02

6.4K 578 97
                                    

Pelajaran yang diajar Jean-sensei selesai. Dan untungnya Amber tidak terkena masalah, karena tepat waktu dia selesai menyalin PR Lumine sebelum Jean-sensei sampai. Amber sangat berterima kasih kepada Lumine, untuk itu Amber mentraktir makanan sebagai rasa terima kasih.

"Terima kasih Lumine. Kau menyelamatkanku."

"Tidak masalah."

"Kalau begitu aku akan membayar semua makanan yang kalian mau!"

"Benarkah? Onii-chan ikut?" tanya Lumine padaku. Aku mengiyakan.

Kami bertiga menuju kantin sekolah. Lumine dan Amber berjalan beriringan sementara aku mengikutinya dibelakang, karena aneh saja 1 cowok berjalan bersama dengan 2 cewek. Kedua gadis itu saling asik mengobrol seperti biasa. Bagaimana dengan diriku? Aku juga ikut bergabung dengan obrolan mereka walaupun tidak banyak.

   Bruk!

"Oh yaampun maafkan aku, nak," ucap maaf dari mulut seseorang yang rupanya Zhongli-sensei dengan tangan membawa tumpukan buku yang menggunung.

"Tidak apa sensei. Apa mau saya bantu?"

"Benarkah? Terima kasih." Aku langsung mengambil setengah dari tumpukan buku yang ada di tangan Zhongli-sensei.

"Onii-chan tidak ikut?"

"Maaf, kalian saja yang pergi."

"Kalau begitu akan kubelikan sesuatu untukmu Aether."

"Terima kasih Amber."

Aku segera menyusul Zhongli-sensei yang telah berjalan dahulu. Karena Zhongli-sensei adalah guru di kelas Liyue dan kelas Liyue berada di gedung yang berbeda jadi perjalanannya sedikit lama.

"Aku jadi merasa bersalah karena mengambil jam istirahatmu, nak," ucap Zhongli-sensei merasa bersalah.

"Eh ti-tidak masalah, ini bukan masalah besar."

"Seharusnya anakku yang harusnya membantuku, tapi dia ada urusan."

"Zhongli-sensei punya anak?" Aku terkejut karena setahuku guru di academy ini kebanyakan belum menikah.

"Lebih tepatnya anak asuh. Aku menemukan dia saat musim salju."

"Oh begitu ya." Aku memutuskan mengakhirinya karena cerita itu terkesan pribadi dan aku tidak ingin masuk terlalu jauh urusan mereka.

Aku dan Zhongli-sensei sampai di ruang pribadi Zhongli-sensei. Zhongli-sensei berjalan lebih dulu untuk membuka pintu ruangannya dan aku menunggu dibelakang. Saat pintu terbuka aku mendengar suara seseorang dan itu membuat diriku merasa hangat(?)

"Sensei, kau mengambil buku sendirian? Seharusnya kau memanggilku."

"Maaf Xiao, aku hanya tidak ingin mengganggumu dan apa-apaan plester di pipimu itu? Berkelahi lagi?"

"I-itu..." Xiao nampak gugup karena tebakan Zhongli-sensei.

"Ano... Sensei?..."

"Ah maafkan aku. Masuklah dan letakkan di atas mejaku," ucap Zhongli-sensei yang membuat Xiao bingung.

Aku memasuki ruangan pribadinya sensei, tetap dibelakang Zhongli-sensei tentunya. Saat memasuki ruangan pribadi sensei aku dapat melihat jelas lelaki yang bernama Xiao itu. Rambut hijau dan mata kuning mirip dengan Zhongli-sensei, aku yakin dia adalah anak asuh yang dibicarakan sensei.

Mataku dengan matanya sempat saling bertemu. Tapi aku segera mengalihkannya, karena jika aku makin lama disini makin lama juga aku kembali ke kelas. Karena jaraknya jauh dari kelasku mungkin saat aku sampai di kelasku saat itu juga bel masuk berbunyi.

"Aku sungguh berterima kasih padamu dan maaf sudah mengambil jam istirahatmu." Lagi-lagi Zhongli-sensei meminta maaf.

"Ti-tidak apa-apa, tolong jangan menyalahkan diri anda sendiri sensei," ucapku karena tidak nyaman.
"Kalau begitu saya permisi dulu." Aku langsung pergi keluar dari ruangan sensei. Fokusku sekarang adalah sampai ke kelas tepat waktu. Semoga saja sempat.

"Oy rambut kuning!"

Aku berbalik karena mendengar panggilan yang sepertinya tertuju padaku. Rupanya itu Xiao yang memanggil. Secara tiba-tiba ada perasaan hangat dilubuk hatiku.

"Nama?"

"Aether. Kamu?"

"Xiao"

"Senang bertemu denganmu Xiao," sapaku dengan senyuman kamudian melanjutkan larianku.

Xiao yang masih ditempat yang sama terpatung dengan wajahnya yang memerah. Entah sejak kapan wajah itu menjadi merah. Tanganya meremat dadanya seperti ada perasaan hangat yang masuk kedalam hatinya.

"Wow ada yang sedang kasmaran." Zhongli muncul tiba-tiba. Xiao terkejut.

"A-apa yang kau bicarakan. Sudahlah." Xiao pergi dari hadapan Zhongli masih dengan wajah yang memerah.

"Eeehhh padahal aku merestuinya."

Jangan lupa vote(◍•ᴗ•◍)

Genshin Impact (AetherxXiao) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang