dia tidak kenapa-napa.

"Xiao..." Aku tersenyum kepadanya. Tapi aku bingung dengan raut wajah Lumine yang terlihat sedih.

"Xiao...ano..."

"Hm?"

Bel sekolah berbunyi, tanda pelajaran pertama akan dimulai. Kami sedikit terkejut dengan suaranya.

"Ada apa?" tanyaku.

"A... Tidak, tidak jadi. Pelajaran akan dimulai, jadi nanti saja," ucapnya. Aku hanya mengangguk.

"Begitu ya. Aku ke kelas saja dulu." Aku meninggalkan mereka dan langsung menuju kelasku.

"Onii-chan, kenapa tidak kau katakan saja?"

"Kelas sudah mau dimulai dan waktunya juga kurang pas, haha."

"Onii-chan..."

"Lebih baik kita ke kelas."

Jam istirahat. Para gadis entah itu dari kelas Mondstadt atau Liyue, mereka sangat berisik kali ini. Mereka bergantian memeluk Lumine sambil berderai air mata. Kalau di lihat-lihat itu sangat dramatis.

"Hoee Lumine... Jangan pergi...hiks." Amber memeluk Lumine sambil mengeluarkan air mata.

"Huaa Lumine-chan, kenapa kau pergi..." ucap Xiangling dalam tangisnya.

Genshin Impact (AetherxXiao) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang