35

2.9K 251 176
                                    

Xiao POV

Musim dingin sudah tiba itu berarti sebentar lagi hari persalinan. Aku benar-benar tidak sabar. Sangking tidak sabarnya, aku sampai sudah menyiapkan segala sesuatu yang harus dibawa ke klinik Albedo.

Oh iya, sekarang kami sedang bersiap-siap untuk pergi kesana. Albedo bilang alangkah lebih baik datang duluan ke klinik sebelum kontraksi. Itu karena dia takut kenapa-napa karena Aether pria pertama yang melahirkan jadi harus diperhatikan khusus. Aether juga masih masuk ke kategori pria karena dia tidak mengalami menstruasi dan Albedo dia tidak akan melakukan persalinan secara normal melainkan operasi sesar. Aku sempat khawatir dengan itu, tapi aku percaya semua akan baik-baik saja.

Aku meletakkan pakaian terakhir ke dalam tas kemudian menutupnya. "Selesai. Aether, dimana kau?" panggilku. Aku baru sadar kalau sejak tadi tidak mendengar suaranya.

"Aether?" panggilku sekali lagi.

"Xi--Xiao..."

Suara Aether berasal dari dapur dan terdengar lirih. Aku langsung menghampirinya dan mendapati Aether berlutut di bawah sambil memegangi perutnya.

"Aether, ada apa?!"

"Sakit... Xiao..sakit..."

Kontraksi?!

"Ba--baik baik, kita ke Albedo sekarang. Tahan ya."

Aku panik, sangat panik. Baik baik, Xiao jangan menambah beban. Tenangkan diri dulu. Hal pertama yang harus aku lakukan membawa Aether ke mobil. Aku kembali ke dalam rumah untuk mengambil barang-barang dan mengunci rumah, lalu langsung pergi menuju klinik Albedo. Selama perjalanan aku bisa melihat Aether berusaha menahan sakit akibat kontraksi. Aku makin panik kala melihatnya begitu, tidak ada yang bisa kulakukan selain menggenggam tangannya dan berucap 'semua akan baik-baik saja' atau menyuruhnya untuk menahannya.

Oh ya, selama aku menggenggam tangannya, Aether sungguh merematnya dengan kuat. Mungkin tanganku sudah memerah saat ini. Aku  baru tau kalau Aether punya kekuatan sebesar ini.

Aku berada disini, di ruang tunggu masih dengan perasaan khawatir. Sesampainya disini Aether langsung di tangani oleh Albedo dan Sucrose. Mereka memasangkan infus pada Aether kemudian membius total Aether, membawanya ke ruang operasi dan meninggalkanku di ruang tunggu ini sendirian.

Pikiranku sama sekali tidak tenang. Aku terus menerus berpikiran positif tentang Aether, tapi tetap saja pikiran negatif terus saja datang. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Aether? Atau mungkin anak kita? Atau bisa saja Aether dan anak kita? Pikiranku terus menerus ke arah situ. Aku takut... Aku takut terjadi sesuatu pada mereka atau mungkin aku tidak lagi bisa melihat mereka. Aku sungguh takut...

Pikiranku seketika sirna kala mendengar suara tangisan bayi dari dalam ruang operasi. Aku bernapas lega, dia akhirnya lahir. Aku terharu bahkan aku sampai mengeluarkan air mata. Dia lahir. Aether, anak pertama kita telah lahir.

Beberapa jam telah berlalu dan Aether sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Aku masuk ke dalam ruangan, meletakkan barang yang ku bawa dari rumah. Aku berjalan mendekati Aether yang masih belum sadar akibat bius totalnya. Rambut pirangnya aku elus dengan lembut bahkan aku memberikan satu kecupan di dahinya.

"Aku mencintaimu."

Mataku berpindah pada tempat tidur bayi yang ada di samping ranjang Aether. Aku mulai mendekati tempat tidur itu lalu melihat anak pertamaku yang tengah tidur disana.

Saat aku melihatnya, harus ku akui aku mengaku kalah dari Aether. Sebelumnya aku bersikeras menginginkan anak perempuan yang mirip dengan Aether tapi ternyata keinginanku tidak terkabul. Anak pertamaku ini laki-laki dan dia sangat mirip denganku, rambut hijau dengan model belah tengah ada sedikit rambut berwarna kuning di sebelah kanannya. Tapi biarpun begini aku tetap mencintainya dan akan merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Genshin Impact (AetherxXiao) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang