Yang puasa liatnya pas buka aja ye...
WARNING! 21++
🌚🌚"Saat ini adik Febi sedang megandung, dan usia kandungannya masih sangat muda berjalan tiga minggu-an. Dan saya harap pola makan harus tetap di jaga agar janinnya sehat"
Itu lah yang di katakan Dokter kandungan bernama Rheyna itu saat setelah memeriksa adikku Febi Amanda Pramudya.
"Fadlan? Kok melamun?" Tanya seorang pria paruh baya yang sangat aku hormati dan segani ini, dia Fairus Pramudya lelaki yang paling mencintai adikku Febi yang biasa ia panggil dengan sebutan 'comeng'.
"Eh... Maaf pa, Fadlan lagi banyak pikiran saja"
"Memangnya kenapa banyak pikiran?" Ujar papa sambil sesekali menikmati hembusan angin malam, ehm... Lebih tepatnya subuh bersama diriku di halaman belakang rumah yang menjadi tempat aku tumbuh menjadi sekarang ini.
"Engga pa, cuman masalah pekerjaan doang..." Bohong ku, aku beserta Adelia dan adik-adikku sepakat untuk tidak dulu mengungkapkan kebenaran tentang kehamilan Febi, sampai aku tau siapa lelaki brengsek yang melakukan ini. Dan kini Febi masih dalam keadaan pingsan... Entah lah antara pingsan dan tidur. Sial!
"Emang masalah apa?" Tanya papaku itu penasaran.
"Udah lah pa lupain aja lah" Ucap ku mencoba mengalihkan topik, karena emang aku sedang tidak ada masalah dalam pekerjaan ku.
"Ck! Dasar anak muda" Cibirnya.
Aku terkekeh pelan. "Fadlan udah ga muda lagi loh paa.." Ralatku.
"Oh iya, papa lupa sekarang kamu udah bapack-bapack" Ujarnya sambil terkekeh geli.
"Yaaah... Setidaknya belum jadi kakek kakek lah.." Sindir ku.
"Kakek-kakek gini masih tampan dan perkasa tau..." Ujarnya memuji dirinya sendiri.
Aku hanya menggelengkan kepalaku, dasar kakek kakek!. "Oh iya nak, kamu kenal Jogi anak om Toni kan?" Tanya papa sambil menyesap kopi hitamnya.
"Kenal kok pa, ngomong-ngomong gimana si Jogi sekarang pa? Udah jadi polisi lah ya?"
"Ia sekarang udah jadi polisi dia di jakarta, dan kebetulan tadi itu dia pulang... Menurut kamu kalo Jogi jadi suami si Comeng cocok tidak ya?" Tanyanya sambil membayangkan kedua manusia itu. "Jadi pengin papa jodohin..." Kekehnya.
Aku terdiam cukup lama... Pasalnya jika Jogi menikah dengan Febi adiknya, apa dia mau nerima keadaan adiknya itu? Dan juga sahabatnya Roy? Harus ia apakan? Apa lebih baik aku saranin aja Roy ya sama papa? Toh juga Roy nerima adiknya dalam keadaan seperti itu, di tambah lagi Roy hidup sebatang kara jadi mungkin Febi lebih aman ketimbang bersama Jogi yang cukup memiliki banyak keluarga, ah.. Lagian mana mungkin Jogi mau nikah sama adikku kalau dia sampai tau Febi hamil...
"Pa" Panggil ku
"Ya kenapa?" Sahutnya sambil melihat mukaku.
"Roy rencananya mau ngelamar Febi minggu depan, kira-kira papa setuju gak?" Tanyaku penuh selidik. Sebelumnya aku sudah berbicara kepada Roy, dan dia setuju minggu depan langsung melamar Febi tapi dengan syarat harus di restui orang tua serta lamaran itu harus di terima oleh Febi.
Dari tampangnya saja dia papaku cukup shock aku tidak tau apa yang di pikirannya tapi yang pasti dia kurang setuju tentang hal ini. "Sebenarnya papa kurang setuju, cuman...." Ucapnya menggantung sesaat.
"Cuman, kalo si Comeng setuju yah.. Papa bisa buat apa? Hidupnya dia yang menjalani jadi papa cuma bisa menerima itu semua, selagi Comeng bahagia dengan pilihannya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in one Night
RomanceWARNING 21++ HARAP BIJAK MEMBACA.... YANG DI BAWAH UMUR JANGAN BACA YA😃 INI HANYA IMAJINASI AUTHORNYA! TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA NYATA!!!! Seorang penulis cantik berusia 23 tahun yang bernama Febi Amanda Pramudya ini pun harus mengalami na...