Teman2,
Novel karya2 saya tersedia versi buku cetak dan ebook.Buku cetak READY STOCK, bisa diorder pada saya, WA 08125517788
Untuk ebook, tersedia di aplikasi berikut (unduh aplikasinya di playstore):
> Karya Karsa
> Play Buku
> LontaraCerita dilanjutkan di Wattpad sampai TAMAT!
47
Steven melepas kepegian Dina dengan berat hati. Begitu sosok tunangannya itu telah masuk ke dalam pesawat, ia segera memanggil dua pria bertubuh tinggi besar yang sejak tadi duduk tidak jauh darinya dan Dina.
"Jaga tunanganku baik-baik. Aku tidak mau terjadi apa pun padanya atau kalian tahu akibatnya!" kata Steven tegas.
Kedua pria yang sebenarnya pengawal kepercayaannya itu sengaja ia utuskan untuk menjaga Dina dan teman-temannya. Dina yang berkeras ingin ke Malaysia membuatnya mau tidak mau mengizinkannya, dan tanpa sepengetahuan Dina, ia menyertakan pengawal.
Setelah itu, Steven mengendarai mobilnya kembali ke hotel dengan perasaan hampa. Tiba-tiba ia merasa sangat kosong tanpa Dina di sisinya, seakan ada lubang menganga di dadanya.
Saat tiba di hotel, lubang tersebut terasa lebih menganga lagi.
"Steve Sayang."
Steven terkejut ketika mendengar panggilan itu. Pikirannya yang masih terfokus pada Dina membuatnya tidak melihat ke arah lobi saat melangkah masuk ke hotel.
Steven memasang wajah muak saat melihat sosok di depannya.
"Steve, aku sangat merindukanmu, Sayang," kata Clara centil sambil berjalan mendekati Steven.
Steven membuang muka. Ia malu Clara bergenit-genitan padanya di depan umum. Apalagi seisi hotel tahu ia dan Dina sudah bertunangan. Ia tidak mau stafnnya salah sangka.
Mungkin Clara berpikir Steven dan Dina sudah putus setelah upayanya mengirim foto itu.
"Harus berapa kali kukatakan, jangan temui aku lagi," kata Steven dingin.
"Steve... please, Honey, jangan marah-marah terus," bujuk Clara manis. Ia dengan sengaja menarik leher bajunya lebih rendah, yang dengan sukses mempertontonkan belahan dadanya.
Steven berdecak jijik. Kelakuan Clara tidak jauh berbeda dengan pelacur. "Sudahlah! Jangan pernah memanggilku dengan sebutan seperti itu. Aku jijik!"
Seketika wajah Clara memucat. Namun seperti biasa, Clara mulai lagi dengan muka temboknya. "Oh, Steve, aku tahu kau tidak serius, Sayang..." Clara meraih tangan Steven.
Secepat kilat Steven menepisnya. "Ini peringatan terakhir dariku," kata Steven ketus dengan napas memburu menahan amarah. "Jangan pernah ganggu aku lagi!"
Steven melangkah dan berlalu dari hadapan Clara. Tiba-tiba Clara memeluknya dari belakang. Spontan Steven melepasnya dengan kasar. Wajahnya seketika merah padam.
"Berhenti menggangguku!" bentak Steven dengan mata menyala marah.
Clara terpaku.
"Aku ingatkan, berhenti mengirim foto tidak penting itu, dan berhenti berharap dariku. Aku sudah muak padamu!"
"Steve...."
"Kau tahu pasti siapa aku, Clara! Jangan sampai aku kehilangan kesabaran dan menghancurkanmu! Aku sudah memperingatkanmu. Sebaiknya kau pergi dari hidupku."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Steven melangkah pergi meninggalkan Clara. Amarah membara di dadanya. Selama ini ia sudah berbaik hati tidak menghancurkan Clara, meski wanita itu terus-menerus berusaha mengganggu hubungannya dengan Dina. Namun kini kesabarannya sudah melewati ambang batasnya. Ia tidak akan berdiam diri lagi jika Clara masih berulah.
***
Evathink
IG : evathinkHalo, teman2
Untuk kamu2 yang sudah baca sejauh ini, apakah kamu sudah follow/ikuti akun wattpad saya?
Kalau belum, saya sarankan sekarang juga untuk follow/ikuti(caranya pergi ke profile wattpad Evathink, sentuh "ikuti/follow").Jika kamu tidak mengikuti, kamu akan ketinggalan banyak informasi, karena hanya yang mengikuti yang bisa menerima pesan profile dari saya. Seperti ketika saya memberi tahu tentang promosi BACA GRATIS karya2 saya di Lontara App pada mei 2021, hanya yg sudah mengikuti saya yang mendapat pesan ini
Jadi jangan lupa FOLLOW/IKUTI saya agar tidak ketinggalan informasi.
Terima kasih^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]
RomansaTAMAT! PART LENGKAP! [Follow Evathink sebelum membaca, agar mendapat Info update!] "Aku hanya ingin mengenalkan calon istriku pada kedua orangtuaku, tidak salah, kan?" Wajah dina memerah. "Tapi saya bukan calon istri Bapak." Steven tersenyum hangat...