Part 20

179K 5.4K 114
                                    

PART 20

Niko mengajak Dina ke sebuah kafe romantis yang terletak di atas perbukitan. Dulu, hampir setiap Sabtu malam mereka berkencan di sini. Suasana perbukitan yang asri, dan udara yang segar, membuat mereka betah mengobrol berlama-lama.

Kenangan-kenangan itu kembali menyerang Dina. Apa Niko sengaja mengajaknya ke sini untuk mengingatkannya tentang kisah cinta mereka dulu? Atau pria itu hanya ingin kembali bernostalgia dengan masa-masa indah tersebut?

Seperti sudah direncana, meja favorit mereka ternyata kosong. Seolah hanya diperuntukkan mereka berdua.

Niko tersenyum. Matanya berbinar-binar. Sama seperti dulu, malam ini Niko memesan makanan dan minuman kesukaan mereka dan membuat Dina merasa deja vu.

Musik instrumen mengalun lembut, membuai perasaan Dina selama makan malam berlangsung.

"Dua tahun di Australia, aku selalu merindukan saat-saat seperti ini," kata Niko pelan.

Dina mengulum senyum pahit. Dulu ia juga begitu, hampir setiap saat merindukan masa-masa indah kebersamaan mereka.

Pelayan datang mengambil piring-piring sisa makanan, dan menyajikan hidangan penutup, membebaskan Dina dari menanggapi pernyataan itu.

"Dina... maukah kau kembali padaku? Menjadi kekasihku?" Niko merapatkan kursinya ke kursi Dina. Ia menggenggam hangat jemari langsing gadis itu.

Dina terdiam. Ia pernah sangat mencintai Niko, tapi hubungan mereka telah lama berakhir. Kini ada Steven dalam hidupnya. Meski atasannya itu tidak pernah meminta langsung dengan mesra agar Dina menjadi kekasihnya, tapi Dina tahu, Steven sangat serius menjalin hubungan dengannya. Pernyataan sebagai sepasang kekasih memang tak pernah benar-benar terucap di antara mereka. Namun mereka berdua tahu, kini mereka sepasang kekasih dan sedang berjalan menuju pertunangan dan pernikahan.

"Dina...," panggil Niko lembut setelah gadis itu lama berdiam diri.

"Nik, aku—" tenggorokan Dina tersekat. Wajah Steven membayang di pelupuk matanya. Namun Niko yang ada di hadapannya juga membuatnya lemah tak berdaya.

"Dina, selama dua tahun ini, aku merindukanmu dalam setiap helaan napasku. Aku akui, aku berusaha mencoba melupakanmu, tapi aku tak mampu."

Hati Dina tersentuh. Ia juga sering memikirkan Niko, merindukannya. Lima tahun cinta mereka terjalin, jadi tak semudah itu ia mengenyahkan bayangan Niko dari benaknya. Namun itu sebelum ia bertemu Steven... "Nik..."

"Dina!!"

Belum sempat Dina menyelesaikan kalimatnya, teriakan seseorang mengejutkannya seperti petir di siang bolong. Wajah Dina seketika memucat. Dengan jantung berdegup berkali-kali lebih cepat, ia menoleh. Steven terlihat sangat berang. Wajahnya merah padam dengan rahang mengeras.

Oh ini neraka! Bagaimana mungkin Steven ada di sini? Napas Dina menyesak.

Niko juga terlihat kaget. Belum sempat keduanya berkata apa-apa, dengan emosi membeludak, Steven menghadiahkan pukulan di wajah Niko dan membuat pria itu terjungkir dari kursinya.

Dina menjerit panik.

Seketika suasana kafe menjadi ramai. Petugas keamanan segera mendatangi mereka dan mencegah Steven yang tampak masih ingin menghajar Niko.

Secepat kilat Dina mendekati Niko dan membantunya bangun. Darah segar menetes dari hidung dan sudut bibir pria itu.

Dengan perasan cemas dan menyesal, Dina ingin menghapus darah di wajah Niko dengan jemarinya.

Baru saja tangannya menyentuh kulit Niko, ia ditarik dengan kasar oleh Steven. Tanpa mendengar teriakan protes Dina, Steven menyeretnya meninggalkan kafe.

Dina masih terus berusaha melawan dan menoleh ke arah Niko. Terlihat Niko yang berusaha mengejar mereka dicegah oleh petugas keamanan.

Air mata Dina menetes. Ia benar-benar sedih dan merasa bersalah melihat wajah Niko yang memar dan berdarah.

Steven mendorong Dina masuk ke dalam mobil. Tanpa banyak bicara ia memacu mobil dengan kencang. Protes ngeri Dina sama sekali tidak ia acuhkan.

***

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komen kan, kawan2.

Evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang