25
Dina menyelesaikan beberapa laporan mingguan. Sesekali ia membalas pesan dari Niko yang kontaknya telah ia tambahkan ke ponsel barunya.
Dina menarik napas panjang. Seminggu sudah berlalu dari kejadian di kafe malam itu, dan sampai saat ini ia sama sekali belum bisa bertemu Niko. Akhir-akhir ini Steven begitu lengket bak perangko, ke mana-mana mereka selalu bersama.
Dina merasa tidak bisa bernapas lega. Secara tidak langsung, Steven seperti berusaha memblokir aksesnya untuk bertemu Niko.
Tiba-tiba pintu kantor terbuka dengan kasar. Terlihat seorang wanita tinggi langsing masuk disusul sekuriti yang berjalan tergesa mengejarnya.
Wanita itu melenggang masuk ke kantor Steven sebelum sempat dihentikan oleh sekuriti.
Dina menyusul, berdiri di ambang pintu dengan perasaan heran. Siapa wanita itu?
"Wanita itu memaksa masuk, Pak," jelas sekuriti tersebut dengan wajah tegang.
Dina mengerut kening. Steven terlihat marah, sementara si wanita tersenyum menggoda.
Si wanita mengitari meja dan dalam sekedip mata mendekati Steven. Tanpa basa-basi bibirnya langsung menyentuh bibir Steven.
Mata Dina melebar melihat adegan tersebut.
Steven dengan gelagapan dan wajah merah padam, mendorongnya
Tiba-tiba saja hati Dina sakit bak tertusuk belati. Tidak ia pedulikan apa reaksi keduanya saat ini. Ia berbalik, dengan cepat meraih tasnya dan berlari keluar.
Dina tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Steven jelas tidak tampak menyambut ciuman itu, tapi entah mengapa hatinya sakit melihat adegan itu. Dadanya panas.
Ia cemburu.
***
Bersambung...
Evathink
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]
RomanceTAMAT! PART LENGKAP! [Follow Evathink sebelum membaca, agar mendapat Info update!] "Aku hanya ingin mengenalkan calon istriku pada kedua orangtuaku, tidak salah, kan?" Wajah dina memerah. "Tapi saya bukan calon istri Bapak." Steven tersenyum hangat...