36

115K 3.4K 87
                                    

36

Sebuah mobil sport mewah berhenti di depan rumah Dina. Seorang pria tampan nan gagah bersetelan jas keluar dari mobil. Dina tersenyum lebar menyambut tunangannya. Kekasih hatinya.

Cinta memang tidak bisa ditebak. Hanya dalam beberapa waktu saja, hati Dina sepenuhnya menjadi milik Steven. Ia benar-benar jatuh cinta pada pria itu.

Steven membalas senyum Dina.

Jantung Dina berdebar indah.

"Steve..." sambut Dina saat pria itu sudah berada di dekatnya.

Steven meraih Dina ke dalam pelukan, kemudian mengecup lembut bibirnya.

"Aku merindukanmu, Sayang," bisik Steven mesra.

Wajah Dina memanas. Sebenarnya ia juga merindukan Steven, tapi ia masih malu mengungkapkan perasaannya.

Setelah Steven melepas pelukannya, Dina mengajak pria itu masuk ke dalam rumah, berpamitan dengan ibunya, kemudian pergi.

Malam ini orangtua Steven mengadakan makan malam di sebuah restoran.

Dina berjalan berdampingan dengan Steven memasuki restoran mewah yang terletak di bilangan Batam Center.

Dari jauh, Dina melihat orangtua Steven mengobrol dengan sepasang paruh baya. Kayla juga ada di sana. Semakin dekat, Dina bisa melihat dengan jelas wajah kedua lawan bicara orangtua Steven.

Dada Dina berdebar tidak keruan.

Ibu Steven menyambut Dina dengan hangat. Setelah berkecupan pipi, Dina dikenalkan pada tamunya.

"Kenalkan Pak Frans, Bu Lara, ini calon menantu saya, tunangan Steven," kata ibu Steven dengan ceria.

Dina tersenyum kaku sementara pasangan suami istri itu tampak terkejut. Namun kemudian keduanya mengulas senyum palsu. Berkenalan dengan Dina seolah mereka tidak saling kenal sebelumnya.

"Sebenarnya pertemuan kita malam ini untuk membahas hubungan anak saya dan Kayla," kata Frans memulai kalimatnya.

Dina melirik Steven. Dari raut wajah Steven yang tetap tersenyum lebar, dapat dipastikan, Steven tidak tahu siapa kedua orang paruh baya ini. Orangtua Steven tersenyum lebar sementara Kayla tersenyum tipis.

"Keduanya sepakat untuk bertunangan," lanjut Frans lagi.

Steven melirik adiknya dengan kening berkerut.

Tepat saat itu, seorang pemuda gagah menghampiri meja mereka dan menyapa dengan ramah.

Seketika wajah Steven memucat, sementara Dina dingin membeku.

"Kenalkan, ini anak saya, Niko," kata Frans dengan senyum mengembang.

Tiba-tiba Dina merasa mual. Terlihat Niko berbasa-basi pada orangtua Steven. Senyum-senyum ceria pun memancar dari wajah mereka semua.

Hanya Dina dan Steven yang terpaku tanpa bisa bergerak. Steven meraih tangan Dina. Tangan pria itu tak kalah dingin dari tangannya.

***

Evathink
IG : evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang