48

45.9K 2K 51
                                    

Teman2,
Novel karya2 saya tersedia versi buku cetak dan ebook.

Buku cetak READY STOCK, bisa diorder pada saya, WA 08125517788

Untuk ebook, tersedia di aplikasi berikut (unduh aplikasinya di playstore):

> Karya Karsa
> Play Buku
> Lontara

Cerita dilanjutkan di Wattpad sampai TAMAT!

48

Di pagi Minggu yang cerah, Steven pulang ke rumah orangtuanya. Tampak Kayla duduk santai di teras sambil tersenyum melihat ponselnya.

"Senyum-senyum sendiri, ada apa?" Steven mengacak sayang rambut adiknya.

Kayla melotot. Rambut panjangnya yang ikal di bagian ujung, terlihat mulai berantakan.

"Kakak!" Kayla cemberut sementara Steven menyeringai lebar.

"Papa dan Mama, di mana?

"Di dalam..."

Tanpa berkata apa-apa lagi Steven masuk ke dalam rumah.

"Mama," panggil Steven. Orangtuanya tidak ada di ruang keluarga. Steven celingak-celinguk mencari sosok kedua orangtuanya. Ia berjalan ke belakang rumah. Orangtuanya terlihat sedang santai di taman di depan kolam renang.

"Mama, Papa," sapa Steven.

Kedua orangtuanya menoleh dan tersenyum.

"Steve, kau datang sendirian?" tanya Mia.

Steven tersenyum dan mengangguk.

"Sesekali ajak Dina ke sini, Steve, agar kami bisa lebih mengenalnya," kata sang ayah.

"Ya nanti, Pa. Dina lagi ke Malaysia."

"Liburan?" tanya Mia.

Steven mengangguk. "Oh, ya, Pa, Ma, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Papa dan Mama."

Kedua orangtuanya menatap penuh tanya.

"Ada apa?" tanya Ramon.

Steven menatap orangtuanya silih berganti. Ibunya terlihat serius menunggu kalimatnya.

"Aku dan Dina akan menikah minggu depan."

"Minggu depan?" tanya orangtuanya serentak dengan nada terkejut.

Steven mengangguk. Ekspresi kaget kedua orangtuanya membuat ia tersenyum dalam hati. Wajar saja kedua orangtuanya terkejut, rencananya awalnya ia dan Dina akan menikah tiga bulan lagi.

"Ada apa? Dina hamil?" tanya Mia blak-blakan.

Wajah Steven memerah. "Tidak, Ma." Bagaimana mungkin ibunya bisa berpikir Dina hamil? Steven bahkan belum pernah bercinta dengan tunangannya itu. Dina berprinsip kuat untuk menjaga makhkotanya hingga malam pengantin, dan Steven mendukungnya meski terasa sangat berat untuk menahan hasratnya pada kekasihnya itu.

"Lalu kenapa terburu-buru?" tanya Ayahnya heran.

"Dan juga, bagaimana bisa menyiapkan pesta pernikahan dalam seminggu??" tanya Ibunya setengah histeris.

"Tentang itu semua sudah aku atur, Pa, Ma."

"Tapi kenapa harus terburu-buru seperti ini?" tanya Mia.

"Aku mencintai Dina, Ma. Aku sudah tidak sabar menjadikannya istriku," kata Steven dengan mata menerewang mengingat Dina.

Kedua orangtua Steven diam. Kemudian terdengar helaan napas panjang keduanya.

"Baiklah. Kalau itu maumu, kami tentu saja sangat mendukung," kata Ramon.

Steven tersenyum lebar. "Terima kasih, Pa, Ma."

***

Evathink
IG : evathink

Halo, teman2
Untuk kamu2 yang sudah baca sejauh ini, apakah kamu sudah follow/ikuti akun wattpad saya?
Kalau belum, saya sarankan sekarang juga untuk follow/ikuti(caranya pergi ke profile wattpad Evathink, sentuh "ikuti/follow").

Jika kamu tidak mengikuti, kamu akan ketinggalan banyak informasi, karena hanya yang mengikuti yang bisa menerima pesan profile dari saya. Seperti ketika saya memberi tahu tentang promosi BACA GRATIS karya2 saya di Lontara App pada mei 2021, hanya yg sudah mengikuti saya yang mendapat pesan ini

Jadi jangan lupa FOLLOW/IKUTI saya agar tidak ketinggalan informasi.

Terima kasih^^

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang