Pagi ini Renjun bersemangat. Dia akan bekerja. Air yang digunakan untuk mandi terasa begitu menyegarkan.Dia akan hidup dengan baik mulai sekarang. Harus.
Jam setengah enam. Dia bangun, menelusuri rumah menuju tempat cucian dan dia menemukannya.
Wahhh.
Tempat cuci baju saja sebagus ini."Hngg... Injun ga tau caranya pakai mesin cuci... Em... Injun nanya siapa ya?"
"Injun pakai tangan aja nyucinya? Hmmm..."
Si mungil itu mencari buku panduan. Siapa tau ada.
Tapi tidak ada. Dia juga harus mulai bekerja sekarang.
Hanya mengandalkan naluri, anak itu memasukkan pakaian sang tuan ke dalam mesin cuci. Semua tombolnya sangat banyak.
"Semoga injun ga salah, ya Tuhan. Amin."
*
*
*
*
*"Plak!"
"Hampir membuat rumah ini terbakar, dimana otakmu hah?!"
"Kenapa tuan memberinya pekerjaan. Mencuci saja tidak bisa."
"Lihat mesin cuci dan baju baju tuan rusak! Siapa yang akan disalahkan HAH!"
"Hyunjin, dimana tuan sekarang?"
"Tuan sedang pergi. Sebentar lagi dia akan pulang."
"Dia gila. Aku benar benar tidak percaya ini."
"Tuan akan membunuh kita."
Flashback.
Menekan tombol yang salah, mesin cuci itu mengeluarkan asap. Mulai mengeluarkan percikan api hingga tangan Injun terkena dampaknya. Salah satu pengawal tuannya turun ke bawah, membawa alat pemadam.
Beberapa pelayan lainnya turun. Terkejut saat menatapnya menghanguskan pakaian tuan dan mesin cuci nya.
Dia mendapat tamparan, jambakan, tendangan berulang kali. Dan posisinya sekarang dia ada di lantai.
Tangisannya justru membuat mereka makin bersemangat. Bukan tanpa alasan, mereka sudah pernah dimarahi oleh Jeno.
Mengerikan.
Itu sebabnya mereka ketakutan setengah mati.
Sekarang mereka menyeret Renjun dengan kasar ke pintu. Saat anak itu mendongak untuk menatap mereka, kepalanya akan ditundukkan lagi. Salah satu dari mereka menginjak tangannya yang di lantai.
"Sebentar lagi tuan pulang. Katakan semuanya pada tuan. Jangan berbohong atau aku bersumpah akan membawamu ke titik dimana kamu berharap tidak akan dilahirkan."
15 menit Renjun duduk di sana berderai air mata.
Jeno membuka pintu, terkejut saat melihat Renjun di depan pintu dengan penampilan buruk. Dia sudah memberi tempat tinggal, makanan, air. Lalu kenapa Renjun seperti ini?
"Ada apa ini."
"Tuan- hiks. Maafkan saya.. Hiks."
Jeno mengedarkan pandangan, sadar bahwa pelayan lainnya menatap Renjun dingin.
"Berdiri. Ikut saya."
Renjun berdiri dengan perlahan, mengikuti tuannya. Dan pelayan lain berpikir, pasti tuan akan menghukumnya di ruang hukuman yang menakutkan itu.
Mereka masuk ke ruang kerja Jeno.
"Ada apa."
Renjun tak menatap Jeno, hanya menunduk. Menarik nafas panjang sebelum bercerita. Ini salahnya. Dan kenapa dia menangis?
KAMU SEDANG MEMBACA
NoRen: You
Romance*END** Noren story! Renjun tinggal di tempat penampungan sendirian, maksudnya tidak punya teman. Penampungan manusia. Kabur. Kabur dari tempat itu membuatnya terkena masalah yang lebih besar lagi. Sampai dia berharap untuk tidak dilahirkan. Masa...