Part 1

53.3K 744 10
                                    

  
   Febi Amanda Pramudya, seorang gadis cantik berusia 23 tahun yang memiliki bakat di bidang kepenulisan dan mempunyai jiwa yang ramah, suka berbagi, dan mau menolong orang banyak, namun... Mungkin nasib baik tak berpihak kepada dirinya... Atau bahkan Tuhan hanya memberikan dia ujian?

Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Febi, karena ia saat ini sedang rapat di rooftop sebuah Hotel, di mana di situ terdapat sebuah Cafe yang cukup tenang dan juga karena Partner-nya tinggal di hotel ini juga.

"Jadi pembahasan kita sampai di sini saja, dik febi" Ucap salah seorang yang memiliki bakat yang sama dengan febi namanya Silvi.

Ya, mereka sedang membahas sebuah kerjasama untuk sebuah cerita yang akan di terbitkan. Mereka pun berdiri dari duduk dan bersalaman.

"Kalo begitu saya kembali ke kamar saya dulu, tidak apa kan saya tinggal?" Ucap Silvi seraya membereskan kertasnya yang penting baginya.

"Iya mbak gak apa, lagian mbak juga pasti capek? Toh saya masih mau di sini refreshing otak hehehe apa lagi di sini anginnya sepoy-sepoy" Ucap Febi

"Oke kalo begitu saya tinggal ya febi, kalo butuh apa² temui aja saya di kamar lantai 3 no 59 okey?"

"Siap mbak!" Balas febi sambil sikap hormat bendera

☁☁☁

Matahari perlahan mulai menyembunyikan dirinya hingga berganti dengan temannya si bulan, Febi yang tengah asik meminum minumannya sambil menikmati angin dan pemandangan harus terusik oleh sebuah panggilan dari Regina sahabat Febi sejak SD, dan ada satu lagi namanya Assyifa dia juga sahabat febi mereka bertiga sudah sangat lama menjalin hubungan persahabatan ini.

Regina : "Halo, feb!?"

Febi : "ya gi?"

Regina : "jadikan nginep di rumah ku?? Tadi barusan abangmu nganterin baju nih"

Febi : "oh ya gi jadi kok! Sebentar ya aku masih di hotel, ini aku udah mau berangkat pulang kok!"

Regina : "oke jangan lama-lama Sifa udah di sini"

Febi : " Oke bestfriend  Wait for me there!"

Regina : " Oke hati-hati di jalan febi!"

Dan percakapan pun berakhir, akhirnya Febi memutuskan untuk meninggalkan Cafe itu, sesampainya di lorong kamar hotel setelah melewati sekitar 5 kamar tiba-tiba  seorang pria tak sengaja menabrak bahu Febi dari arah yang berlawanan dan itu membuat febi cukup terkejut, namun saat hendak meminta maaf pria itu dengan sigap menarik pergelangan tangan febi hingga masuk ke sebuah kamar no 589 tepat di samping mereka tadi.

Saat tiba di kamar pria itu memojokkan febi ke dinding kamar. " Maafkan saya ini bukan kehendak saya! Saya terpaksa melakukannya!" Ucapnya sedikit serak akibat gairah yang membuncah.

Febi yang hendak bertanya sekali lagi harus terpotong karena pria itu sudah membungkam bibirnya dengan bibir pria itu.

"Mmmhh....!" Febi mencoba menghindari ciuman pria itu, namun apa daya pria itu semakin memperdalam ciumannya.

Febi mencoba melawan dengan berusaha menendang selangkangan pria di depannya tapi dapat di tangkis dengan sempurna! Mencoba mendorong tubuhnya pun tetap Sia-sia karena tenaga sang pria jauh lebih kuat dari dirinya, pria itu kini sudah tak tahan ingin menyetubuhi seorang gadis di depannya ini, dengan satu tarikan Febi berhasil terlentang di kasur hotel yang cukup besar, febi mencoba untuk bangkit lalu dengan cekatan sang pria menahannya dan menarik kasar tas Febi hingga terjatuh entah kemana.

Love in one NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang